Eve POV
Bahagia itu sederhana bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarga dalam satu rumah itu sangat menyenangkan. Yang pergi akhirnya pulang tanpa khawatir harus pergi lagi, yang masih bertahan tetaplah disini bersama-sama menikmati hari demi hari.
Hari ini bertepatan dengan hadirnya anggota baru di keluarga kami melengkapi setiap momen yang hilang, menjalani hari dengan mengharapkan sesuatu yang pergi akan datang kembali. Kehadiran Danzel dan Bima melengkapi kekurangan itu, ia yang pergi sekarang telah kembali ku harap kedepannya tidak akan ada yang pergi lagi setelah ini. Keluargaku lengkap sekarang.
"pih, aku senang sekarang semuanya kembali. Aku harap semuanya akan baik-baik saja." Ucapku pada bingkai foto berukuran 5R terdapat sepasang kekasih dengan senyum mengembang di bibir satu sama lain. Ia adalah papi ku, Lidyo Maulida Djuhandar bersama dengan mami saat itu mereka sedang berlibur ke pantai bali merayakan Anniversary mereka yang ke 4 tahun.
"oh iya, papi tau? Mami sudah hamil pih. Aku bahagiaaa sekali akan mempunyai seorang adik, walaupun..." ucapku menggantung menghela napas panjang "bukan adik kandung ku. Tapi aku akan berusaha menyayanginya sepenuh hati." Lanjutku tersenyum. Tanpa sadar cairan bening membasahi pipiku.
Tiba-tiba secercah cahaya beserta angin kencang menghembus jendela kamarku, aku menutupi sebagian wajah karna silau akan cahaya itu. Seorang pria dengan perawakan tinggi, badan atletis memakai baju serba putih menghampiriku dengan senyum manisnya. Itu papi, dia mengunjungiku setelah beberapa tahun tidak pernah kesini lagi.
Aku pun memeluknya dengan erat meluapkan rasa rinduku padanya "papi kemana saja jarang datang kesini?" ucap ku mendongakan kepala melihat wajah tampan miliknya. Ah tampan sekali papiku.
"maafin papi sayang." Ucapnya mengelus kepalaku dengan lembut dengan tatapan sendunya.
"oh no, no. Papi jangan natap Eve seperti itu. Papi gak salah." Ucapku menatapnya lekat sambil tersenyum. Aku tidak ingin ada air mata kesedihan hari ini.
Ia pun tersenyum"bahagia sekarang?" tanya nya kini senyum manisnya terlihat.
"sangat. Sangat bahagia pih." Ucapku bersemangat namun, ku merasa sedih dan ku menundukan kepala "coba papi masih-" ucapku terpotong karna jari telunjuknya menempel di ujung bibirku.
"sstt. Tidak usah berbicara sesuatu yang gak mungkin sayang. Papi sangat bahagia kalau keluarga papi bahagia juga." Ucapnya tersenyum. Ku kembali memeluknya.
"makasih pih, udah membuat Eve dan Kyla berada di dunia ini. Aku janji gak akan ngecewain mami." Ucapku dalam dekapannya.
"jadilah anak yang kuat, nak. Jagain mami beserta adik-adikmu." Ucap papi mengelus punggungku.
"pasti pih." Ucapku tersenyum melepaskan pelukannya.
Kemudian perlahan papi mundur kebelakang, apa ini sudah waktunya papi kembali? Aku masih sangat merindukan sosoknya. Entah kapan lagi aku akan bertemu dengannya lagi.
"makasih nak, telah menjadi anak yang baik. Papi pamit dulu, maaf gak bisa lama-lama." Ucap papi mencium keningku sekilas.
Lalu angin kencang kembali menghembus membuat beberapa kertas dan buku berhamburan kemana-mana. Papi benar-benar sudah pergi lalu aku merasakan sesuatu dalam genggamanku.
"apa ini? Kalung?" ucapku mengkerutkan dahi menatap kalung berliontin itu.
Aku pun membuka liontin tersebut dan terlihat disana fotoku bersama mami, papi, ada Kyla juga, bagaimana bisa? Apa ini papi yang buat? Aku menggenggam kalung itu menaruhnya di dadaku.
"aku akan jagain keluarga pih, aku janji." Ucapku menatap haru foto itu. Foto satu-satunya yang menampilkan kami berempat lengkap dengan papi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGAKU
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan setelah THE DARK UMBRELLA Baca terlebih dahulu THE DARK UMBRELLA biar gak bingung sm ceritanya