[17]

121 17 20
                                    

"Kau yakin bisa kuat di sana ?" Khawatir Mingyu.

Hari ini jadwal Yerin kembali diganti ke Yoonga Cafe. Sedari tadi Yerin juga terlihat lemas untuk bekerja. Pasalnya dia baru saja patah hati dan sekarang Yerin akan bertemu orang yang membuatnya patah hati di Yoonga Cafe.

"Aku pasti kuat. Kau tidak perlu khawatir." Tegar Yerin memukul dadanya dengan bersemangat. Pura - pura mengabaikan rasa nyeri yang menyerangnya sedari kemarin.

"Bagaimana aku tidak khawatir jika sedari tadi kau terus bengong seperti itu. Bisa - bisa makanan dan minuman yang kau bawa nanti tumpah karena kau tersandung." Kata Mingyu bukan tanpa alasan.

Yerin yang terus bengong dan tidak fokus pada apapun membuatnya khawatir. Apalagi saat dia hampir saja memotong tangannya sendiri saat memegang pisau.

"Sekarang aku sudah lebih baik." Yakinkan Yerin lagi.

Yerin sendiri bingung. Bukan pada dirinya. Tapi pada Mingyu. Pria itu terus saja mengkhawatirkannya dan menyuruhnya untuk izin kerja. Padahal Yerin sudah benar - benar baik. Dia sudah tidak ingin memikirkannya, walau tidak ada jaminan jika dia bertemu lagi dengan Jungkook nanti.

"Kau yakin ?" Yerin mengangguk mantap.

"Baiklah jika kau sudah lebih baik. Tapi jika kau mulai merasa sakit, nyeri atau apapun, segera hubungi aku !"

"Kenapa kau jadi seperti orang tua yang melepas anak SD ya ?!" Kekeh Yerin membuat Mingyu malu.

"A-apa salahnya ? Kau yang membuatku khawatir saat acara kemarin. Untung saja kau tidak memberontak dan membuat keributan."

"Jangan membahas itu lagi. Itu membuatku malu. Ini pertama kali aku patah hati tau."

"Kau bisa malu juga." Sindir Mingyu.

"Memangnya aku orang gila sampai tidak tau malu ?!" Kata Yerin sedikit meninggikan suaranya.

"Memang." Mingyu segera kabur setelah mengatakan persetujuan kata - kata gadis itu.

"Yak !! KIM MINGYU !!" Saat ingin melempar balasan, pria itu sudah kabur keluar kamar. Menyisakan seukir senyuman di wajah Yerin.

°•♡•°

Yerin sudah sampai di Yoonga Cafe. Pertama kali yang dilakukannya adalah memperhatikan sekitar. Mencari apakah Jungkook ada atau tidak.

Ok. Mungkin kali ini Yerin terlalu khawatir. Jungkook tidak mungkin datang sepagi ini. Dia hanya penyanyi panggung yang bisa datang sesukanya.

Karena sesukanya, Yerin tidak sadar jika dia menghalangi jalan seseorang yang ternyata..

"Ehem.."

"Aigoo !! Jungkook-ah." Terkejut Yerin melihat Jungkook dengan seseorang di sampingnya.

"Mian mengagetkanmu. Kau sedang mencari siapa ?"

"A-aniyo. Kalian kenapa bisa datang berdua ?" Tanya Yerin mengalihkan pertanyaan.

Senyum Eunha mengembang lalu berkata, "Kami sudah jadian."

Senyum paksa Yerin. "Wahh.. chukkahaeyo."

"Gomawo ne. Kamu orang pertama yang kami beritahu." Kata Eunha.

"Aku merasa terhormat." Kekeh Yerin.

"Aku harus segera bekerja. Nikmati waktu kalian berdua."

Setelah mengatakan itu, Yerin bergegas menuju ruang pegawai. Sambil memasang apron, dia menghadap tembok dn memunggungi semua orang. Menutupi air matanya yang sedikit demi sedikit semakin deras.

'Jika kau mulai merasa sakit, nyeri atau apapun, segera hubungi aku !'

Ucapan Mingyu tiba - tiba terngiang di kepalanya. Yerin secara otomatis menghapus air matanya dengan cepat. Tidak boleh. Aku tidak boleh menyusahkan Mingyu lebih dari ini. Hwiting Park Yerin !

Namun cobaan Yerin lebih berat dari dugaannya.

Ketika Jungkook memberikan penampilannya. Permainannya dikhususkan untuk Eunha.

Lalu permainan selanjutnya, Jungkook meminta Eunha untuk bernyanyi bersama dan itu membuat dada Yerin sangat sesak.

Ditambah Yerin melihat mereka bermesraan. Sungguh. Ingin rasanya Yerin menangis dan kabur. Tapi dia tidak bisa. Dia harus profesional. Namun perasaannya tidak bisa ditahan. Dia butuh seseorang yang bisa mendengarkan perasaannya sekarang.

Drrt..

Drrt..

"Yerin-ah.. Ponselmu berbunyi dari tadi. Angkatlah ! Mungkin penting." Kata salah satu pelayan.

Yerin mengambil ponselnya dan berjalan keluar melalui pintu belakang.

"Yeobosaeyo ?"

"Yeobosaeyo, Yerin-ah.."

Mendengar suara Mingyu, akhirnya air mata Yerin lolos. "Yerin-ah.. kau kenapa ?? Ya !! Jangan buat aku khawatir. Yerin-ah, jawab aku !!"

"Gwaenchana. Nan gwaenchana." Ucap Yerin sambil menghapus air matanya.

"Tidak apa - apa bagaimana ?! Apa kau menangis ?"

"Ani. Aku tidak menangis. Aku sedang tertawa."

"Kau kira aku bodoh, tidak bisa membedakan suara tangis dan tertawa !"

Sekarang Yerin benar - benar tertawa. "Benarkan aku tertawa."

"Terserah kau saja. Tapi kau benar - benar tidak apa - apa ?"

"Nan gwaenchana. Tidak perlu khawatir."

"Baiklah. Jika ada apa - apa segera hubungi aku !"

"Nde."

"Baik aku akan tutup telponnya."

"Nde."

"Terima kasih sudah membuat perasaanku lebih baik." Gumam Yerin masih menempelkan ponsel di telinganya.

"Mwo ?"

Yerin membulatkan mata. Jadi dia belum menutup telponnya ?! "Andwae. Ada yang memanggilku. Ku tutup telponnya ya."

"Nde." Jawab Mingyu.

Tutt..

"Gomawo Mingyu-ya." Kata Yerin sambil membersihkan sisa air mata dikelopak matanya sebelum kembali masuk cafe.

°•♡•°

Next chapter >>
      
      
      
"Kenapa aku selemah ini ?"
       
       
       
"Sayangnya kau salah menaruh hati."
      
      
     
"Jika aku tidak berperasaan, tidak mungkin aku bisa memilikimu sekarang."

°•♡•°

Keliatannya chapter ini kurang seru. Aku akan buat chapter selanjutnya lebih menarik. Semoga suka ya 😂

Mian kalau konfliknya kurang mainstream

Bye~

Crazy Love [Mingyu & Wonwoo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang