18 - Mabok Dilan

9.7K 1.5K 330
                                    


Di parkiran FISIP, Dion dan Juli menunggu Gina dan Kiya keluar kelas. Sedangkan Pilip lagi entah ada di mana. Usut punya usut, tadi sih lagi ketemu Celia.

"Nyebat, Yon?" Juli mengulurkan kotak rokoknya pada Dion.

Teringat akan Gina, Dion lantas menolak. "Nggak, Jul."

"Tumben." Juli menyelipkan batang rokoknya di antara celah bibir.

Dion tersenyum sambil mengedikkan bahu. "Nabung. Buat modal kawin."

Juli kontan terbahak. "Noh, bini lo dateng noh."

Belum sempat Dion berbalik, Gina sudah menubruknya secepat truk tronton.

"Yon! Yon! Yon!" Gina memeluk erat ransel Dion dari belakang.

"Nape?" Dion sedikit menoleh menatap Gina yang meletakkan dagu di atas ranselnya.

"Lo udah selesai ujian, kan? Nonton Dilan, yuk!" Gina mengerjapkan matanya sok imut.

"Hari ini?"

Gina mengangguk cepat.

"Sekarang?" tanya Dion lagi.

"Iyaaaa. Kiya sama Juli aja udah nonton. Yah, yaaaah?"

"Ya udah. Cepetan," kata Dion sambil mengacak rambut Gina.

Melihat itu, Juli lantas memutar bola mata. "Uwooooy. Perasaan gue yang pacaran, kenapa gue yang ngerasa jones?"

"Maap maap, khilaf." Gina melepas pelukannya pada ransel Dion.

"Kiya ke mana dah?"

"Kiya tadi nyuruh gue duluan. Nggak tau mau ngapain. Tunggu aja."

"Iyeee. Sana dah! Hush. Hush!" usir Juli.

"Duluan, Jul," kata Dion sambil memasangkan helm di kepala Gina yang cemberut karena helm itu menutup matanya.

Gina membenarkan posisi helmnya lalu menaiki boncengan. "Kita tinggal ye, dadaaaah."

Motor Dion  berlalu meninggalkan Juli yang menatap keduanya lekat seraya tertawa kecil. "Moga jodoh dah lo pada."

***

Setelah mengantri membeli tiket, Dion dan Gina memasuki studio bioskop dan duduk di deretan bangku bagian tengah.

"Loh, Pilip?" Gina kaget melihat Pilip yang duduk di dekat bangkunya dan juga Dion. Semakin kaget mendapati sosok Celia di samping Pilip. Hm, kayaknya ada sesuatu di antara mereka berdua.

"Hai, Cel," sapa Gina kikuk.

"Nonton juga lu berdua?" Pilip tertawa sembari menonjok pelan bahu Dion.

"Udah di dalam sini ngapain ditanya lagi, Lip?" Gina terkekeh sambil mendudukkan diri di sebelah Pilip. Menatap Celia, Gina tersenyum canggung. Gina bisa melihat Celia merasa tak suka melihat ia datang bersama Dion.

Dion duduk di samping Gina dengan nyaman dan mereka seringkali bisik-bisik berdua sebelum film dimulai. Melihat itu pun, Celia lantas dibakar api cemburu.

"Keliatan banget jealous-nya, Mbak," bisik Pilip terkekeh. Celia semakin menekuk muka tapi tak lagi mengamati Dion dan Gina.

Satu persatu penonton memenuhi deretan bangku. Lampu dimatikan dan hanya tersisa pencahayaan dari layar besar di depan. Setelah tayangan trailer film coming soon lainnya, film yang diadaptasi dari novel fenomenal karya Pidi Baiq berjudul Dilan itu akhirnya dimulai.

Sepanjang menonton, Dion dan Gina berbagi pop corn bersama. Tak jarang Dion tersentuh tangan Gina dan membuatnya membeku sesaat. Tapi Gina terlihat cuek-cuek aja.

