[6]

255 23 3
                                    

Pagi hari yang cerah ditemani awan - awan putih dan jalanan putih pada musim dingin, Yerin baru saja ingin berangkat ke kampus. Namun tidak sengaja kembali berpapasan dengan tetangga seberangnya.

Mingyu memberikan tatapan dingin seperti biasanya. Apa dia masih membenciku ? Pikir Yerin.

Yerin tak bergeming ataupun menyapanya seperti kemarin. Dia tidak ingin 1 kata yang keluar dari bibirnya akan memuncakkan emosi pria itu lagi.

Melihat Yerin yang diam sambil memandanginya seperti itu membuat Mingyu merasa aneh. Dia pun mendekatkan diri pada Yerin dan menepuk kening gadis itu.

"Auww.." Pekik Yerin. Pasalnya tepukan Mingyu cukup kuat untuk membuat keningnya merah.

Namun tidak hanya bekas merah yang menghiasi keningnya. Ada selembar sticky note yang menempel. Yerin mengambil kertas itu dan membacanya tanpa menyadari Mingyu sudah pergi terlebih dahulu.

Kamsahamnida untuk makanan daruratnya semalam. Walau tawar dan terasa minyak, tapi tertolong karena kimchi instan yang kau pilih. Aku memaafkanmu.

Yerin tersenyum sumringah. Paginya menjadi lebih cerah bersamaan dengan perasaannya. Akhirnya tidak ada lagi yang membebani perasaannya. Yerin ingin membagi kebahagaan itu, tapi saat mencari keberadaan Mingyu, pria itu sudah tidak ada.

"Mingyu-ya.. Gomawoyo..." Teriak Yerin cukup kencang sampai Mingyu yang berada di lift dengan pintu masih terbuka dapat mendengarnya. Aish.. Dia membuatku malu saja. Ucap Mingyu dalam hati dan tetap diam seakan bukan dia orang yang bernama Mingyu.

°•♡•°

Kelas pertama telah selesai. Yerin menuju kantin kampus untuk menghilangkan kekosongan di perutnya. Karena tidak membeli bahan makanan lain selain untuk Mingyu semalam, dia jadi belum sarapan dan hanya meminum segelas susu. Sekarang perutnya benar - benar kelaparan. Rasanya seakan dia ingin memakan semua hal yang ada di kantin tersebut.

Setelah memesan makanan, Yerin mencari tempat duduk yang kosong. Kantin tersebut cukup ramai dengan mahasiswa. Jadi cukup sulit untuk Yerin mencari tempat kosong. Namun beruntungnya Yerin karena masih tersisa meja kosong.

Dia pun mendekati meja tersebut. Saat dia menaruh nampannya. Seseorang juga meletakkan nampan makanannya.

"Jungkook-ah.." Panggl Yerin.

"Aa~ Yerin-ah.." Senyum Jungkook.

"Bolehkah saya duduk di sini juga ?" Tanya Jungkook.

"Silahkan." Balas Yerin.

Mereka pun menarik kursi yang saling berseberangan. Yerin tidak membuka suara. Dia asik menikmati makanannya karena perutnya sudah sangat kelaparan.

Jungkook yang melihat itu hanya bisa tersenyum memakan sandwichnya sambil melihat cara makan Yerin yang terlihat seperti orang yang belum makan seminggu.

"Kau tidak makan berapa lama ? Lahap sekali." Kata Jungkook.

Yerin menghentikan suapan di sendoknya. Menutup mulutnya yang sedang mengunyah dengan tangan agar mulutnya tidak terbuka.

Setelah merasa makanan pada mulutnya sudah tertelan, Yerin membalas ucapan Jungkook. "Mianhae, Jungkook-ah. Semalam aku hanya makan sedikit dari sisa makanan yang ku buat untuk Mingyu. Dan paginya, aku lupa jika aku tidak membeli persediaan makanan, jadinya sekarang aku baru makan."

"Kau ini. Karena memikirkan Mingyu, kau sampai tidak memikirkan dirimu sendiri." Kata Jungkook.

"Habisnya aku merasa sangat tidak enak karena membuat kesalahan dengannya. Tapi berkat saranmu, Mingyu sekarang sudah benar - benar memaafkanku. Gomawoyo Jungkook-ah.." Kata Yerin

"Cheonmaneyo. Aku penasaran ?! Memang apa yang membuat Mingyu sampai semarah itu padamu ?" Tanya Jungkook memasukkan potongan terakhir sandwichnya.

"Sepertinya aku tidak bisa mengatakannya padamu. Aku takut Mingyu kembali kesal padaku." Kata Yerin. Namun alasan lainnya karena dia juga sedikit malu dengan keteledoran yang telah dibuatnya. Tapi dia jadi membuat Mjngyu sebagai alasan. Mianhaeyo, Mingyu-ya.. Ucap Yerin dalam hati.

"Baiklah. Aku tidak bisa memaksa."

Yerin kembali memakan makanannya. Sampai seseorang kembali menaruh minuman di meja mereka.

"Aku boleh gabungkan ?" Tanya Eunha dengan nada ceria dan senyum manis seperti biasa.

"Tentu saja." Balas Yerin dan diikuti senyuman khas milik Jungkook.

"Yerin-ah.. Kau makan banyak sekali." Kata Eunha.

"Aku lapar, Eunha-ya.."

"Enak ya sepertinya badanmu tidak akan cepat membesar jika makan banyak." Kata Eunha. "Kalau aku pasti bertambah besar." Lanjutnya.

"Tapi badanmu sudah sangat ideal. Kalau aku, hanya untuk menambah berat badan saja sulit. Sampai sekarang tinggiku juga tidak bertambah walaupun banyak makan."

"Enaknya. Aku iri padamu." Ucap Eunha sedikit bercanda.

"Perempuan selalu saja membicarakan berat badan mereka." Sahut Jungkook.

"Kalian berdua tetap cantik walaupun dengan badan seperti apapun." Jawab Jungkook.

"Tapi jujur saja, kau juga pasti selalu mencari gadis yang cantik dan memiliki tubuh yang ideal." Balas Eunha.

Setelah itu mereka berdua berdebat dengan isi pikiran perempuan dan laki - laki. Yerin tidak ikut campur dalam pembicaraan mereka. Dia kembali memakan makanannya sambil menahan rasa senang yang berlebihan di dalam dirinya.

Jungkook tadi bilang aku cantik atau Eunha ?? Walau belum tau pasti siapa yang dituju. Yerin sudah berbunga - bunga terlebih dahulu.

°•♡•°

Next chapter >>
     
     
     
"Ada apa ini ??"
     
     
      
"Saya memang tidak bisa membantu. Tapi..."
      
      
     
"Apa lagi kali ini ???"

°•♡•°

Crazy Love [Mingyu & Wonwoo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang