#GerakanMembantuIinRajindanProduktif2k17
-0-
Parah.
Kejadian nyaris tercipok tadi membuat ingatan Dion dan Gina otomatis berkelana pada masa yang lampau. Kala mereka masih memakai seragam putih abu-abu. Di kantin sekolah yang ramai, bibir Dion yang masih suci tanpa noda tak sengaja mendarat pada pipi Gina yang sama sucinya. Walau cuman di pipi, itu adalah first kiss sepanjang hidup mereka yang baru belasan tahun. Dipelopori oleh siku montok teman mereka, si Opal yang lagi kalap makan sate.
Sembari menyembunyikan rasa malu dan wajahnya yang merona, Gina memasang muka paling garang bin gahar. Hingga sebelah sepatu gadis itu pun melayang di udara ke arah Dion. Gina mencak-mencak karena tak terima kesucian pipinya terenggut begitu saja. Sedangkan Dion yang juga tak mau kalah menyatakan bahwa bibirnya itu adalah hak mutlak istrinya kelak.
Sungguh, accidental kiss yang tak akan bisa terlupakan.
Kembali ke masa sekarang, usia Dion dan Gina kini sudah beranjak di atas kepala dua. Seiring berjalannya waktu, mungkin sesuatu yang disebut dengan kedewasaan merasuki mereka sedikit demi sedikit. Mereka bukan lagi remaja yang akan jambak-jambakkan sampai masuk ruang BP. Meskipun jiwa kekanak-kanakan tak dipungkiri masih bersemayam dalam diri Dion Awan Angkasa dan Firstya Angginafila.
Menit demi menit berlalu. Gara-gara peristiwa tadi, Dion dan Gina jadi lebih banyak diam. Kikuk. Aneh. Canggung. Keduanya berusaha untuk mengalihkan dengan memikirkan hal-hal yang lain, tetapi nihil karena dari tadi mereka selalu berada dalam jarak yang berdekatan. Hal itu dikarenakan Kenzi yang begitu aktif. Ia tak mau digendong dan selalu ingin berjalan di antara Dion dan Gina sambil menggenggam tangan mereka. Kenzi tak ingin jalan bareng Kiya dan Juli, apalagi digandeng sama Pilip.
Sang surya kian tinggi memunculkan sinarnya yang terik. Hawa pada taman bermain ini jadi terasa panas dan membuat peluh bercucuran. Sembari mengayunkan langkah, Dion melirik Gina yang menyipitkan mata karena silaunya mentari. Refleks, satu tangan Dion yang tidak menggenggam tangan Kenzi bergerak melepas topi yang ia pakai kemudian memasangkannya ke kepala Gina. Jantung Gina yang masih belum bisa terkontrol dengan baik malah semakin deg-deg-ser seketika. Kepala Gina bergerak, menoleh pada Dion dengan pandangan bingung.
“Mataharinya panas,” tukas Dion pelan. Kalimat pertama setelah terhitung berapa menit mereka tak terlibat pembicaraan.
“Teletubies juga tau matahari panas,” celetuk Gina sembari melepas topi Dion. “Ini ... elo aja yang pake.”
Dion menggeleng dan kembali memasangkan topinya untuk Gina. “Pake aja si susah amat.”
“Iya-iya.” Gina mencibir dan membetulkan letak topi Dion di atas kepalanya.
Setelah memastikan Dion sedang tak memandangnya, kepala Gina menunduk dan perlahan mengulas senyum tipis. Setali tiga uang, Dion juga melakukan hal yang sama. Diam-diam cowok itu tersenyum. Tangan mereka bergerak ceria, mengayunkan tangan Kenzi yang ada dalam genggaman.
Tak jauh di belakang mereka, juga sambil berjalan meski dilambat-lambatkan agar kegiatan rumpinya tidak terdengar subjek yang lagi dirumpikan, Pilip menunjukkan hasil jepretan yang disebutnya epic tadi pada Kiya dan Juli.
“Gila gila gila. Andai aja gue punya tangan ajaib ya, udah gue dorong tuh! Biar ....” cerocos Juli setengah berbisik. Alisnya naik turun dengan muka yang luar biasa tengil.
Pilip menyengir dan ikut-ikutan menaik-naikkan alis. “Biar apa, Jul?”
“Biar khilaf!” Juli dan Pilip sama-sama memonyongkan bibir. Membuat Kiya geli setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Zone (SEQUEL FANGIRL ENEMY) [complete]
Romancecover by @nailayaa ❤ Karena Fanzone, Friendzone, Kakak-Adek Zone dan zona-zona cinta lainnya akan kalah sama yang namanya Halal Zone. Tapi untuk memasuki zona itu, kok kayaknya susah amat yak?! Halal Zone Intinya, Kapan dihalalin? Hak Cipta dilindun...