My Prince - 15

662 59 341
                                    

Ketika Arga sedang berbaring santai di ranjang kamarnya, tiba-tiba dia merasa kalau ada seseorang dari luar tengah memperhatikannya. Tapi Arga bingung, pasalnya, dia kini sedang berada di dalam kamar, mengapa perasaannya mengatakan bahwa saat ini ada seseorang yang mengamatinya.

Namun, seketika Arga mengingat sesuatu. Jika diteliti lebih tajam, cara seseorang yang saat ini mengintainya mengingatkannya pada orang yang dia kenal. Hawa membunuhnya, pergerakannya, gaya menyembunyikan dirinya, Arga hafal betul keunikan dari seseorang yang dia kenal dan perasaannya mengungkapkan bahwa orang itu memang sedang ada di luar, sedang memperhatikannya.

Kira-kira siapa, ya? Apakah musuhnya Arga? Temannya? Atau keluarganya?

Lelaki bertanduk itu beranjak dari kasur, berjalan mendekati jendela kamar lalu membukanya lebar-lebar, matanya mendelik ke segala arah untuk melihat siapa yang mengintainya, tentu saja, sulit jika orang biasa yang mencarinya, tapi Arga sudah berpengalaman dalam mencari seorang penyusup. Makanya, penglihatannya sudah sangat tajam karena telah terlatih.

Dan wow! Penglihatannya berhasil menemukan bayangan seseorang yang sedang berdiri di belakang pohon cemara di depan halaman utama istana. Tapi terlalu cepat untuk senang karena Arga masih harus menajamkan lagi penglihatannya agar seseorang yang sedang memperhatikannya bisa dengan jelas dia lihat rupanya.

"Hmm? Dari gerak-geriknya, sepertinya aku memang mengenalnya, baiklah, tidak ada lagi toleransi untukmu, wahai penyusup," Tiba-tiba tubuh Arga diselimuti oleh api hitam dan perlahan-lahan dia menghilang dari kamarnya sendiri dan tubuhnya muncul tepat di belakang si penyusup. "Hey kau!"

Ucapan Arga berhasil mengageti penyusup itu. Arga sedang berdiri melipat tangan di dadanya, menatap punggung si penyusup dengan tajam, tanduknya bergetar tanda dia sedang 'agak' marah karena aktivitas santainya terganggu oleh kehadiran orang ini.

Sadar ada yang memanggil, si penyusup itu berjengit ketakutan, secara perlahan, orang itu memutar kepalanya ke belakang, dan yeah! Ekspresinya langsung pucat ketika tahu bahwa yang ada di belakangnya adalah target yang dia intai.

Penampilan dari penyusup itu cukup familiar untuk Arga, rambutnya hijau pendek, tubuhnya tegap dan berotot, dan jubah hitam yang ia kenakan membuat Arga menduga bahwa dia adalah,

"Willy? Apa yang kau lakukan di sini?"

Rupanya dia adalah Willy, sahabat karibnya Arga semasa bersekolah, banyak yang berubah dari penampilan lelaki itu, tapi sepertinya, sifat khasnya masih belum berubah.

"Heheheheh! Astaga, aku lupa kalau kau punya insting yang kuat. Maaf jika kehadiranku mengagetkanmu, Arga." ucap Willy dengan nyengir lebar, memasang wajah tak berdosa sedikit pun di hadapan target yang dia intai barusan. "Sebenarnya aku datang ke sini hanya ingin memastikan saja."

"Memastikan apa?"

"Memastikan kalau kau masih hidup." jawab Willy dengan polos. "Ternyata dugaanku benar, kau memang masih hidup! Syukurlah! Banyak yang mengira kalau kau sudah mati disiksa oleh para putri di sini! Makanya aku datang ke istana ini untuk mengecek keadaanmu! Tapi yeahh! Ini adalah pukulan-super pukulan! Untuk mereka yang menganggapmu sudah mati! Hahahaha!"

Sifat berisik Willy ternyata memang belum berubah dari dulu, Arga tahu betul akan hal itu. Makanya dia agak risih mendengar suaranya.

"Padahal seharusnya kau biarkan saja mereka berkata apa, lagi pula, kenyataannya aku memang masih hidup, kan? Ayolah, aku tidak mungkin mati menghadapi gadis-gadis imut seperti mereka." kata Arga dengan tangan menyisir rambut pirangnya, bertingkah sok keren di depan Willy.

Mendengar itu, kedua mata Willy membentuk sebuah bintang karena saking bahagianya. "Hahaha! Aku senang sekali! Sobat! Kau memang hebat! Tidak mungkin Arga yang kukenal mati hanya karena berhadapan dengan para putri di sini!" Willy sampai memeluk erat tubuh Arga sembari kakinya diayun-ayunkan tidak mau diam.

My Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang