PART 10

784 58 2
                                    

Dan tiba-tiba saja Veranda di serang terlebih dahulu oleh Najenda tapi dewi fortuna sedang berpihak ke Veranda, dengan insting yang kuat Ve terlebih dahulu membaca pergerakan Najenda yang akan meninjunya dan Ve pun berhasil mengelak.

"hahah cepat juga kau ternyata" ucap Najenda tertawa meremehkan.

Ve menatap Najenda datar dari sorot matanya memperlihatkan amarah yang memuncak, ia pun mengepalkan tangannya. Ve sudah sangat geram dengan wanita di hadapannya tanpa aba-aba Ve menyerang balik.

Kyaaaa

Bugh

Bugh

Bugh

Terjadilah adu tinju dari keduanya. Ve berhasil mengelak begitu juga dengan Najenda, keduanya sama-sama kuat, keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang hebat. Najenda mulai mengeluarkan senjatanya yaitu pedang kekaisaran yang ia dapat dari markas night raid.

Ve tersenyum miring melihat Najenda mulai mengeluarkan senjatanya, ia tahu betapa kuatnya senjata yang di miliki Najenda tapi hal itu tak mampu membuat Ve menyerah dan bahkan Ve semakin semangat untuk melawan Najenda.

"sepertinya kau sudah terbiasa dengan senjata semacam ini" ucap Najenda sambil mengusap ujung senjatanya.

Ve terdiam masih terus memperhatikan lawannya yang terus berbicara sambil memainkan pedangnya, menatapnya dengan tajam seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.

"jadi penasaran, bagaimana jika pedang ini menyentuh kulit halus mu.. kyaaa" ucap Najenda kemudian ia berlari menghampiri Veranda dengan pedang di condongkan kedepan.

Melihat hal itu Ve juga berlari ke arah Najenda dengan tangan kosong, dengan tekat yang kuat Ve mampu mengatasi serangan dari pedang tersebut.

Sreett

Prang

Prang

Najenda terus menghantam pedangnya agar dapat menyentuh kulit Veranda namun, dengan cepat Ve menghalanginya sebisa mungkin ia tak terkena goresan pedang sedikit pun tapi..

Sreeettt

"aaarrrggg!!"

Ve salah membaca gerakan Najenda alhasil pedang itu menyentuh kulitnya di bagian perut bersamaan dengan keduanya terhempas jauh.

"kak Ve!" teriak Nabilah dari dalam mobil saat melihat kakaknya tergores dengan pedang dan terlempar jauh. Ve menatap Nabilah sambil tersenyum lalu kembali menatap Najenda.

Keduanya masih sama-sama mengatur napas sambil menatap satu sama lain. Ve meringis kesakitan sambil memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah tiada henti. Hal itu memancing emosi Ve, dengan cepat Ve segera berdiri dengan tegak menatap Najenda tajam.

"hanya itu kemampuan anda?" ucap Ve datar dan dingin.

"haha kamu.. boleh juga" ucap Najenda tersenyum miring.

"rasakan ini!"

Ve berlari sekuat tenaga begitu juga Najenda yang sudah siap akan menyerang Ve kembali, saat keduanya sudah semakin dekat Ve langsung menendang pedang yang sedang di pegang oleh Najenda alhasil pedang tersebut terlempar jauh dan Najenda hanya melongo melihat hal yang tak terduga itu.

Melihat Najenda terdiam sambil memandangi pedangnya Ve mengambil kesempatan ini untuk menyerang lawannya.

Bugh

KELUARGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang