Really? (END)

30

"Jangan menganggap dirimu sendirian didunia ini. Ingatlah, semua hal yang telah terjadi pasti memiliki makna tersendiri. Karena itu,... Kumohon,.... Jangan menyerah! "
KMH (YMH)

_________________________________________

TIN TIN TIN

Minhyuk memencet klakson berkali-kali akibat mobil didepannya tiba-tiba berhenti. Ia sangat kalut saat ini. Pikirannya dipenuhi deru nafas yang berat serta sesak milik adiknya memenuhi Indra pendengaran. Ntah kenapa, suara-suara itu bisa menghantui pikirannya.

"Appa, selamatkan uri Jaeyie. Jangan bawa dia bersamamu. Jebal"

***

Namja mungil tapi kekar itu memasuki RS dengan terburu-buru. Nafasnya tersengal karena berlari dari parkiran hingga ke dalam RS.

Brakk!!

"JAEYIE!!! NEO-"

"-eoh? "

Minhyuk, namja itu, terbelalak kaget. Bagaimana tidak? Ia melihat adiknya dalam keadaan baik-baik saja. Ya, walaupun wajah yang tampak sembab.

"Neo, bagaimana-" lidahnya kelu untuk berbicara saat ini.

Senyum terpatri manis dibibir adiknya, Sungjae.

"Boom, kau tertipu, hyung!"

Minhyuk tersenyum tak percaya. Ia masih tak percaya dirinya baru saja ditipu adiknya. Ia mendekati adik nya kemudian menjewer telinganya.

"Awwhh, hyung, appo~~" rajuknya.

"Rasakan! Ini hukuman yang pantas untukmu bocah! Kau tahu! Hyung panik sekali tadi! Bagaimana kalau hyung kembali kecelakaan tadi? Kamu mau hyung amnesia lagi, yah? " omel Minhyuk.

"Jongsonghamnida, ahjumma!! Jongsonghamnida" goda Sungjae sembari sedikit membungkukkan tubuhnya.

Pletak!

"Awhh, appo!! " pekiknya.

"Rasakan itu, bocah nakal! " Minhyuk membalikkan tubuhnya membelakangi adiknya. Whoaa, sepertinya Minhyuk merajuk.

Tes

"Hyungh~~"

"Omo! Sungjae-yah! Neo-"

Minhyuk merasa ada hal yang aneh terjadi di belakang nya langsung berbalik.

"omo!! Jaeyie!! "

Tes tes

Air mata lolos turun dari mata indahnya.

Adiknya mimisan.

Dan, ini pasti salahnya....

Jika saja ia tak memukul kepala adiknya....

Ini semua takkan terjadi.