Hari ini hari sabtu. Kampus libur dan tidak ada kuliah pengganti. Berarti ini hari pertama Yerin akan ke Yoonga Cafe. Dia cukup gugup saat ini.
Berbeda dengan Hoonzi Cafe, di Yoonga Cafe tidak ada yang dia kenal seorangpun. Dia tidak tau suasana cafe itu. Namun jika dilihat dari cara berpakaiannya, Yerin dapat menebak jika cafe itu terkesan dewasa.
"Pakaianmu terlihat berbeda." Ucap Mingyu terkejut.
Ini pertama kalinya Mingyu melihat Yerin mengenakan sebuah kemeja dengan rok sebagai bawahan yang terlihat feminim dengan riasan tipis diwajahnya. Mingyu sedikit terpukau dengan penampilan gadis itu. Pasalnya di Hoonzi Cafe, Yerin akan berpakaian layaknya kuliah. Karena Jihoon sendiri tidak menentukan seragam tetap, hanya harus sopan.
"Nde. Kata Jihoon, Yoonga Cafe memang mengharuskan pegawainya memakai kemeja dan rok untuk bawahannya bagi perempuan." Jelas Yerin.
"Lalu riasan itu ?"
"Kau menyadarinya ?" Tiba - tiba Yerin menyentuh pipinya karena malu. "Apa terlihat aneh ?"
"Aniya. Itu cocok untukmu." Puji Mingyu.
Yerin menghembuskan nafas lega. "Untunglah aku kira akan jelek."
"Kau tegang sekali. Tenanglah ! Yoongi yang pemilik cafe itu katanya lebih baik dan santai daripada Jihoon."
"Aku tetap tegang karena aku tidak mengenal siapapun." Balas Yerin.
"Baiklah." Balas Mingyu datar seadanya.
°•♡•°
Sesampainya di Yoongi Cafe. Kesan pertama yang dilihatnya adalah elegan dan dewasa. Berbeda dengan Hoonzi Cafe yang santai.
"Kau sudah sampai ?" Sapa seorang bermata sipit wajahnya mirip Jihoon.
"Anda ??"
"Salam kenal." Yoongi memberikan tangannya yntuk berjabat tangan. "Saya Min Yoongi. Owner cafe ini. Aku sudah mendengarnya dari Jihoon. Aku berterima kasih sekali kau mau membantu kami di sini. Cafe ini memang sedang membutuhkan tambahan pelayan."
"Harusnya aku yang terima kasih karena dipekerjakan di sini. Lagipula kau juga yang menggajiku." Senyum Yerin. Dibalas senyuman Yoongi.
"Setelah ini kau langsung saja bekerja. Cara kerjanya sama dengan Hoonzi Cafe, hanya di sini harus lebih sopan lagi." Yerin tertawa. Pasti Yoongi menyindir Soonyoung yang kadang seenaknya sendiri pada pelayan.
Bukan seenaknya sendiri dalam konteks negatif. Hanya pria itu terkadang melayani pelanggan seperti temannya sendiri.
"Baik."
"Selamat bekerja."
Beberapa lama Yerin menjadi pelayan di sini. Dia sudah bisa beradaptasi dengan baik. Tidak ada perbedaan dalam cara melayani di 2 tempat itu.
Bel pintu cafe berbunyi. Otomatis Yerin yang dekat pintu berkata, "Selamat datang."
"Yerin-ah.."
"Jungkook-ah.."
"Kenapa kau di sini ?" Kata keduanya. Lalu mereka sama - sama tertawa karena ucapan keduanya.
"Aku sedang bekerja."
"Kau pelayan baru di sini ?"
"Nde. Kau sendiri ?"
"Aku juga ingin bekerja."
"Jadi pelayan juga."
"Aniyo. Aku akan mengisi panggung di sana." Tunjuk Jungkook pasa panggung yang berada di ujung cafe.
"Jeongmal ? Kau bisa bernyanyi ?"
"Jangan ragukan suaraku ini." Yerin terkekeh.
"Sejak kapan kau bernyanyi di sini ?"
"Entahlah. Aku tidak ingat. Yang pasti sudah sangat lama sebelum kau bekerja di sini."
"Daebak."
"Apa hebatnya ? Kerjaku ini tidak menentu. Hanya menunggu panggilan untuk manggung baru dapat uang."
"Tapi itu sudah hebat untukku."
Jungkook tersenyum. "Sudah ya. Aku ingin melakukan pertunjukkan. Kau juga kembalilah bekerja."
"Nde. Hwiting !"
Berselang beberapa detik. Jungkook sudah siap di atas panggung. Dia mempertunjukkan nyanyiannya yang merdu terdengar di telinga Yerin. Dia terhanyut dalam lantunan musik Jungkook.
Aku akan selalu menunggu hari - hari libur seperti ini.
°•♡•°
Next chapter >>
"Aku membuatkan makanan."
"Aku sangat suka."
"Minta lebih lagi."
°•♡•°
Happy new year untuk para reader
Semoga ditahun 2018 ini, saya bisa secepatnya update dan tidak membuat cerita ini membosankan bagi para reader 😊Selamat menikmati tahun baru 2018
Ditahun baru saya mau nambah tokoh baru nih..
Kira - kira siapa ya ?? 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love [Mingyu & Wonwoo Fanfiction]
FanfictionApa kau tau ?? Kau itu benar - benar gila. Semua yang kau lakukan terlihat gila di mataku. Tapi apa kau juga tau ?? Jika kegilaanmu membawa perubahan dalam hidupku. Kamu memperlihatkan bahwa hidup tidak hanya sebagian kecil dari kesedihan ataupun ke...