[24]

147 13 17
                                    

Flashback
'Jadian dan Putus'

"Jihae-ya...?!" Mingyu terkejut saat menemukan Jihae sudah ada di depan pintu ruang OSIS.

"Ohh.. Kau sudah selesai."

"Kau sedang apa di sini ?" Bingung Mingyu.

"Ada yang ingin ku katakan."

Mingyu menunggu Jihae melanjutkan perkataannya. Cukup lama Jihae diam. Ingin berkata, tapi selalu dibatalkan.

"Apa ini tentang yang kemarin ?" Melihat ekspresi terkejut Jihae, Mingyu sudah mengetahui jika tebakannya benar.

"Tidak usah dipikirkan. Aku sudah merelakanmu." Senyum Mingyu sambil mengusap rambut Jihae. Mingyu memang mengatakan yang sebenarnya karena dia terbawa emosi kemarin. Tapi rasa sakit di dadanya tetap masih ada, walau senyuman itu terlihat tulus.

"Tapi aku berubah pikiran." Mingyu menghentikan usapan di rambut Jihae. "Aku salah mengira Wonwoo menyukaiku. Tapi ternyata tidak. Wonwoo sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padaku. Aku salah mendengar. Jadi walaupun aku menerimamu, tidak akan ada yang berubah dengan pertemanan kita." Senyum Jihae.

Namun Mingyu terlihat ragu - ragu. "Kau serius ?" Karena matamu mengatakan lain.

"Nde."

Mingyu memeluk Jihae. Aku tidak tau ini berita baik atau buruk. Tapi untuk saat ini biarkan aku bersamamu. Setidaknya sampai aku sadar jika kau bukan milikku. "Gomawoyo Jihae-ya."

°•♡•°

"Jihae-ya, mau makan di kantin ?" Ajak Mingyu.

Setelah Jihae menerima Mingyu. Semua kembali semula. Kecuali Wonwoo. Jihae merasa..

Wonwoo menghindarinya.

"Boleh. Aku bawakan bekal untuk kalian juga." Kata Jihae sambil mengeluarkan bekal yang dia maksud.

"Tapi sepertinya Wonwoo tidak ikut. Saat aku mengajaknya dia langsung pergi, katanya ada urusan." Kata Mingyu.

"Begitu ya." Ekspresi sedih nampak di wajah Jihae.

"Jadi kau mau makan di mana ?" Tanya Mingyu.

"Terserah kau saja." Kata Jihae.

[Hana]

"Kalau begitu di kantin saja." Kata Mingyu.

Selama perjalanan Mingyu berusaha mencari topik untuk mengabaikan para mata yang terus memperhatikan mereka. Mungkin karena mereka yang biasanya bertiga sekarang hanya berdua yang terasa tidak nyaman untuk Mingyu dan juga Jihae.

Mata orang - orang melihatnya seakan mereka tokoh utama dalam sebuah film. Apa ada yang salah denganku ? Sampai selalu diperhatikan seperti ini. Resah Mingyu.

"Jihae-ya, aku dengar di dekat distrik ada toko buku yang menjual buku ujian dengan harga murah.  Kau mau ke sana ?" Ajak mingyu. Menemukan topik yang tiba - tiba terlintas.

"Jinjja ? Boleh. Kita memang membutuhkan buku itu." Exited Jihae.

"Setelah pulang sekolah kita langsung ke sana ya."

Jihae mengangguk. "Kau sudah bilang Wonwoo ? Diakan suka dengan buku, dia pasti tau buku apa yang kita butuhkan."

Mingyu menghela nafas. "Aku sudah mengajaknya, tapi dia menolak. Dia bilang tidak bisa hari ini."

"Sayang sekali." Kecewa Jihae.

"Apa lain kali saja, tunggu Wonwoo bisa ?" Saran Mingyu.

"Gwaenchana. Kita bisa pergi hari ini. Kalau Wonwoo ingin pergi, nanti kita bisa ke sana bersama untuk mengantarnya, benarkan ?"

Crazy Love [Mingyu & Wonwoo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang