"Aku ingin barang kamu ke PT, boleh?" kataku saat di telepon.
"Iya. Tapi nanti pulangnya aku tinggal, Ha ha ha."
"Enggak niat banget."
Dia terkekeh, "tenang saja."
"Benarkah?"
"Iya, tenang saja. Tapi kamu yang bawa ya?"
"Justeru aku ikut kamu, karena aku malas bawa motor."
"Aku bercanda."
"Aku bayar bensin enggak?"
"Tenang saja, bensinku unlimited."
Aku tertawa. Dia juga.
"Jadi aku ikut kamu ya?"
"Iya."
°°°°°°
"Aku hari ini enggak masuk." temanku meneleponku.
"Kenapa?"
"Aku sakit."
"Nanti pulang, aku ke rumahmu."
"Ku tunggu."
"Nanti, aku sendiri di sekolah."
"Kan kamu punya banyak teman kelasmu."
"Kalau aku ingin berteman dengan mereka, mana mungkin setiap hari, aku menunggumu."
Dia tertawa. "Aku mengerti, memangnya kenapa sih kamu enggak mau berbaur dengan mereka?"
"Aku enggak suka saja. Malas."
"Ya sudah, kamu kapan berangkatnya kalau bicara denganku terus."
"Rasanya aku malas masuk."
"Nanti kamu enggak ketemu dia."
"Ah, kamu tau saja kelemahanku."
"Ha ha ha, ya sudah, kamu berangkat."
°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Short Story{Selesai} "Kamu tahu perasaanku saja, cukup." -Aku. "Malah menurutku kamu keren." -Dia. "Laki-laki akan luluh saat perempuannya berjuang!" -Temanku. --- Aku belajar dari dia, bahwa hak sebagai perempuan tidak menghalangi untuk mengungkapkan perasaan...