Prolog

287 14 0
                                    

        Pukul enam pagi, Sinar matahari terlihat begitu cerah hari ini. Christy begitu malas untuk beranjak dari tempat tidurnya yang empuk, rasanya ingin sekali tidur beberapa jam lagi.

Hoammmm....       Christy menguap.

Dengan mata malas-malasan Christy berjalan menuju kamar mandi. Dan entah kenapa dari pertama Christy bangun sampai selesai mandi, suara wanita paruh baya yang sering melengking ditelinganya tak terdengar pagi ini.

'Tumben Mama gak manggil? Sibuk kali yak'

Selesai siap-siap, Christy bergegas cepat menuruni anak tangga. Dia melihat Pamola dibawah tengah menyiapkan sarapan pagi.

"Mama, kok tumben nggak bangunin Christy?" Tanya Christy heran sembari duduk di kursi makan.

"Kamu kan udah gede, udah SMA. Emang mau setiap hari Mama omelin terus?"

"Nggak sih Ma. Hehehe.."

'Akhirnya aku bakal lolos dari teriakan Mama setiap pagi.' Batin Christy, gembira.

Christy memiliki dua Kakak perempuan, satu Ayah dan satu Ibu yaa cukup satu aja pastinya. Hehehe..

Ayah Christy bernama Christope Tan dan Ibunya bernama Pamola Tan. Kakak perempuan pertama Christy bernama Claudie Tan, dia sudah bekerja bersama Christope dikantor dan yang kedua bernama Celine Tan, masih kuliah disekitar daerah rumah kami.

Christy mengangkat satu alisnya "Ma, roti kesukaanku mana?"

"Hari ini makan nasi bukan roti, jadi kamu harus terima apa yang Mama bikinin. Tuh liat, Kakak kamu aja diem." ucap Pamola tegas

Pamola memang seringkali membedakan Christy dengan Kakaknya. Celine menyeringai ke arah Christy yang membuat Christy berdecak sebal.

'Ku akui kalau Kak Claudie sangat rajin dan Kak Celine selalu menuruti apa yang diinginkan Mama. Sedangkan aku? Pelajar SMA yang memikirkan seorang penyemangat. Wkwkwk..'

"Baiklah" dengan nampak ogah-ogahan Christy pun makan dengan perlahan.

"Tumben Christy makannya nggak nafsu." Kata Christope.

"Kan bukan kesukaannya Yah, jadinya gitu deh. Mukanya ditekuk kayak cucian numpuk." Sindir Celine.

Christy meletakkan sendoknya dengan keras ke piring. Christope dan Pamola terlonjak kaget.

Claudie menghembuskan nafas kasar
"Udahlah, jangan bilang gitu didepan makanan. Nikmatin aja Chris, masih syukur kita bisa makan kayak gini. Coba liat disekeliling kita, nggak semua orang bisa makan enak kayak kita." Tegur Claudie.

"Baiklah Kak Die."

Christy mengambil sendok, sedikit demi sedikit makanan itu berkurang. Hingga piring itu kosong.

Claudie lebih baik dan selalu mengerti tentang Christy. Dia sesosok Kakak yang selalu menasehati adiknya tanpa merasa lelah, rasa sabar juga selalu melekat pada dirinya.

Sedangkan Celine, dia suka jahil dan membuat Christy marah akan kelakukannya. Dia juga terkadang aneh, sering memarahi Christy  tanpa sebab.

Celine sebenarnya baik, namun cara melakukannya yang salah. Dia perhatian kepada Christy melalui kejutekannya yang menyebalkan itu.

Christope berdiri dari tempat duduk "Christy, udah selesai makannya? Ayah mau berangkat ke kantor, kamu sama Kakak mau ikut sekalian?" Christy mengangguk, diikuti juga dengan kedua Kakaknya.

Satu per satu mereka berpamitan dengan Pamola. Mencium punggung tangan Pamola. Sedangkan Christope menyalami Pamola lalu mencium kening Pamola.

Cup..

Always RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang