"Lama sekali, sih." dia kesal saatku baru saja duduk.
"Kamu kan yang ingin menungguku? Lagipula aku sering menunggumu seperti ini, pernah aku mengeluh?" aku sugukan dia dengan pertanyaan.
"Baiklah, baiklah. Rindumu masih ada?"
"Untuk apa? Bukankah hal itu menggangumu?"
"Rasa suka kamu padaku, gimana?"
"Gimana apa?" aku semakin bingung. Ini bukan seperti dia.
"Kamu masih suka padaku?"
"Memangnya hal itu penting untukmu?"
"Kamu tinggal jawab iya atau enggak!"
"Kamu merindukanku? Menyukaiku?"
Aku lihat dahinya berkerut, "Kamu malah menanyaiku kembali sih?"
"Aku sudah menduga, kamu enggak akan bisa jawab." aku meremehkannya.
"Kamu saja enggak jawab pertanyaanku."
"Kamu ingin jawabanku, sedangkan kamu enggak punya jawaban atas pertanyaanku, padahal pertanyaan kita sama."
"Jika ku jawab, apa kamu akan percaya?"
"Aku sudah menduga jawabanmu, enggak perlu kamu jawab. Dengan terus menunggumu, aku masih sanggup kok."
"Maksud kamu?" dia terlihat bingung.
"Kamu enggak menyukaiku kan? Aku sadar itu kok."
"Lalu?"
"Kamu juga enggak menaruh rasa apapun padaku, kamu hanya menganggap kita ini teman, aku juga paham itu."
"Terus?" tatapan dia padaku semakin lekat.
"Aku yang terlalu berharap padamu. Sampai-sampai aku berfikir kamu juga mempunyai perasaan yang sama padaku, sampai-sampai aku mengungkapkan perasaanku lebih dulu."
"Aku gagal." sekarang, aku yang berkerut mendengarnya.
"Maksudmu?"
"Jadi kalau aku menyukaimu juga, aku merindukanmu juga, kamu enggak akan percaya?"
"Maksud kamu?" aku benar-benar bingung sekarang.
"Minumlah kopi kesukaanmu ini, sudah ku bayar, nanti kamu langsung pulang ya." dia bangkit.
"Kamu mau kemana?"
"Aku ada latihan band. Ku tinggal ya." kemudian dia melesat tanpa menjawab pertanyaan terakhirku.
Apa maksud perkataannya tadi? Dia membuat otakku bekerja dengan tak semestinya.
°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
Short Story{Selesai} "Kamu tahu perasaanku saja, cukup." -Aku. "Malah menurutku kamu keren." -Dia. "Laki-laki akan luluh saat perempuannya berjuang!" -Temanku. --- Aku belajar dari dia, bahwa hak sebagai perempuan tidak menghalangi untuk mengungkapkan perasaan...