11. Rencana dan Kejanggalan

1.2K 97 53
                                    

Mereka hening sejenak. Memikirkan apa perlu mencari di hutan magis atau menunggu kesempatan emas.

"Kita gak bisa diam saja. Kita harus tetap mengejar mereka. Walau di hutan itu sekalipun" Usul Karrie.

"Heh? Jangan sok keren dengan usulanmu itu. Jujur saja, kau sendiri tidak berani pergi kesana kan?"
Sindir Balmond.

Dan sepertinya mereka berdua akan bertengkar. Lihat saja.

"Bilang saja kau iri, jangan main nyindir. Aku gak takut kok. Kalo takut untuk apa aku memberi usulan?"
Balas Karrie.

Semuanya terdiam (lagi). Kejadian yang sangat langka mereka tidak bertengkar lagi.

"Aku setuju dengan kak Karrie, Miaw" Ucap Nana.

Seketika itu juga semuanya seperti melotot ke arah Nana. Semuanya pasti beranggapan Nana adalah bocah kucing yang kekanakan dan lemah. Hanya akan menjadi beban bagi mereka. Tetapi entah kenapa ikut serta dengan mereka.

"Jangan menganggapku lemah! Aku hanya tidak bisa mengendalikan sihirku, miaw!" Gerutu Nana.

Nana memang kesulitan mengendali-kan sihirnya. Biasanya tergantung dengan emosinya, bukan keinginan. Selama ini dia selalu mengubah orang lain menjadi kucing saat marah. Melontarkan orang lain ke udara saat dia kesal, termasuk marah juga.

Tapi mungkin dia akan berguna saat keadaan terdesak. Sehingga dalam keadaan tersebut, Nana akan mengubah lawan yang berbahaya menjadi kucing.

"Kalau begitu aku juga ikut" Ucap Miya dengan tegas.

Selama ini Miya yang paling terpukul dari pada yang lainnya.

"Aku juga" Ucap Zilong.

"Wah, wah banyak juga ya. Kalau begitu aku juga ikut" Ujar Balmond.

Setelah mendengar Balmond juga ikut Karrie terlihat kesal. Tapi dia melupakan kekesalannya itu.

"Masih ada yang mau ikut?" Tanya Karrie memastikan siapa saja yang ikut pergi ke hutan magis.

Tidak ada yang menjawab. Artinya hanya Karrie, Nana, Miya, Zilong, dan Balmond yang ikut.

"Karina, sebaiknya kau juga ikut. Hanya kau satu-satunya saksi mata"
Saran Freya.

"Oke" Karina menerima saran Freya.

"Kita akan berangkat besok pagi buta. Ayo tidur sekarang agar energi cukup untuk besok" Lanjut Zilong.

Mereka kembali ke kamar mereka masing-masing. Miya tidak tidur sendirian lagi karena Karina sudah kembali kepada mereka.

"Jadi bagaimana kau bisa keluar dari perut cacing itu?" Tanya Miya.

"Kan aku sudah bilang, merobeknya. Walau mengalami sedikit kesulitan"
Jawan Karina kesal karena merasa Miya tidak mendengarkannya saat dia menjelaslan tadi.

"Oh. Seperti apa cacingnya?" Tanya Miya lagi.

"Entahlah" Jawab Karina lagi.

"Hah? Terus bagaimana bisa tahu kalau itu cacing?" Balas Miya.

"Intinya mirip cacing lah. Panjang, keluar dari tanah. Mulutnya besar. Giginya tajam" Jelas Karina kesal.

"Oh.. Oke lah. Ayo tidur" Lanjut Miya.

Karina terlihat lega karena Miya mengakhiri pertanyaannya. Siapa yang tidak kesal jika ditanya tentang pengalaman pahitnya.

Sebenarnya ada maksud dari pertanyaan-pertanyaan Miya itu. Dan ada salah satu jawaban dari Karina yang janggal bagi Miya.

================================
Jangan tanya di comment jawaban apa yang janggal. Saya gak mau kasih spoiler untuk kalian.

Gunakan otak kalian wahai pembaca yang lebih pintar dari saya #PLAK!!

Setiap tulisan dari saya 80% benar. Jadi misalnya jika saya tidak menulis kata "luka" artinya dia memang tidak terluka sama sekali.

Please vomment :v

Mobile Legends: Evil's WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang