3. Tentang Rumah

735 96 32
                                    

Petang sudah lama lewat, tapi aku baru saja melangkahkan kaki dari bis, memasuki daerah baru tempatku tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petang sudah lama lewat, tapi aku baru saja melangkahkan kaki dari bis, memasuki daerah baru tempatku tinggal. Apa kalian berpikir aku baru saja pulang dari tempat les?

Haha. Tidak, belajar di sekolah saja sudah membuat kepalaku pecah dan tidak menghasilkan apapun, bagaimana jadinya jika aku ikut les yang metodenya sama? Bukannya itu sama saja dengan sekolah dua kali? Membuang uang, waktu, dan tenaga.

Tapi... ya, lihatlah, jadinya seperti aku ini. Bodoh, tidak mengerti apapun yang guru katakan di kelas. Hanya meraba-raba tiap kali menjawab soal ujian. Untuk yang sifatnya bisa di karang-karang, oke lah, aku aman. Tapi matematika? rasanya aku ingin menangis.

DARIMANA MEREKA SEMUA BISA MENEMUKAN POLA PIKIR YANG SERUMIT ITU?? SAMPAI AKU TERLAHIR KEMBALI JUGA TIDAK AKAN BISA MENGIKUTI NALAR MEREKA.

Sudah, sudah.

Jadi intinya aku pulang terlambat bukan karena ikut les.

Tapi aku mencari beberapa tempat untuk bekerja paruh waktu. Tadi aku sudah berkeliling di sekitar sekolah dan daerah dekat-dekatnya, tapi nihil. Entah itu penuh, butuh yang sedikit lebih tua dan menarikㅡdi sini aku merasa sedih dan tidak adil. Selebihnya mereka tidak mau menerimaku karena aku masih dan sudah kelas tiga.

DOSA APA MEMANGNYA MENJADI ANAK KELAS TIGA SMA??

Semoga tempat-tempat di dekat rumahku ini tidak terlalu sempit pikirannya seperti di sana,

dan juga semoga kakakku tidak tahu aku mencari-cari tempat bekerja paruh waktu. Namaku bisa dicoret dari kartu keluarga nanti, membuatnya hidup sendirian saja. Aku tidak mau membiarkan kakak sendirian, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukannya.

Tidak akan.

Pfuh... lelah.

Lebih baik aku melanjutkan besok saja.

Aku mengecek ponselku. Sudah jam segini, pantas perutku keroncongan. Aku makan ramyeon saja, kakak juga masih lama pulangnya. Tanpa kusadari, aku berada di dekat minimarket. Tanpa pikir panjang aku memasukinya, berharap bisa meredakan monster yang sudah mulai menggeliat diperutku.

Iya, ini salah satu dari sekian banyak kelemahanku : mudah kelaparan.

Aku sedikit terkejut, sedikit senang, dan sisanya biasa saja saat melihat wajah yang menyembul dari balik kounter.

"Woho... Kang Younghyun!"

"Oh? Kamu!" Dia juga sama kagetnya denganku.

"Wah! Kamu dipanggil lagi kerja disini ya? Syukurlah! Aku rasa pak tua itu masih punya hati juga. Apa dia minta maaf padamu?"

"Hah? Oh... iya, besoknya aku kira aku sudah dipecat, tahunya dia malah menelepon. Dia tanya aku ada di mana dan kenapa tidak bekerja. Ketika aku sampai, dia bilang uangnya sudah ketemu dan besok jangan terlambat lagi untuk masuk kerja." Katanya masih sedikit bingung.

Around the Amazing You || DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang