❤❤❤
Semester tua yang sibuk. Itulah yang Dion dan Gina rasakan. Namun, hal tersebut telah berakhir sejak mereka berhasil melewati sidang skripsi.
Meski berada di fakultas yang berbeda, Dion di FT dan Gina di FISIP, kebetulan jadwal sidang Dion dan Gina dilaksanakan pada pekan bersamaan tetapi berbeda hari. Dion lebih dulu dan Gina menyusul dua hari kemudian. Mereka tinggal mengurus beberapa hal untuk keperluan yudisium.
Pilip dan Kiya akan sidang minggu-minggu ini, sedangkan Juli belum kelihatan hilalnya akan sidang kapan.
"PILIIIIP!!!" Juli berteriak heboh sembari berlari kencang ke arah Pilip yang sedang menggunting rumput di pekarangan indekos. "GUE SIDANG LIP! GUE SIDAAANG WOHOOOYYY LIP GUE SIDAAAANG!!!"
"Santai ngapa, Jul!" Pilip terbatuk-batuk karena pelukan Juli yang teramat kencang.
Juli melepaskan pelukannya pada Pilip dan segera meraih ponsel. Mencoba menghubungi Kiya untuk menyampaikan berita bahagia ini. Raut wajah Juli tampak muram ketika Kiya tak kunjung menjawab panggilannya.
"Pilip-Pilip."
Pilip mendelik. "Apaan?"
"Lo kagak ada niat ngucapin gue ulang tahun? Kiya juga nggak ada ngucapin, Dion sama Gina apalagi. Orang-orang hari ini pada kenapa, dah?! Masa yang peduli sama gue cuma pollowers gue yang berjut-jut?!" Juli mencerocos kesal. "Respon lu juga biasa amat denger gue sidang. Minimal lo tereak sambil kayang kek, nari jaipong kek, makan beling kek, apa kek!"
"Aelah, Jul. Kayak bocah aja lu!" Pilip mencibir. Matanya lalu tertuju pada sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap yang baru saja tiba di luar pagar indekos. "Noh, siapa noh yang dateng."
Juli mengikuti pandangan Pilip, matanya lantas membulat maksimal. "ENYAAAK!!! BABEEEH!!!"
Pilip tergelak dan kepalanya menggeleng secara tak sadar melihat Juli yang memeluk kedua orang tuanya yang baru turun dari mobil dengan begitu erat.
"Enyak! Babeh! Aye bentar lagi lulus! Juli bentar lagi sidang! Ahahay!"
Mendengar itu, Enyak dan Babehnya Juli bersorak kegirangan. Juli bahkan mengangkat tubuh Babehnya yang dipenuhi oleh lemak sambil berputar-putar.
"Ah, iye! Selamet ulang tahun anak Babeh paling ganteng dunia akherat! Semoga apa-apa yang lu hajatin dikabulin! Udah gede lu, Tong!" Pak Rojali menepuk-nepuk bahu Juli dengan bangga.
Perut buncit Pak Rojali menggambarkan kemakmuran yang hakiki. Di sampingnya, Mrs. Aleida Rojali tampak begitu anggun. Di usianya yang sudah lumayan, tubuhnya masih begitu singset. Ditambah heels yang semakin menimpangkan tinggi beliau dari sang suami. Wajah Mrs. Aleida bule sekali, matanya biru seperti Juli versi perempuan. Style berpakaian beliau pun bak sosialita cyetar membahana badhay. Beliau mengenakan long dress warna merah menyala.
Ketimbang lagi nengok anak dikos-kosan, penampilan Mrs. Aleida Rojali seperti seseorang yang ingin kondangan ke Kerajaan Inggris.
"Gefeliciteerd met je verjaardag, Julian Kenneth Rojali." Mrs. Aleida mengucapkan selamat ulang tahun dalam bahasa Belanda. "Enyak huarap kamuh syelalu bahagia," lanjutnya dengan Bahasa Indonesia yang kaku persis seleb yang tren sama slogan udah becek nggak ada ojek, Cinta Laura.
"Dank u, Enyak!" Juli mencium kilat pipi sang ibunda.
"Oy, Pilip! Sini, Tong!" panggil Pak Rojali sambil melambaikan tangannya tinggi-tinggi.
Pilip menyalimi orang tua Juli bergantian setelah mencuci tangan.
"Wuadaw bocah sipit kesayangan gue makin ganteng aje!" Pak Rojali mengacak rambut Pilip sambil tersenyum kebapakan. Matanya sedikit berkaca menatap wajah Pilip yang mengingatkannya pada sahabatnya yang telah tiada. "Bapak lu pasti bangga ama lu, Tong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Zone (SEQUEL FANGIRL ENEMY) [complete]
Romancecover by @nailayaa ❤ Karena Fanzone, Friendzone, Kakak-Adek Zone dan zona-zona cinta lainnya akan kalah sama yang namanya Halal Zone. Tapi untuk memasuki zona itu, kok kayaknya susah amat yak?! Halal Zone Intinya, Kapan dihalalin? Hak Cipta dilindun...