Kriiing! Bel pulang sekolah sudah terdengar . Siswa siswi di sma Merah Putih pun mulai keluar dari kelas masing-masing .
"Ana, gua pulang duluan ya. Soalnya mama nelfon nih katanya mau ke rumah tante dan gua harus ikut" kata alya sambil memasukkan buku-buku dan alat tulisnya
"Iya gapapa."
Alya langsung pergi meninggalkan kelas dengan buru-buru
"Bye Anaa!" Seru Alya.
Ana hanya membalasnya dengan senyum.
Ana langsung berdiri dan berjalan keluar kelas dengan hati-hati. Ana terlihat sangat Lemas karena lututnya sakit.
Genta langsung menghampiri Ana yang sedang berjalan menyusuri koridor kelas 11 sendirian.
"Mau gua bantu ke ruangan mama lo?" Suara itu terdengar jelas di telinga Ana. Mendengar suara itu, Ana langsung menengok kebelakang. Dan ternyata suara itu berasal dari Genta.
"Gausah. Gua bisa sendiri" jawab Ana dengan nada malas
"Kok lo lemes banget si? Kenapa?"
Genta langsung menghentikan langkah Ana."Udah udah gua gapapa. Lu pulang aja sana males gua liat lo "
"Sesebel apapun lo ke gua, ini masih tanggung jawab gua. Gua yang udah buat lo jatuh tadi. Gara-gara gua, lo lari ngejar gua sampai-sampai lo jatuh." Genta ngomong ke Ana dengan penuh penyesalan.
Ana hanya terdiam. Dan berfikir,
Ternyata Genta care juga ya orangnya. Eh astaga gua gaboleh muji dia. Gaboleh! Dia kan musuh gua. Dia yang buat gua kesakitan gini kata Ana dalam hati
"Woi! Diem aja lo."
"Hah i iya! Udah cepetan lo pulang aja Gen. Ntar Mama gua liat lo di deket gua ntar dia mikirnya macem2. Gua gapapa!" Kata Ana sambil mendorong Genta dan menyuruhnya pulang
"Iya gua pulang. Maafin gua ya . Bye"
"Maa, mamaa. Pak Ahmad katanya udah ada di luar mah"
Ana langsung memasuki ruang bk . Ruangan mamanya.
"Iya nak tunggu . Mama lagi tanda tanganin surat"
"Emang surat apa sih ma?"
"Inii, surat panggilan orang tua. Ada anak kelas X yang buat masalah tadi" balas mama.
"Wah. Baru kelas X udah buat masalah aja"
Gaes gua lupa ngasih tau. Gua udah kelas 11 di sma merah putih. Maaf yak
"Ma, itu pak Ahmad"
"Oh iya. Yuk"
Di tengah perjalanan pulang, Ana terlihat lemas.
"Eh anak mama kenapa? Itu lutut kamu kenapa di perban nak?" Tanya mama dengan penuh kekhawatiran.
"Gapapa mah. Cuman kecapean doang. Kalau soal lutut, tadi Ana jatuh. Ana lari trus tali sepatunya lupa diiket, eh keinjek deh . Jadi Ana jatuh" jawab Ana
"Lain kali hati-hati non" kata pak Ahmad yang sedang menyetir
"Bener tuh kata pak Ahmad. Makanya Ana jangan bandel. Pake lari-lari segala. Makanya kalau disekolah trus mau lari, tali sepatuna di cek dulu dong. Tuh kan akibatnya kalau nggak keiket," kata mama
"Iya pak Ahmad, Ma. Lain kali Ana hati-hati deh."
Sampai di rumah, Ana langsung masuk ke kamar dan mengganti pakaian .
"Mah, Ana makan duluan ya. Ana laper" kata Ana
"Iya nak. Makan duluan aja. Mama lagi nungguin papa pulang nih" jawab Mama
KAMU SEDANG MEMBACA
My Only Love
Teen Fiction"Ini, gua beli ikannya 2 . Yang warna biru itu anggap aja gua, dan ikan badut itu lo. Jadi setiap lo liat di aquarium lo, lo selalu ingat gua, dan ini tanda kalau kita udah ga musuhan lagi."