2. Surat, Cokelat, dan Lalat

874 99 12
                                    

Akhirnya suatu pagi, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana mejaku dipenuhi dengan lalat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya suatu pagi, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana mejaku dipenuhi dengan lalat... bukan, dipenuhi dengan segerombolan gadis-gadis yang entah darimana asalnya. Pusat mereka adalah anak laki-laki yang terlihat tidak peduli dengan keadaan sekitar, dan lebih memilih fokus pada tugas yang ia kerjakan.

Ada tugas?

Aku mau melangkah lebih dekat dengan bangkuku, tapi sepertinya lebih baik aku bertanya pada Wonpil saja, mengingat betapa tidak bergunanya aku memiliki teman sebangku. "Wonpil, hari ini ada tugas apa?" Meja Wonpil juga sama saja. Ramai. Tapi bedanya kalau yang di belakang sana ramai tidak penting, kalau disini ramai mengerjakan tugas.

Wonpil mendongak dari buku yang ia kerjakan. "Iya, tapi sepertinya kamu aman karena ini masih pertemuan pertamamu dengan guru itu." Katanya sambil tersenyum, kemudian kembali pada pekerjaannya. Aku melirik Sungjin yang duduk di samping Wonpil, kemudian tanpa aku sadari aku tersenyumㅡyang segera aku hentikan, bisa dianggap gila aku. Sungjin dengan serius juga mengerjakannya. Sesekali bertanya pada Wonpil bagian yang tidak ia mengerti. Entah kenapa aku suka melihatnya. Hehe.

Karena aku tidak mau mengganggu mereka, aku kembali ke bangkuku. Justru sekarang aku yang sangat merasa terganggu.

Jangankan duduk, mendekat saja aku tidak bisa. Kursiku sudah dipakai dua orang. Mejaku dipakai bersandar oleh sisanya – bahkan ada yang duduk di atasnya.

Aku menghela napas, sebelum mencoba meminta Kembali hak ku. "Permisiㅡ"

"PERGI SANA! APA URUSANMU?!"

Aku melongo.

Hah?

"Tapi itu bangkuku!"

Sesaat suasana kelas hening. Beberapa murid yang sedang mengerjakan tugas melongok keadaan kami.

"WHOAH JADI DIA ORANGNYA!!"

"JANGAN HARAP KAMU BISA MENDEKATI KAK DOWOON YA!"

"JANGAN CARI-CARI KESEMPATAN!"

Tiba-tiba pusat mereka beralih padaku. Aku hanya memandang mereka satu-persatu dengan pandangan panik.

KENAPA JADI AKU?!?

"HEH! BERISIK SEKALI SIH!! PULANG SANA!! MENGGANGGU TAHU!!" Seru Younghyun sambil menendang mejanya sendiri, membuat suara gaduh. Gadis-gadis itu memaki pada Younghyun, yang dibalas tawa tidak percaya laki-laki itu. "Pergi, atau kupanggil guru kelas kami! Biar dicatat nama-nama kalian itu! Dasar kurang kerjaan!" Serunya lagi. Gadis-gadis itu membalas dengan berteriak random, lalu kembali fokus pada pangeran mereka.

Aku menghela napas, tiba-tiba kepalaku pening.

Aku berjalan menuju bangku di sebelah Younghyun yang juga kosong. Benar juga ya? Kenapa aku memilih sebangku dengan pangeran kesiangan tidak jelas itu? Kenapa aku tidak memilih duduk di samping pegawai paruh waktu yang terlihat lebih 'aman' daripada dengan anak yang langsung menghindar di hari pertama bertemu?

Around the Amazing You || DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang