Terkejut disebut dengan sebutan 'pria buncit berwajah jelek' oleh seorang pemuda yang berdiri di samping Arga, William langsung berjalan menghampiri mereka, tatapannya lebih ditujukan pada lelaki yang telah melontarkan sebutan tersebut untuknya.
"Si-Siapa pria buncit yang punya wajah jelek itu, Pemuda?" Senyuman William berkedut menahan kekesalannya pada Willy.
Sementara Willy kaget setelah diberitahu oleh Arga kalau orang yang barusan dia nilai adalah seorang raja di istana ini. Artinya, Willy sudah keceplosan membuat Sang Raja marah padanya. Mukanya bahkan langsung memutih tanda kalau dirinya telah menyesal karena sudah menghina seseorang yang penting di sini.
"Heheheheh! Yang kumaksud tadi adalah prajurit buncit yang berpapasan denganku di aula, bukan seseorang yang ada di sini, kok! Percayalah!"
Membela dirinya, Willy langsung mencoba untuk memperbaiki ucapannya dengan berbuat bohong agar dia tidak dihukum oleh sang raja karena telah menghina penampilannya. Sungguh, tawa yang Willy keluarkan sebenarnya bukanlah tawa kebahagiaan, tetapi tawa kecemasan yang takut pada reaksi sang raja di hadapannya.
Mengerti dan mencoba untuk memaafkan pemuda itu, William menghentikkan tatapan sangarnya pada Willy lalu perhatiannya dialihkan pada Arga.
"Ada keperluan apa sehingga kau berkunjung ke ruanganku bersama pemuda 'baik' ini, Arga?"
Sadar dirinya sedang ditanya, Arga mengatur suaranya agar tidak kikuk dan membungkukkan punggungnya pada William, ia juga membisiki Willy untuk ikut membungkuk, dan akhirnya mereka membungkukkan badan bersamaan di hadapan William.
"Maaf jika kedatangan saya mengganggu aktivitas Anda, Yang Mulia. Saya ingin meminta izin pada Anda bahwa ada sahabat saya yang ingin menginap di sini." ucap Arga dengan suara yang begitu jernih.
Tersentak, William melihat-lihat dulu orang yang ada di samping Arga, dia memandangi punggung Willy yang tengah membungkuk hormat padanya, menimbang-nimbang keputusannya untuk memberi izin atau tidak pada Arga.
Sejujurnya, William masih belum melupakan hinaan kurang ajar dari mulut Willy, dia ingin sekali menghukum anak itu agar bisa menjaga kesopanannya pada dirinya yang kini menjabat sebagai seorang raja. Tapi karena ini sudah hampir tengah malam dan dia sudah agak mengantuk, akhirnya William menganggukkan kepalanya lalu mengatakan pada Arga kalau dia mengizinkan Willy untuk menginap di sini.
"Benarkah? Saya sangat senang mendengar Anda mengizinkan sahabat saya untuk menginap di sini, Yang Mulia. Terima kasih atas kemurahan hatinya, kalau begitu, saya permisi. Selamat malam, Yang Mulia."
Arga langsung menyeret punggung Willy untuk segera pergi dari hadapan William. Mereka berdua akhirnya sudah keluar dari singgasana raja, sungguh, Arga benar-benar marah pada sifat Willy yang berani bicara buruk pada seorang raja, makanya dia mengomeli sahabatnya habis-habisan ketika berjalan di lorong menuju kamar.
"Iya-iya-iya-iya-iya! Aku paham! Kau tidak perlu mengulang-ulang ucapanmu, Sobat! Aku sudah mengerti! Aku mengaku salah karena telah membuat hati Raja William tersinggung oleh ucapanku. Kalau begitu, aku akan tidur di luar saja untuk menghukum diriku sendiri agar aku tidak lagi menjelek-jelekan orang lain."
Arga menoleh pada Willy, dia sedikit kaget mendengar sahabatnya ingin menghukum dirinya sendiri atas kesalahannya. Tapi ayolah, Arga jadi agak kasihan jika membiarkan Willy tidur di luar di hari pertamanya menginap di istana ini. Dengan berat hati, Arga berkata,
"Aku tidak terlalu mempermasalahkan kesalahanmu, hanya saja, aku kecewa pada mulutmu yang sangat frontal saat menilai orang lain, jadi, ubah sedikit keburukanmu itu, oke? Aku juga tidak keberatan jika kau mau tidur di kasurku malam ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/128953147-288-k165105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince ✓
Fantasy(13+)Mengisahkan tentang lima putri kerajaan yang ditugaskan oleh raja alias ayahnya sendiri untuk segera mencari pendamping sebelum hari kiamat tiba. Tentu saja, kelima putri yang mendengar perintah konyol tersebut tidak terima menerima tugas aneh...