Maaf sebelumnya jika cerita saya ini terlalu garing, feelnya enggak dapet, atau alurnya kecepatan. Saya hanya penulis amatiran yang punya cita-cita menjadi penulis terkenal, wadduuhh..
Pertama-tama saya ingin membahas beberapa sebab awal munculnya cerita Batas.
Q: Kenapa judul cerita ini Batas?
A: Karena menyukai dan merindukan seseorang harus tahu Batas.
Q: Terinspirasi dari mana saya untuk membuat cerita ini?
A: Saya terinsipirasi dari kisah saya sendiri. Dimana saya mengungkapkan isi hati dan perasaan saya kepada laki-laki yang saya temui saat saya sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan di sebuah pabrik.
Q: Apakah isi dari semua cerita ini mengenai kejadian saya?
A: Tidak sepenuhnya. Hanya part-part awal yang benar-benar terjadi. Hanya saja di kejadian asli ungkapan itu saya sampaikan lewat pesan singkat, saya membedakan kejadian asli dan karangan ini agar karangan ini bisa berjalan dengan semestinya.
Q: Kenapa di cerita ini saya tidak memakai satupun nama?
A: Saya ingin pembaca bisa langsung merasakan peran 'aku' dalam cerita ini.
Q: Apakah respon si 'dia' di kejadian asli dan karangan sama?
A: Sama, disana dialognya saya buat sama dengan apa yang diucap. Sekali lagi, di kejadian asli semua berlangsung lewat pesan singkat.
Q: Kenapa peran di cerita ini sangat sedikit?
A: Sebenarnya banyak, hanya saja saya buat menjadi ringkas, yaitu peran 'temanku'.
Q: Apakah ending di kejadian asli dan karangan sama?
A: Sangat berbeda.
Jadi, isi dari cerita saya sengaja mencangkup percakapan semua. Nanti kalau ada waktu, saya akan buat cerita ini menjadi satu kisah bergenre Teen Fiction.
Terima kasih para readers, semoga kalian bisa menikmati cerita saya ini.
😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Conto{Selesai} "Kamu tahu perasaanku saja, cukup." -Aku. "Malah menurutku kamu keren." -Dia. "Laki-laki akan luluh saat perempuannya berjuang!" -Temanku. --- Aku belajar dari dia, bahwa hak sebagai perempuan tidak menghalangi untuk mengungkapkan perasaan...
