My Prince - 13

718 59 290
                                    

Saat Arga mengatakan kalau mereka sudah berada di tempat tujuan, Victoria segera memalingkan mukanya ke belakang untuk melihat apa yang ingin ditunjukkan dari tempat yang Arga katakan untuk menghiburnya. Dan astaga, bukan sebuah danau atau semacamnya yang Arga berikan untuk Victoria.

Melainkan sebuah rumah kayu yang mungil, berdiri di puncak pohon dengan tegap. Itu bukan rumah pohon biasa, karena biasanya, rumah pohon selalu dibangun tepat di daerah bebatangan pohonnya, sementara yang Victoria lihat sekarang, rumah itu dibuat di permukaan dedaunan paling puncak di pohon tersebut. Kira-kira, siapa orang yang telah membangunnya? Mengapa dia bisa membuat rumah pohon anti-mainstream seperti ini? Victoria terus bertanya-tanya mengenai hal itu.

Dari segi bentuknya, rumah itu terlihat seperti rumah pohon yang sederhana, memiliki dua ruangan, kamar dan ruang depan, setelah Victoria naik ke rumah tersebut melalui tangga yang terulur di batang pohon, dia akhirnya sadar kalau rumah itu punya banyak pernak-pernik yang tidak biasa, bahkan, di dalam kamarnya pun sudah tersedia sebuah ranjang mungil untuk seukuran boneka porselen, ini sangat tidak wajar.

Mereka berdua sudah masuk dan menetap di dalam rumah pohon itu, karena agak sempit membuat Victoria sedikit susah bernapas karena berbagi tempat dengan Arga, namun dia tersenyum. Rumah pohon ini cukup untuk menghibur dirinya yang sedang bersedih, dia bahkan dari jendelanya bisa memandang segala hal dengan jelas, langit sore serta matahari yang hampir terbenam serta pepohonan pinus besar yang merupakan tempat yang kini Victoria tempati dengan bangunan istana-super mungil- yang dia lihat membuat gadis pirang itu merasa bersyukur bisa diajak keluar istana oleh Arga, jika tidak, mungkin dia tidak akan pernah melihat keindahan ini.

"Ini pertama kalinya aku keluar dari rumah. Aku sangat terkagum-kagum dengan pemandangan yang luar biasa ini, aku biasa melihat semua ini dari jendela kamarku, tapi aku bosan terus melihatnya dari sana. Maka dari itu, setelah aku memandang keindahan ini dari tempat yang berbeda membuatku kagum akan pesonanya. Terima kasih, Arga. Aku sudah bisa melupakan kesedihanku berkat pemandangan sore yang bisa kusaksikan di jendela rumah pohonmu ini, aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang sepertimu."

Rambut pirangnya yang panjang berkibar seperti bendera tersentuh angin yang berhembus masuk melalui jendela, Victoria menikmati sentuhan itu, rasanya sangat menyejukkan dan dia bahagia. Arga-yang duduk di belakangnya-tersenyum tipis sambil menyenderkan punggungnya di tembok kayu. Kelihatannya Arga juga bersyukur karena usahanya untuk membuat rumah pohon ini tidak sia-sia.

Sebenarnya, rumah pohon yang ada di puncak pohon pinus ini dia buat jauh-jauh hari sebelum berkunjung ke istana Vanterlock untuk menawarkan diri pada Raja William. Kalian benar, Arga merupakan seorang pengelana. Arga sudah sering berkunjung ke segala tempat yang dia anggap menarik, seperti wilayah kerajaan Vanterlock yang terkenal dengan kekejaman para putrinya.

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku, aku yang seharusnya bilang begitu. Karena akhirnya kesedihanmu mulai hilang dan aku pikir itu adalah hadiah terbaik yang baru kali ini kudapatkan."

"Hadiah terbaik?" Kedua pipi Victoria merona mendengarnya. "Ngomong-ngomong, mengapa ranjang yang kau buat sangat mungil? Kau bilang, kau membuatnya untuk dirimu sendiri sebelum kau berkunjung ke rumahku, 'kan? Lalu, bagaimana kau bisa tidur dengan ranjang sekecil itu, Arga?"

Terdengar lucu, Arga tertawa sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan itu. "Yahh, sebenarnya, aku sengaja membuat ranjangnya kecil karena aku harap ada seekor binatang yang mau tinggal di rumah ini setelah aku meninggalkannya, tapi sampai hari ini tampaknya rumah ini telah menjadi rumah pohon yang kosong. Kalau kau bertanya di mana aku tidur, aku tidur di ruang depan, tepat di bawah jendela, untuk merasakan semilir angin mengusap mukaku ketika diriku sedang terlelap dan aku menyukainya. Rasanya seperti ada seseorang yang membelai-belai wajahku."

My Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang