Chapter 17

9.1K 328 32
                                    

"Kok bisa?" Tanya Maureen
"Ya gak tau. Gimana? Apa kalian sudah memberitau bonyok Kezzia?" Tanya Vanio
"Besok kita bakal ke London" jawab Maureen.

------------------------

Kezzia POV

"Non Kezzia" seru seseorang dari balik pintu kamar
"Ya?" Tanyaku sambil menyembulkan kepala dari pintu
"Silahkan anda bersiap-siap" serunya
"Ngapain?" Tanyaku bingung
"Non, gak tau ya? Kan hari ini Non dan Tuan Alex akan pindah ke Amerika" seru pelayannya
"Hah??? Hari ini" kaget ku dan bergegas mencari si wajah datar itu. Itu julukan gue untuk dia.
Dan yap gue ketemu sama si wajah datar. Dia meja makan

"Heh.. lo itu bilang cuma pindah ke Amerika. Kok gak bilang kalau hari ini pindahnya. Hah!" Bentakku di depan nya. Dan dia hanya menampilkan wajah datar
"Ekhem... Kezzia lebih baik kamu mobil" kata Alex
"Whatt? Gue belum bersiap-siap" kesalku
"Semua kebutuhan kamu sudah di persiapkan di amerika" jawab Alex dan berdiri meninggalkan meja makan
"Huh" desah ku dan menuju ke tempat yang diperintahkan yaitu mobil

---

Tristan POV

"Mengapa ini bisa terjadi?" Tanyaku bingung kepada semua staff keamanan di kantor ku
"Maaf pak. Saya tidak tau, setau saya kode perusahaan ini tidak dapat dilancak" seru kepala keamanan tertunduk
"Kenapa bisa di bobol?!.. arhggg pergi kalian semua dari hadapanku!" bentakku dan dengan beberapa menit ruangan kerja kantor ku akhirnya sunyi senyap

"Tris. Lo kenapa sih" seru seseorang yang baru masuk
"Gue bingung Rey, dari kemaren gue mencari tau siapa pelaku dari pembobol kode perusahaan gue. Dan sampe sekarang gak bisa ketemu" kesalku
"Gue bingung sama lo" seru Reydan
"Bingung apaan?" Tanyaku
"Semenjak ada Kezzia lo selalu senyum. Dan sekarang dia gaka ada lo jadi kasar dan gak ada senyum di wajah lo" seru Reydan
"Jangan menyebut nama penjahat itu disini" desisku

"Bagi lo dia penjahat. Tapi, bagi hati lo dia itu cinta pertama" seru Reydan dan pergi begitu saja
"Cinta?Pertama?" Gumamku
Kenapa, dada gue sakit. Ketika mendengar nama Kezzia. Batinku sambil memegang dada ku sambil menutup mata
----------

Hellena POV

Disinilah gue gak Maureen.. London tepat markas besar keluarga gue dan kedua sahabat gue berada.
"Siap?" Tanya ku pada Maureen
"Hemmm.. siap" jawabnya dan mulai memasuki pintu megah.
"Oh... nona-nona? Kapan ada datang?" Tanya pria paruh baya di depanku
"Baru saja. Dimana Tuan dan Nyonya" tanyaku kepada nya
"Mereka ada di tempat berkumpul" jawab nya tanpa menunggu jawabku dia segera menunjukkan tempatnya

"Silahkan" serunya menunduk
"Mom? Dad?" Gumam ku
"Hellena" gumam Mom dan Dad
"Ada masalah apa sayang" tanya Mama Maureen
"Em.. sebenarnya kita mau memberitau sesuatu" jawab ku gugup
"Memberita apa?" Tanya papi Kezzia
"Kezzia mana, sayang. Dia ikut kalian kan?" Tanya Mami Kezzia
"Em.. sebenarnya, Kezzia pergi" cicitku
"Pergi kemana?" Tanya papi Kezzia
"Dia..dia pindah sekolah" cicit Maureen
"Pindah?" Tanya papa maureen bingung
"Kita gak tau. Semenjak kita camping, dia dapat ancaman. Ada seorang pria bilang. Apabila dia gak ikut pria itu, semua identitasnya bakal kebongkar dan ketika keesokan harinya Kezzia gak hadir disekolah dan malah kepala sekolah memberitau Kezzia pindah, dengan alasan Uncle Ricard dan Aunt Melda pindah tugas" jelasku dan para orang tua kaget

"A..apa??? Ricard bagaimana ini. Mengapa Kezzia pergi Ricard" seru aunt Melda di pelukan Uncle Ricard
"Apa kalian sudah mencari keberadaan nya?" Tanya Dad
"Satu petunjuk pun tidak ada" jawabku
"Aku harap kalian tetap mencari Kezzia dan rahasia kan tentang kepergian Kezzia dari musuh kita" seru Uncle Ricard
"Lebih baik kalian istirahat" jawab Mama Maureen

Mrs. Mafia and Mr. CeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang