Semakin mendekati ulang tahun kampus. Karena tinggal beberapa minggu lagi, Yerin sampai membawa beberapa pekerjaan di hima ke apartemen Mingyu.
Semoga Mingyu tidak marah karena kamarnya berantakan dengan kertas - kertas yang berserakan. Hari ini Yerin kembali pulang lebih cepat dan sedang menyelesaikan pembuatan amplop untuk surat - surat yang akan ditulis para mahasiswa.
Amplop ini harus segera diselesaikan. Jika tidak, mahasiswa/mahasiswi tidak akan ikut berpartisipasi dalam acara kali ini. Awalnya hima sudah memesan amplop ini pada percetakan kertas. Tapi karena salah satu mesin dipercetakan itu rusak, pihak percetakan jadi harus membatalkan beberapa pesanan. Termasuk pesanan amplop ini. Tidak profesional. Kesal Yerin.
Ada 3 warna amplop yang harus dibuat. Warna pink untuk perempuan yang ingin memberikan surat itu ke laki - laki yang disukanya. Warna biru untuk laki - laki yang ingin memberikan surat itu ke perempuan yang disukanya. Lalu warna putih untuk ucapan terima kasih pada kampus.
Masing - masing amplop dibuat 300 lembar dan khusus amplop putih 600 lembar. Karena setiap ada yang mengambil amplop pink atau biru, harus mengambil amplop putih juga. Dan itu cukup membuat tangan Yerin kesakitan karena membuatnya. Setidaknya setengah amplop sudah dikerjakan di kampus bersama anak hima, sisanya tinggal dia yang buat. Dia merasa ini tanggung jawabnya sebagai pencetus ide, bahkan dia harus izin pulang cepat dari kerjanya untuk menyelesaikan ini.
Jam menunjukan pukul 10 malam. Sebentar lagi Mingyu akan pulang. Dia harus segera membereskan sampah kertas ini.
°•♡•°
Pip..
Suara pintu terbuka, memunculkan Mingyu dengan muka lelah sehari - harinya. Namun muka lelahnya itu berubah saat melihat banyak kertas berserakan di kamarnya. Dia tau siapa pelaku kekacauan ini.
Saat hendak mengomeli si pelaku itu, namun Mingyu terdiam sejenak. Lalu menghampiri gadis yang tertidur di atas meja sambil memegang amplop dan lem ditangannya.
Mingyu tersenyum geli. Dilihatnya coretan pada selembar kertas menandakan jumlah amplop yang telah dibuat. Tinggal 4 lagi maka amplop itu mencapai target.
Mingyu pun membersihkan beberapa potongan kertas yang menempel wajah Yerin. Mengambil lem dan kertas amplop yang hampir jadi di tangan Yerin.
"Ehm.. Kau sudah pulang." Seperti biasa Yerin selalu terbangun saat benda - benda di sekitarnya di ambil.
"Nde. Kembalilah tidur !" Kata Mingyu. Tidak tega membangunkannya. Terdengar dari suaranya jika Yerin sudah bekerja keras daritadi.
"Aniya. Aku harus membereskan semua ini." Tolak Yerin.
"Biar aku yang bereskan. Kau sudah kelelahan."
"Tapi kau juga pasti kelelahan." Kata Yerin terus berusaha membuka matanya.
"Kali ini jangan melawan. Kembalilah tidur. Kau tidak usah khawatir soal amplop - amplop ini. Aku yang akan menyelesaikannya." Ucap Mingyu. Walau sebenarnya dia sendiri juga lelah.
"Baiklah. Jika kau lapar, kau bisa mengambil mie instanku di laci." Ucap Yerin sambil kembali tertidur di meja.
Mingyu kembali tersenyum geli. Mereka berbincang cukup lama. Tapi Yerin sudah bisa kembali tidur seperti baru beberapa kata bicara.
Gadis aneh. Ucap Mingyu dalam hati sambil menggendong Yerin ala bridge style menuju tempat tidur. Sebeneranya kali ini giliran Mingyu untuk menikmati nyamannya ranjang itu. Tapi dia tidak tega dengan Yerin. Gadis itu sudah bekerja keras kali ini. Jadi Mingyu ingin memberikan kenyamanan untuk kerja kerasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love [Mingyu & Wonwoo Fanfiction]
FanfictionApa kau tau ?? Kau itu benar - benar gila. Semua yang kau lakukan terlihat gila di mataku. Tapi apa kau juga tau ?? Jika kegilaanmu membawa perubahan dalam hidupku. Kamu memperlihatkan bahwa hidup tidak hanya sebagian kecil dari kesedihan ataupun ke...