28

1.3K 109 17
                                    

Setidaknya, Tuhan masih mendengarkan doaku
KSJ (YSJ)

_________________________________________

Di salah satu ruangan di RS yang cukup bergengsi di Seoul, terlihat seorang namja yang tengah mengusap tangan dari namja yang tengah tertidur di ranjang pesakitannya.

"Aigoo, Jaeyie. Tubuhmu semakin kurus saja, saeng. Kau membuat hyung semakin merasa bersalah padamu" lirihnya, Minhyuk.

Syukurlah, namja di hadapannya sedang tidur sehingga ia tidak mendengar lirihan dari Minhyuk.

Appa, jebal, jangan mengajak Uri Jaeyie ketempatmu sekarang. Biarkan ia merasakan kebahagiaan, walau hanya sementara.

***

Di tempat lain, tepatnya di Rumah Keluarga Kim, terlihat Sora yang tengah mondar-mandir di ruang tamu.

"Aigoo, Hyukie. Kenapa belum pulang juga, chagi? Eomma khawatir padamu" lirih Sora sangat pelan.

Ceklek

Sigap Sora segera mendekati sesosok namja yang ia tunggu berada di binir pintu.

Hug

"Aigoo, Hyukie. Kau darimana saja, nak? Kenapa baru pulang sekarang? " tanya Sora cemas.

Minhyuk hanya tersenyum, kemudian mengelus punggung ibunya yang tengah memeluknya.

"Mianhae, eomma. Aku baru pulang sekarang. Tadi, aku bertemu dengan teman lamaku semasa SMA. Jadinya, Hyukie mampir sebentar kerumahnya" dusta Minhyuk.

"Ah, begitu. Cha, apa kau lapar? Spa perlu eomma buatkan makanan untukmu? " Tanya Sora.

"Ani, tak usah eomma. Aku juga sudah makan disana" tolak Minhyuk.

"Ah, nde. Baiklah. Kalau begitu istirahatlah. Sekarang sudah larut malam. Tak baik terus-menerus tidur terlalu larut. Tak baik untuk kesehatan" nasihat Sora.

"Nde, eomma. Kalau begitu aku kemari dulu, nde? " pamit Minhyuk.

Sora mengangguk lalu mencium dahi Minhyuk yang tertutupi poni.

"Jalja la"

***

Sudah 5 hari ini, Minhyuk selalu mengunjungi adiknya. Dan yah, itu mengundang tanda tanya bagi keluarganya. Mereka belum mengetahui alasan Minhyuk jarang dirumah.

"Cha, Jaeyie. Suapan terakhir, saeng~"

Nyam

Sungjae tersenyum sembari mengunyah makanannya. Minhyuk yang melihatnya merasa gemas.

"Aigoo... Neomu gwiyeowo... " puji Minhyuk sambil mencubit gemas adiknya.

"Akh, appo. Lepaskan hyung! " pekiknya sembari menepis tangan Hyungnya dari pipinya.

Ceklek

"Wah, makanannya sudah habis? Baguslah. Cha, saatnya minum obat kemudian pemeriksaan rutin, Jae-yah" ujar Eunkwang yang baru saja datang dan mengambil posisi di samping Minhyuk.

"Heum" Sungjae mengangguk lucu.

Minhyuk membantu adiknya minum obat. Membantunya menyiapkan air minum.

Gluk gluk gluk

Sungjae mengerutkan wajahnya. Tak lupa lidahnya sedikit terjulur. "Wuueekk, pahit!! " pekiknya.

Minhyuk mengusak gemas rambut adiknya. "Cepat sembuh, saeng"

"Nde, hyung. Aku takkan menyerah-""

Sebelum aku meluruskan seluruh kesalah pahaman yang terjadi, hyung.

"Cha, kemarilah. Biar hyung bantu" Minhyuk membantu adiknya untuk menuruni ranjangnya lalu berdiri. Eunkwang ikut membantu dengan memegang infus Sungjae.

"Apa kau kuat berjalan? Apa perlu dipakaikan kursi roda? Atau mau digendong dipunggung hyung? Atau... "

"Geumanh, hyung. Aku bisa jalan sendiri. Aku bukan anak manja, hyung" potong Sungjae sebelum Minhyuk meneruskan pertanyaan beruntunnya.

"Cha, kajja! "

***

Dilain tempat, lebih tepatnya di rumah kediaman keluarga Kim, terlihat dua orang namja yang umurnya hanya berbeda setahun duduk bersama di atas sofa sembari bermain games.

Player 1 game over

"Ah, shit! Kenapa kalah lagi?! " erang yang lebih tua.

Yang lebih muda hanya mengendikkan bahunya sembari mengunyah cookies yang entah dari mana asalnya. "Akui sajalah, hyung. Aku lebih hebat bermain game daripada dirimu"

"Yak! Kim Tae hyung! Ini ke-5 kalinya kau menyindirku. Berhentilah! " tegur yang lebih tua, Ilhoon.

"Dan tadi itu, adalah kekalahanmu yang ke-5 kalinya, hyung" sindir Taehyung.

Hening. Ilhoon malas menanggapi adiknya itu.

"Yak, Tae-yah. Apa kau tak merasa aneh pada Minhyuk hyung? " tanya Ilhoon memecah keheningan.

"Heum, wae? "

"Bukankah akhir-akhir ini Minhyuk hyung terlihat mencurigakan? Ada urusan apa dia sampai pulang larut malam sekali? Bukannya Minhyuk hyung baru kembali bertugas hari Jumat nanti? Ada urusan apa dia? " cerocos Ilhoon.

"Ya, itu sangat mencurigakan, hyung. Aku juga heran, bagaimana bisa Minhyuk hyung sesibuk itu? Pahadal hari liburnya masih ada 5 hari" timpal Taehyung.

"

Heum, nde. Apa perlu kita mata-matai Minhyuk hyung? " usul Ilhoon.

"Mwo?! Bukankah itu terlalu lancang hyung? Sebaiknya kita tanya saja" tolak Taehyung.

Pletak

"Awwhh... "

"Yak! Kau kira Minhyuk hyung akan mengatakan yang sebenarnya kalau kita bertanya padanya? Pada eomma saja ia berbohong, apalagi pada kita. Pabo ya! " kesal Ilhoon dengan suara keras.

"Sshhh, hyung, kau membuat telingaku berdengung-"

"-nde, nan arrayo! Tapi tak ada salahnya mencoba?" ujar Taehyung meyakinkan.

"Ck, lebih baik langsung telusuri sendiri saja"

"Hhh, terserah, hyung saja"

"Kajja!!! "

***

"Yak!! Jogi!! Jogi!! "

"Wah, yang benar saja"

"Ambil gambar, hyung! Palli!! "

"Nde... "

Jepret

"Cha, ayo pulang!! "

"Kajja!! "







TBC

Really? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang