My Prince - 06

880 85 48
                                    

Sangat tak terduga, Emilia yang sebelumnya sangat baik dan ramah tiba-tiba berubah menjadi kejam dan licik, tentu saja, Arga tidak percaya pada perubahan sifat dari gadis bermata sipit itu karena awalnya, dia mengira kalau perempuan itu berbeda dari adik-adiknya, tapi siapa sangka, kalau kakak mau pun adik, sama saja.

Sekarang, karena Arga telah terperangkap dalam jebakan yang dibuat Emilia, dia sudah tak bisa berkutik lagi, terlebih, murid-murid dari putri bergaun putih itu pun siap menyerangnya kapan saja menggunakan sebuah palu, membuat Arga semakin tak tahu harus bagaimana.

Dan dia yakin, kalau ruangan balet sudah dikunci rapat-rapat dari segala penjuru agar dia tak bisa kabur. Apa boleh buat, Arga akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan ini.

Namun, mendadak, Emilia memberikan sebuah tantangan pada Arga, yaitu menari melawannya, jika lelaki itu menang, dia boleh membalas perlakuan Emilia sesukanya, tapi, jika dia kalah, sebuah hukuman akan menunggunya, yaitu digantung di tempat ramai dengan tubuh telanjang bulat.

Siapa pun pasti merasa tertekan dengan hukuman berat yang memalukan itu, bukan? Beruntungnya, Arga bisa mengatur emosinya agar tidak merasa cemas dan kemudian dia menerima tantangan itu dengan senang hati, lantas, apakah dia bisa memenangkan kompetisi itu? Dimana dirinya lah yang paling dirugikan di sini karena menari bukan keahliannya, sementara Emilia kelihatannya sudah profesional dalam tarian balet.

"Mari kita mulai! Arga!"

Musik yang mengiringi mereka sudah berbunyi merdu entah dari mana asalnya, mungkin saja ada salon-salon mungil yang ada di ruangan ini.

Emilia langsung melemaskan tubuhnya, berputar di atas lantai licin itu dan melakukan berbagai variasi-variasi yang indah, seperti melompat dengan mengikuti alunan musik.

Sementara Arga, yang notabanenya adalah seorang pemula di sini hanya bisa melongo melihat tarian yang dilakoni oleh Emilia, gestur tubuh gadis itu benar-benar seimbang, dan gerakan lembut namun lincah itu cukup membuat para penonton tercengang.

"Sialan, semakin aku takut kalah, semakin tinggilah rasa penasaranku untuk menang."

Pelan-pelan, Arga mencoba menggerakkan kedua kakinya, rasanya dia seperti berjalan di atas permukaan es yang licin, saking licinnya, dia hampir jatuh berkali-kali hingga gelak tawa terdengar dari murid-murid Emilia yang mengamatinya.

Mencoba untuk fokus, Arga kembali bangkit dari posisi hampir jatuhnya, kemudian, dia ingin meninggikan kakinya sedikit dan hanya beberapa jari kaki saja yang menyentuh lantai, seperti penari balet profesional, tapi,

BRUG!

Dia tersungkur ke lantai dengan bantingan yang sangat kuat, lagi-lagi suara gelak tawa terdengar ditambah dengan ejekan-ejekan yang memuakkan dari para murid Emilia.

"Sial sekali." Arga juga tak habis pikir kalau ternyata sulit sekali untuk bisa menari lepas dengan kaki yang berjinjit, rasanya dia mual jika terus melakukan itu. "Tapi, ayolah! Tinggal sedikit lagi aku bisa menyusulnya!"

Padahal kenyataannya, Arga sama sekali belum menari, yang barusan dia lakukan hanyalah mencoba melakukan posisi dasar sebelum menari, tapi dia sudah tumbang karenanya.

Sementara di sampingnya, Emilia telah berkali-kali menampilkan tarian-tarian indah yang dapat membuat semua orang terpesona akan gerakannya. Didukung dengan tubuh rampingnya, Emilia sangat luwes menyajikan berbagai gerakan yang berbeda di tiap ritmenya.

Arga terlihat sedikit kesal dengan perbedaan yang menyakitkan ini, bahkan, dia berpikir kalau semua ini sudah diatur sedemikian rupa agar kekalahan menimpanya.

"Jangan bodoh, aku juga pasti akan mengalahkanmu! Emilia!"

SET!

Karena kesal, Arga langsung menegakkan badannya, kedua tangannya dilebarkan dan dibengkokan sedikit seperti kepiting, lalu, dadanya ditarik agar lebih tegak lagi, dan bumbu terakhir dalam tampilannya adalah senyuman menawan.

My Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang