Gardila 2 :: Tanpa mu

1.1K 23 2
                                    

"Begoo begoo! Gue gk ngerti lagi sama bule-bule disini. Bohay parah anjir!" Suara cowok yang memenuhi layar.

Cewek yang mendegar itu hanya berdecak malas "Pikiran lo harus cepet-cepet dikuras deh Rev, tambah hari tambah ngeres aja"

Revoazizto Cowok bermata sipit itu tertawa, terbahak, sedetik kemudian kembali serius.

"Nad, udah move on?" Tanya nya, Nadila menatap Revo heran "Kok nanya gitu?" Tanya Nadila balik.

Revo menipiskan bibirnya "Kalo lo belom move on, bilang ya, biar gue balik ke indonesia" jawab Revo, menatap Nadila serius.

Mendengar itu Nadila hanya tertawa renyah "Gilak ah, enggak lucu kali Rev, ngomong gitu" ucap Nadila.

"Serius gue"

Nadila diam "Rev kita pernah ngomongin ini kan?"

Revo menatap Nadila dalam "Yaudah, lo tau kan gue selalu ada buat lo" ucap Revo

Nadila pura-pura cemberut "Selalu ada gimana? Lo aja di luar negeri" omel Nadila, membuat Revo menghela nafas "Jangan buat gue, tiba-tiba ada didepan rumah lo besok!" Ancam Revo.

Nadila langsung panik "Bercanda Rev, iya gue tau lo selalu ada buat gue. Semangat ya belajarnya, jan lupa sama gue!" Pesan Nadila "Ngantuk Rev, gue mau tidur, tutup dulu ya" pamit Nadila.

Revo tersenyum "Oke, Sweet dream ya" pamit Revo juga, Nadila melambaikan tangan, dan menutup panggilan skype tersebut.

Setelah cewek itu mematikan layarnya, Nadila berbaring terlentang, menatap langit kamarnya.

"Hai, apa kabar"

•••^Gardila 2^•••

Nadila PoV'


A

roma khas Kopi memenuhi indra penciuman ku, hembusan nafas pelan dari hidung, ku pejamkan mata dan menikmati aroma kopi yang sekarang menjadi favoritku.

Akhir-akhir ini aku suka meminum kopi, entah tapi ada yang bilang padaku, Kopi seperti kehidupan.

Awal dari kopi yang ku minum rasanya manis, tapi semakin banyak ku minum kopi ini semakin habis airnya dan rasa manis yang ku rasakan semakin lama semakin hilang berganti menjadi ampas kopi, yang rasanya tentu pahit.

Seperti Kehidupan ku, semakin aku masuk ke kehidupan manis cepat atau lambat aku akan merasakan pahitnya juga.

Manis sudah kulewati sekarang tinggal pahitnya.

Ku hembuskan nafas panjang dan meminum kopi ku kembali.

Rasanya begitu cepat, dulu aku masih memakai putih abu-abu dan merasakan jadi remaja.

Sekarang? Sudah memasuki Tahap pendewasaan.

Tiba-tiba ingatan ku  terulang kejadian beberapa tahun lalu.

"Maaf..." lirih orang yang berada didepan ku.

"Maaf kenapa? Lebaran udah lewat kaleeee" ledek ku.

Dia tersenyum dan meraih tangan ku, diusapnya dengan perlahan membuat rasa aneh menyerang perutku, seperti kupu-kupu berterbangan.

"Maaf bukan berarti orang itu buat kesalahan kan?" Tanya nya, masih mengusap tangan ku.

"Iya, tapi buat apa?"

Dia mendekat memegang kedua pipi ku, mengelus sedikit pipiku membuat semburan merah menerpa pipi ku.

"Karena aku takut kehilangan mu" katanya lirih, mencium dahiku dan menyatukan dahi kami.

Suara deringan handphone menyadarkan ku dari lamunan.

Ku hela nafas panjang, kenangan itu masih terngiang diotak ku.

Kenangan indah yang tak lagi bisa ku ungkap melalui kata.

'Karena Aku takut kehilangan mu' suara itu terus mengiang di otak ku, bagai rekaman yang bersautan dengan suara 'Kita gak bisa bersama lagi... ada orang lain diantara kita...."

Semuanya membuat ku muak, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.

Kurasakan ada yang mengalir di pipi ku, lulusan menggunakan ibu jari  ku ternyata  air mata, untuk berapa lama aku harus menempuh hidup dengan tetesan air mata ku?

Deringan ponsel ku kembali terdengar, aku sampai lupa jika sedari tadi ada yang menelpon.

Kulihat ada nama yang tertera diponsel ku 'Nisa' kuangkat telpon itu.

"Wehh setan!" khoirunisa agasthara, cewek yang dulunya lembut, berubah menjadi kasar, dunia memang berubah.

"Napa?" Tanya ku.

"Lo dimana? Gue lagi disekolah nih! Mau ngumpul bentar, kan udah janjian ya!" Aku lupa! Memang ada janjian untuk foto bersama, sebelum lulus-lulusan nanti.

"Biasa ngopi, otw deh gue" jawab ku, langsung bergegas, membereskan alat-alat tulis dimeja.

"Gercep!"

Langsung Kututup teleponnya,tanpa menjawab pernyataan Nisa,  ku hembuskan nafas ku.

Aku berdiri, keluar Caffe, sampai beberapa menit aku menabrak seseorang.

"Maaf" ucap ku, menatap seseorang yang ku tabrak, mata ku membulat "Erza?!" Pekik ku keras.

Cowok itu hanya nyengir kuda "Eh Nadila, ketemu lagi" kami pun tertawa tidak jelas.

•••^Gardila^•••

Gantung ga??? Segini dulu dehh nanti akan ku update lagi!!

Oh iya turut berduka untuk yang mengalami Banjir yaaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Salam baik

Dila bae

GARDILA 1 & 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang