♡ istriku yang lucu ♡

19.8K 1.5K 231
                                    

"Yon, lo tuh sayang nggak sih sama gue?!"

Sejenak Dion menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Gina yang sedang bertolak pinggang. Dari raut wajahnya, bisa Dion pastikan hati istrinya itu sedang dalam suasana yang buruk.

"Lo kenapa deh, Nang?" tanya Dion heran sambil melipat lengan kemeja kerjanya sampai ke siku. Kemudian pria itu kembali melakukan kegiatannya yang sempat tertunda.

"Elus-elus aja terus. Elus-eluuus," ujar Gina dengan nada menyindir. Perempuan itu lalu mendengus kasar. "Lo tuh baru aja pulang setelah dua hari ada di luar kota. Dan sekarang, elo malah ngacangin gue dan lebih memilih untuk perhatiin dia!" Jari telunjuk Gina menuding ke arah sesuatu yang sejak tadi Dion elus-elus dengan penuh kasih sayang.

Dion menyembunyikan senyum gelinya dan bangkit berdiri untuk menghadap Gina. "Nang, plis dah. Masa lo cemburu sama Manis?"

Gina melirik Manis dengan jenis tatapan tajam seorang ibu tiri. "Ya abis! Istri lo tuh gue apa si Manis, sih?!"

"Kan yang gue nikahin elo bukannya si Manis."

"Halah, kalau legal nikahin sepeda lo juga bakal nikahin Manis, kan?!" todong Gina dengan emosi membara. Sebelum Dion menyahut, ia telah meninggalkan suaminya itu dengan langkah kaki yang mengentak-entak.

Dion terkekeh geli tanpa suara memandangi punggung Gina yang semakin menjauh. Ia lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku kemeja yang ia kenakan.

"Ya udah kalau ngambek. Nis, ini buat lo aja. Dipake ya, Nis. Bini gue kagak mau!" Dion berkata dengan intonasi suara yang sengaja ditinggikan penuh penekanan untuk menarik perhatian Gina. Benar saja, perempuan itu lantas menghentikan langkah. Matanya membelalak setelah menolehkan kepala. Dion menunjukkan seuntai kalung berkilauan ke arahnya.

"Itu buat gue?" tanya Gina dengan mata berbinar-binar.

"Tadinya sih gitu, tapi kayaknya buat Manis aja dah."

"Enak aja! Kan Aa mau beliin Adek. Masa dikasih sama Manis? No way!" seru Gina sambil berlari gesit menghampiri Dion.

Dion menghela napas panjang dengan senyum terulas penuh kesabaran.

"Istriku yang lucu, ini udah berapa bulan gue nggak nyapa Manis. Udah lama nggak diservis. Belum dibersihin. Badannya juga penuh debu. Entar rantainya karatan," jelas Dion sembari mengacak rambut Gina yang sudah berdiri di hadapannya.

Gina terdiam. Mendengar penjelasan Dion, kok rasanya dia jadi menyesal telah cemburu buta sama Manis, ya?

Bibir Gina mengerucut. "Ya ... tapi Aa juga tuh, masa baru pulang yang dielus-elus malah si Manis."

"Jadi mau dielus-elus juga?" tanya Dion memainkan alisnya lucu.

Pipi Gina bersemu merah dan lantas memukul lengan Dion. "Apaan sih! Nyebelin," ujarnya memberengut dan membuang muka.

Dion terkekeh dan meraih bahu Gina untuk menghadap ke arahnya. Gina jadi tergelagap karena Dion yang kini semakin merapatkan jarak mereka. Kedua tangan Dion kemudian mengelilingi leher Gina untuk memakaikan kalung yang terbuat dari intan yang didulang langsung dari Martapura, kota penghasil intan yang ia kunjungi beberapa hari yang lalu dalam rangkaian seminar nasional. Gina beberapa kali menahan napas karena sisi kepala Dion yang bersentuhan langsung dengan sisi kepalanya.

"Lama bangeeet," gerutu Gina yang mengkhawatirkan keselamatan jantungnya.

"Masangnya susah," ujar Dion mencari alasan. Padahal jarinya secara sengaja menunda-nunda untuk mengaitkan dua ujung kalung tersebut. "Nih, udah."

Jantung Gina lantas dibuat kebat-kebit tak karuan kala Dion mengecup singkat pipinya. Dan tanpa menghiraukan wajah Gina yang memerah total, Dion memandangi istrinya itu dengan senyuman yang membuat Gina ingin ngesot di lengkungan pelangi.

Halal Zone (SEQUEL FANGIRL ENEMY) [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang