senin, 6 november 2017
Rasakan perih teriknya rindu membakar keterpisahan. Sekelebat merupa perawan rupawan, ternyata sekadar biang lala siang.
Dari pantulan kaca di gedung-gedung pengajar langit.
Wajah mu adalah fatamorgana sempurna, dan tak berdaya ku membingkainya.Rindukku sekarat menunggu tiba persenggamaan mata.
Datanglah seutuhnya, bukan serpihan fatamorgana. Entah kapan masanya.
●●●Selasa, 14 november 2017
Apalah artinya jarak, sejauh ku berlari, tetap saja lekang bayangan mu menengahi ruang kerinduan ku. Tak sedikit pun beranjak. Sementara jauh disudut hatiku, namamu masih tersimpan dan rapi terjaga, apakah aku mampu?
Jauh sudah aku berjalan. Mesti kemana kucari lagi, sebentuk dalil pengingkaran yang bisa membuat ku pergi tanpa harus berpaling lagi. Apakah aku mampu?
◎◎◎◎Rabu, 22 November 2017
Masih sanggupkah aku berkejaran dengan waktu? Menjadikan mu satu-satunya diujung tebing ketakutan ku. Entah!
Tanda-tanda mu tak juga bisa ku baca. Bahkan, sekadar satu katapun, tidak ada.
※※※※Kamis, 30 November 2017
Inilah saatnya membalik halaman dan menutup buku?
Meskipun belum sampai Di bab terakhir?Sadarkah makin nyata, kau menghilang entah kemana? Masih berhak kah aku berbicara? Jika berhak lirih ku berkata.
"Dimata mu, aku ini siapa?"Jika akhir adalah pilihan tolong kembali dan mengakhirinya, tetapi jika akhir bukan pilihan, katakanlah apa yang harus kulakukan untuk bertahan dalam rasa rindu yang menjerat ku?
●●●
Jumat, 1 Desember 2017.
Desember.
Membingkai lagi kenangan biru, satu demi satu.
Bersama mu, siapa lagi.Desember.
Meratapi detik yang terlewati, bersamamu, terpatri jejak kebahagiaan.
Membumi tak terperi.Desember.
Senja itu tak kelabu. Justru memanen pelangi dari teduh matamu.Benarkah kita berpisah? Kenapa langkah mu masih mengikuti dari belakang? Sangat dekat, bahkan. Aku tidak pernah lupa bau harum nafas mu itu. Ya, bau harum nafas mu. Seperti hidup memenuhi alam pikiran ku. Pantas hadirmu selalu kudekap dalam jarak satu sentimeter. Benarkah kita berpisah?
Jika kau menginginkannya, datang lah padaku dan berilah alasannya, mengapa?
Jika kau menyangkalnya, kumohon berlari lah padaku dan hilangkan Rasa sesak rindu ini, yang sedikit lagi membunuh ku.
***
bau coklat memenuhi isi kafe, seorang gadis sedang duduk ditepi jendela memandangi kemacetan jalan raya jakarta.
Hembusan nafas kasar terdengar beiringan dengan alunan musik klasik, cuaca hujan yang sejuk di malam ini dengan ditemani coklat panas yang hangat. Sangat cocok.
Ting!
Suara bel kafe berbunyi menandakan ada seseorang masuk ke dalam.
"Udah nunggu lama?" Tanya seseorang yang baru saja masuk dan duduk tepat didepan gadis itu.
"Banget, sebulan gua udah nunggu" jawab nya.
Kekehan terdengar sangat khas, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Sorry... terus lu maunya gimana?" Tanya orang itu lagi.
Nadila Rahma dia sekarang merasa terkejut mendengar kata-kata orang yang berada tepat dihadapannya.
"Semuanya terasa ilusi, gue bingung ini akhir atau awal? Gue juga bingung ini fatamorgana atau ilusi semata? Gue mau tutup buku ini, gue mau selesai in buku ini walau bab terakhir belum ada yang tau?" Jelas Nadila memandangi jalan raya Dengan rintik-rintik hujan, di bulan desember.
Orang yang diHadapan Nadila menghela nafas, ia sangat tau apa yang terjadi pada gadis didepannya ini "semua akhir, terdapat dari diri lo sendiri Nad, kalo lo mau mengakhiri cerita kalian yaudah akhiri, tapi gue gak tanggung kalo lo sakit nanti" jelas orang itu.
"Ini akan menjadi sepenggal cerita yang rumit, jadi enggak usah dipikirin lah. Enggak ada dia ada chanyeol ye ga Rev?" Pasrah Nadila, dia mencoba tersenyum walau orang tau senyum itu palsu.
Revoazizto dia hanya tersenyum menanggapi candaan Nadila.
"Ya udah lah, eh lo udah siap kan? UN ? " tanya Revo, mengalihkan pembicaraan.
"Hm, gue optimis dapet nilai tinggi" jawab Nadila.
Revo hanya terkekeh geli, dan mengalihkan tatapan nya ke jam yang menyinggah ditanggannya.
"Eh, udah malem nih balik yuk, hujannya juga udah redah" pekik Revo, yang dijawab anggukan oleh Nadila.
****
Nadila sekarang berada dikamar nya, menatap langit-langit dinding. Alunan musik dari boyband korea she's dreaming-Lagu EXO- mengalun indah.
Semua gertakan marah terdengar riuh diluar kamar, Mamanya baru saja datang dan marah-marah, semuanya menjadi pelampiasan. Tetesan air mata jatuh melewati pipi.
Diambil nya buku kecil yang menemaninya akhir-akhir ini.
Minggu, 17 Desember 2017
Diam-diam aku merindukan jarak. Di silang penjalanannya, pertahanan cintaku menemui bati ujiannya. Kukuh erat mendekatiku dalam kepatuhan dan penyatuan janji atau berseteru dengan nalar dan hati.
Lirih ku bertanya padamu.
"Lalu dimana janji penyatuan itu?"
"Kapan kau tempati janjimu?".Setelah coretan terakhir, menghela nafas membereskan barang-barang yang berserakan.
Setelah semuanya selesai Nadila menutup matanya dan berdoa sebelum itu ia mengucapkan sesuatu sembari meneteskan air mata terakhir sebelum ia pergi ke alam mimpi.
"Aku Rindu Kamu"
◎◎◎◎
TBS
Dikit ya? Gpp yang penting update.
Satu capter lagi abisss.
Yeay!
KAMU SEDANG MEMBACA
GARDILA 1 & 2✔
Novela Juvenil[COMPLITE] Dahulukan follow sebelum baca:) ---- "Karena aku tau, ada orang yang bisa menghapus semua titik hitam dari hidup ku dan orang nya itu kamu '".