Mereka kemudian larut dalam dunia yang Dilan dan Milea. Tersenyum-senyum, tersipu-sipu dan tertawa lepas bahkan terenyuh.

Gina terus merutuk dalam hati pada Beni, pacar Milea di Jakarta. Eh, udah jadi mantan sih. Rasanya Gina mau masuk ke layar terus jambak rambut Beni sampe botak. Soalnya Beni ini kasar dan mulutnya sama sekali nggak berpendidikan. Udah ah, emosi jadinya. Kalian pasti ngerti kalau udah baca novel atau nonton filmnya.

Mereka sangat menikmati film itu hingga akhir. Kemudian berpisah dengan Pilip dan Celia. Jujur saja, Gina merasa tidak enak pada Celia karena dulu Celia pernah minta Gina buat nyomblangin dia sama Dion. Tapi akhirnya nggak berhasil dan Gina sendiri juga malah dimarahin sama Dion.

"Nang!" seru Dion membuka helm. Suaranya bersaing dengan deru kendaraan lainnya saat pulang.

"Apaan?!" Gina balas berseru.

"Kamu Rengginang, ya?"

Gina mengernyit lalu terkekeh. Mabok Dilan, nih. "Bukan, aku melinjo!"

Mereka terbahak.

Kali ini Gina yang beraksi. "Jangan bilang ada orang yang menyakitimu. Nanti orang itu aku jambak."

"Aku nggak mau rindu. Berat. Biar kamu saja. Soalnya berat badan aku udah berat," sambung Gina. Tawa Dion makin pecah.

"Kamu jodohku ya?" Dion melirik spion dan menatap Gina yang juga menatapnya. "Aku ramal kita akan bertemu di pelaminan."

Senyum Dion tertarik lebar. Pipi Gina merona dan sebuah pukulan melayang pada bahu Dion yang hanya terkekeh dengan tengilnya.

Ah, dia Iyoncu, 2k18 hingga sepanjang masa.









***





Heyhooo.

Lama banget ih, tak jumpa.

Dikejar deadline wkwkw. Terus maaf ya singkat soalnya ini seru-seruan azaaa. Yekan noraidasari 😸😸

Nah abis part ini kita seriuzzzzz-seriuzzz dan mulai menuju nuansa beneran Halal Zone dah. Tenang, udah ditulis jadi nggak bakal lama 😅

Oh iyaaa instagram yg inkinaoct gabisa login lagi, sayang banget kaaaan :(

Jadi kalo ada apa-apa dm di wattpad aja atau di ig personal aku @indadahindadah

Ga diprivate kokkks jadi gaperlu follow takpeee.

ceritaku juga ga diprivate ya sayangku.

Kalo kalian mau folow aku ya monggo kalau ga ya gapapa. Asal komennya banyak 😂😂

Kalau ada waktu, mood dan jaringan baik kalau bisa semuanya, semuanya aku bales deh 😂

Anuuu

Sebenernya aku gapelit follback bahkan reader di sini ada yg aku follow duluan kan. Kan kan kan?

yg aku folow ituuu adalaaah (udah sering gue sampein jga sih sebenernya) :

1.  Readers aktif nan riang gembira apalagi yg komennya ugh lope lopeee banget yg sering gue screenshoot memenuhi folder istimewa laptopku
2.  Gue suka ceritanya
3. Gue suka orangnya
4. Atau gabungan dari beberapa hal di atas

Nahhhh ituuuu 😂

pernah ya di instagram sih ini, aku nggak kenal terus dia minta follback ngomongnya gini

follback or unfollow

Waw

Terus gue bales aja.

Unfollow

Soalnya maap maap nih, situ siapa ya, maz? kayak apa ya. aus followers banget.

udah intinya gitu. jangan dipaksa paksa.

kebanyakan curhatnya ini dr pada ceritanya. sampai jumpa besok hehe.

makasih udah pengertian,

Mimpi indah dari indah .... 😂

Iin ❤

Halal Zone (SEQUEL FANGIRL ENEMY) [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang