13. Kenangan Kami

478 71 10
                                    

Waktu adalah sesuatu yang aneh, tidak bisa diperkirakan, dan mengandung banyak variabel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu adalah sesuatu yang aneh, tidak bisa diperkirakan, dan mengandung banyak variabel. Setidaknya itu menurutku, menurut pemikiran seseorang yang sering dipanggil tong kosong oleh tuan peringkat satu paralel.

Bagaimana tidak?

Pernah dengar kan ada pepatah bilang 'Biar waktu yang membuatmu lupa'? Well, waktu memang membuatku lupa, tapi waktu juga yang membuatku terlena. Kata lupa sama sekali jauh dari definisiku sekarang, karena saat ini aku hanya menumpuk satu kenangan dengan yang lainnya. Tidak ada hasrat dari dalam kalau aku ingin melupakannya, meskipun sekuat tenaga aku menginginkan lupa.

Adalah suatu petang, ketika aku dan Dowoon hendak naik bis menuju rumahku seperti biasa. Sekarang kami sedang gencar-gencarnya belajar karena uji coba akan dilaksanakan minggu depan. Tidak kupungkiri, belajar bersama Dowoon sangat membantuku untuk memahami materi dan menjawab soal. Iya... memang sih, tidak seratus persen bisa kujawab, tapi setidaknya lebih baik dari sebelumnya. Mengingat kapasitas kepalaku yang sangat mengharukan ini.

Tapi setidaknya aku masih lebih baik daripada Kang YounghyunㅡTuan peringkat bontot di kelas.

"Enak saja! Gelar itu sudah resmi aku turunkan padamu sejak kamu pindah kesini, tahu!" Itu elakan Younghyun tadi siang ketika aku, Wonpil, dan Sungjin makan di kantin –Kami sedang membicarakan peringkat hasil uji coba. Jangan tanya tentang Nayeon. Kalau aku tidak benar-benar sendirian, dia tidak merasa perlu menemaniku.

Benar-benar teman yang baik.

"Mana ada! Nilaiku lebih rendah darimu hanya pada saat matematika!" Giliranku sewot.

"Dan nilaimu lebih tinggi dariku hanya pelajaran kewarganegaraan!" Younghyun tak mau kalah.

"Nilai kalian berdua lebih rendah dariku di semua pelajaran." Yang terakhir, itu Wonpil, yang dengan kalem mendudukkan aku dan Younghyun yang sudah mulai ribut sampai berdiri. Sungjin menelungkupkan kepalanya di tangan, bahunya naik turun. Sudah kupastikan dia sedang menyembunyikan tawanya dari kami. Dia sering tertawa gemas hanya karena kelakuanku yang sepertinya jauh dari standar.

"Hei, tidak bisakah kalian berdua bicara secara santai? Kalian lupa ya kalau beberapa hari lalu ada insiden kain pel?" Wonpil menepuk-nepuk punggung Younghyun di sampingnya dan mengangguk-angguk ke arahku.

Akhirnya aku dan Younghyun diam.

Wonpil memang luar biasa.

Sungjin yang akhirnya mengangkat kepalanya, juga melakukan hal yang sama. Tangannya menepuk-nepuk pundakku.

"Sabar... sabar..." Katanya pendek, kemudian tersenyum. Apakah perlu kujelaskan bagaimana malaikat tersenyum dari dekat? Ah jangan, nanti kalian pingsan. Senyumnya itu, seperti semuanya menjadi gerakan lambat. Hanya ada aku dan Sungjin di depanku. Matanya bersinar, dan burung-burung terbang di sekitar kami, meledek dengan kicauannya.

"Ini minum, tengorokanmu pasti kering kan setelah bertengkar dengan Younghyun?" Apakah kalian dengar kata-kata nya yang syahdu, terlontar-lontar di gendang telinga? Tuhan, sekuat apapun aku menggerakkan tubuhku, mereka berkhianat pada otak yang mengendalikannya. Tubuhku beku. Bahkan, yang ini rasanya lebih-lebih dari sikap Dowoon kemarin di minimarket ketika aku minta maaf pada Younghyun.

Around the Amazing You || DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang