PART 24

509 47 10
                                    

Jakarta, 20 agustus 2017

Eve POV

Haaaahhhh

20 agustus ya?? Males sebenarnya untuk ucapin tanggal itu. Kalian tau ada apa hari ini?? Yup, hari ini pernikahan mami sama om Naoki. Gue gak tau kenapa masih belum bisa nerima kehadiran om Naoki gak kayak Kyla. Setelah ayah Maul gua jadi gak suka aja mami deket-deket sama cowo laen.

Gua duduk di depan meja rias sambil melihat diri gua yang udah rapih mengenakan kebaya merah serta rambut yang sudah di sanggul. Ya gua akan jadi pendamping mami nanti pas akad, bukan dayang-dayang loh ya apalagi paget ayu no big no!

Kalo pun gua gak setuju sama pernikahan ini toh mami tetap akan nikah sama om Naoki. Entah sampe kapan gua manggil om Naoki dengan sebutan "om" padahal mami udah nyuruh gua dan Kyla buat manggil dia "papah" Kyla sih mau, gua OGAH!

Gua pun mengambil bingkai foto yang terpajang di atas meja rias. Sepasang pria dan wanita tengah tersenyum sangat manis. Mereka adalah dady Lidyo dan mami Melody. Satu lengkungan terukir di bibir gua saat melihat foto ini.

"Dad, apa kabar?" ucap gua berbicara pada foto dady. Gua rasa gua mulai gila. Gak ini bukan gila tapi ini menghibur diri.

"Dad, Eve bingung harus gimana sekarang. Hingga saat ini Eve belum bisa nerima om Naoki yang statusnya sebentar lagi ayah Eve. Jujur Eve gak mau mami nikah lagi apalagi sama pria itu tapi Eve bisa apa mami sangat mencintai pria itu"

"Dad, bisakah dady kesini sebentar bertemu dengan Eve?? Eve mau peluk Dady sebelum Eve di peluk sama pria itu"

Seketika terpaan angin beserta asap dan cahaya putih yang sangat menyilaukan bermunculan secara bersamaan membuat Eve mau tidak mau menutupi wajahnya dengan telapak tangan agar terhindar dari sinar putih.

Eve memicingkan matanya saat melihat seorang pria berbaju putih bersih, wajah bersinar berdiri di dekat jendela kamarnya dengan senyum khasnya sambil melambaikan tangannya.

"Da..dady??" ucap Eve sambil terus menatap pria itu dan tanpa sadar ia berjalan menghampiri pria itu.

"Iyaa sayang ini Dady.. Sini" ucap Pria itu tersenyum ke arah Eve sambil merentangkan tangannya.

Eve menubrukkan tubuhnya kepada pria itu sambil menangis.

"Ini beneran Dady?? Ini dady Eve??" tanya Eve di dalam pelukan pria itu.

Pria itu ialah Lidyo Maulana mendiang ayah Eve yang sudah meninggal sekitar 20 tahun yang lalu.

"Iya sayang, gimana seneng gak ketemu dady?"

"Seneng dad.. Seneeeengg banget. Akhirnya bisa liat dady langsung. Tapi kok Dady bisa ada disini??"

Eve melepas pelukannya dan mendongakkan kepalanya melihat wajah pria itu.

"Tadi dady mendengar ada yang nyuruh dady kesini deh, siapa ya?"

Eve memanyunkan bibirnya membuat pria itu terkekeh lalu mengacak-acak rambut depan Eve dengan gemas

"Iihh Dady jangan di berantakin dong, ntar di marahin mami tau" ucap Eve dengan bibir manyunnya sambil membenarkan rambutnya lagi.

"Hehe.. Btw ada apa manggil dady kesini?"

Eve langsung menundukkan kepalanya lalu Lidyo membawa Eve duduk di pinggir ranjang.

"Masalah pernikahan mami? Iya?"

Eve mengangguk, Lidyo tersenyum.

"Kalo menurut dady, terima aja apa yang jadi keputusan mami asalkan mami bisa bahagia"

KELUARGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang