My Prince - 04

903 95 80
                                    

"Apa maksudmu membawaku ke tempat seperti ini, Putri Victoria?" tanya Arga dengan melotot kaget.

Mendengarnya, Victoria tersenyum licik. "Sudah jelas, 'kan?" kata Victoria mengangkat kedua alisnya. "Ini adalah waktunya untukmu mati, Tuan Arga."

"Eh?" Arga terkejut tidak percaya, matanya membulat, mencoba untuk memastikan kalau semua ini adalah nyata, bukan mimpi. "Tapi aku tidak melakukan kesalahan, 'kan? Mengapa aku harus mati?"

"Tck!" Victoria berdecak ludah, kemudian langsung mencekik leher Arga dengan satu tangannya. "Mengapa kau bilang? Itu karena kau adalah LAKI-LAKI! AKU BENCI LAKI-LAKI!"

Arga tersedak ludah, lehernya dicengkram sangat kencang sampai mulutnya berbusa dan pernapasannya tak stabil. Namun, karena Victoria hanya seorang gadis, maka dengan mudah dia lepaskan cekikan itu dari lehernya, menggunakan tenaga lelakinya yang kuat.

Victoria kesal karena cekikannya berhasil dilepaskan, alhasil, gadis itu berteriak, "INILAH KENAPA AKU BENCI LAKI-LAKI! MEREKA SEMUA TIDAK PERNAH MAU MENGALAH! DASAR BRENGSEK!"

Arga hampir tuli mendengar teriakan Victoria yang melengking, sampai suaranya bergema di tempat tersebut.

"Maaf kalau begitu, tapi, bisakah kau hentikan semua ini? Kau tidak berhak membunuh seseorang hanya karena kau membencinya, Putri Victoria? Perbuatanmu sudah termasuk ke dalam tindakan kriminal, kau bisa masuk penjara dan kena hukuman jika semua orang tahu."

"Masuk penjara? Kena hukuman? Apakah kau belum dengar kalau kami, anggota keluarga kerajaan, memiliki kebebasan untuk membunuh siapa pun."

Wow, Arga tidak tahu kalau ada aturan seperti itu di sini, Mau bagaimana pun, aturannya terdengar tidak normal. Baru kali ini ada kerajaan yang punya sistem sekejam ini pada rakyatnya, jika memang benar, mengapa semuanya damai-damai saja? Sudah tertebak kalau aturan yang dia dengar hanyalah bualan Putri Victoria, karena sesungguhnya, kerajaan ini sangat menjunjung tinggi keadilan dan kedamaian.

"Baiklah, aku terima kemauanmu, tapi sebelum itu, siapa orang yang membuat aturan kejam seperti itu, aku ingin tahu namanya."

Pertanyaan Arga langsung membuat wajah Victoria dihiasi dengan kecemasan. Gadis itu menjawab pertanyaan Arga dengan nada kaku.

"Si-Siapa pun aku tidak peduli! La-Lagi pula, tidak penting membahas itu! Sekarang, lebih baik kau baringkan tubuhmu di bawah alat pemenggal itu!"

Arga menghembuskan napasnya, ternyata dugaannya benar, aturan itu hanya omong kosong belaka. Lelaki itu langsung menuruti perintah Victoria untuk berbaring di bawah kapak pemenggal.

"Seperti ini?" tanya Arga setelah badannya benar-benar dibaringkan.

"Ya, bagus. Pertama-tama, sebelum acara utama dimulai, aku akan menjelaskan sesuatu padamu," ungkap Victoria dengan tersenyum menghampiri Arga. "Kapak yang menggantung di atasmu itu adalah benda yang telah ribuan kali memenggal kepala manusia, ketajamannya masih terjamin, dan ketahuilah bahwa hari ini, kau adalah satu-satunya orang yang akan memuaskan rasa rinduku pada acara pemenggalan kepala. Terima kasih atas kerja kerasmu, dan mari kita mulai."

Arga hanya memejamkan matanya, karena sedari tadi dia malas untuk mendengar ocehan yang Victoria katakan. Merasa telah berakhir, Arga membuka matanya kembali, dan dia terkejut karena Victoria sedang bersiap-siap untuk menekan tombol yang akan menjatuhkan kapak tersebut ke leher Arga.

"Tunggu dulu! Oi!" Baru saja mau protes, Victoria langsung menekan tombol tersebut dengan cepat lalu kapak itu bergoyang-goyang tepat di atas kepala Arga kemudian,

ZRASH!

Kapak itu jatuh ke bawah, menghantam dan menghancurkan lantai hingga berkeping-keping, tunggu, lalu di mana Arga?

My Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang