Rindu.

42 6 1
                                    

      Setelah pemakaman Dika, Christy langsung mengurung dirinya di kamar. Sudah hampir lima jam dia tidak makan maupun minum.

Dari Christope, Pamola, Celine, atau pun Claudie tidak ada yang bisa membujuk Christy.

"Yah, Mama khawatir sama Christy." Ucap Ibunya di ruang tv.

"Ayah bingung harus ngapain lagi Ma, susah banget di bujuk."

"Kira-kira, siapa yang bisa membujuk Christy selain kita Yah?" Sahut Celine.

"Mungkin Rosetta? Ah tapi mana mungkin, mereka aja baru baikan." Jawab Claudie.

"Steve? Atau Sammy?" Tanya Pamola.

"Ah, Mama bener." Kata Celine.

"Cepet Kak, telfon mereka." Perintah Christope.

Celine mengambil handphone-nya di saku celana, dia mencari nama Sammy dan Steve di kontak. Pertama, dia memencet gambar telepon di kontak Sammy. Handphone-nya di dekatkan ke telinga.

"Hallo.. ada apa Kak Celine?" suara dari dalam telepon.

"Sam, bisa kesini."

"Bisa Kak, nanti aku kesitu."

"Oke, terima kasih."

"Sama-sama Kak."

Celine memutuskan sambungan teleponnya dengan Sammy. Kini dia memencet gambar telepon di kontak Steve.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi."

Dengan buru-buru, Celine mematikan teleponnya.

"Sial, nomor Steve nggak aktif Yah."

"Ya udah, aku ke rumah Steve aja. Deket juga." Sahut Claudie.

Sammy datang dan mendapati Christope, Pamola, dan Celine dengan wajah khawatir. Mereka sangat berharap Sammy akan berhasil membujuk Christy keluar dan makan.

"Dimana Christy Kak?"

"Di lantai atas."

Sammy langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Christy. Dia mengetuk pintu kamar Christy.

"Chris, ini gue Sammy. Temenin gue yuk, makan." Ajak Sammy dengan nada pelan.

"Gue.. nggak mau!!!" Jawab Christy tegas dari dalam.

"Plis Chris, gue nggak ada temen. Nanti gue beliin apa yang lo mau deh, beneran." Bujuk Sammy.

"Nggak!!" Jawab Christy.

Dengan perasaan kecewa, Sammy turun ke bawah. Kini gantian Steve yang membujuk Christy. Harapan terakhir agar Christy mau keluar kamar.

"Cisty, main yuk."

"Nggak, cape."

"Yaelah, lo kan lagi duduk mana mungkin cape. Lo nggak kasihan sama gue? Lo sodara gue kan? Keluar Cis, pliss. Gue laper pengen di temenin makan sama lo."

Tidak ada jawaban dari Christy, Steve semakin khawatir. 'Lo ngapain di dalem sih Chris? Lama banget. Kalo dalam 1 menit lo nggak keluar, pintu ini gue dobrak.' Batin Steve.

Ceklek..

Pintu terbuka, Steve mendapati Christy dengan muka sembabnya. Iyalah, dia nangis seharian tanpa henti karena kepergian Dika.

"Cis, kalo sedih itu bilang ke gue jangan di pendem sendiri." Perintah Steve.

"Gue cuma pengen sendiri sebentar kok Ve."

"Mata lo sembab banget, berkantung lagi. Lo ngantuk?"

"Enggak kok."

"Cuci muka sana, lo kenapa sih ngurung diri? Kasihan keluarga lo khawatir sama lo. Jangan gini lagi Cis, kesedihan itu nggak akan hilang kalo kita terus mendam sendiri."

"Iya Ve, maaf." Ucap Christy sambil melangkahkan kakinya turun ke bawah menuju kamar mandi diikuti dengan Steve, namun Steve menuju ruang tv dimana ada keluarga Christy dan Sammy.

"Ve, makasih yah." Ucap Pamola.

"Sama-sama Tan."

"Sekarang kamu ajak Christy ke restoran kesukaan dia sejak kecil sama kamu Ve." Suruh Christope. Steve mengangguk menuruti perintah Christope.

"Kakak boleh ikut Yah?"

"Bilang Ve lah, kenapa bilang ke Ayah." Jawab Christope, berniat meledek putrinya.

"Ve, bolehkan?"

"Boleh Kak, tapi kalo bisa kita jangan makan satu meja. Biar Christy mau cerita ke aku Kak."

"Oke, Kakak nanti makan satu meja sama Sammy. Oke Sam?"

"Sam.." panggil Celine yang mendapati Sammy tengah melamun.

"Eh, iya Kak."

Makan malam kali ini bisa di bilang double date walau pun mereka berempat tidak memiliki hubungan apa-apa tentang pacaran.

Christy mengenakan pakaian panjang berwarna navy dan celana jeans yang berwarna biru muda seperti abu panjang, ada robekan di bagian bawah lutut.

Rambut Christy di biarkan tergerai, dan dia memakai topi yang bertuliskan Chanel berwarna putih.

Gaya Christy berbanding terbalik dengan Celine. Celine memakai dress bermotif bunga kecil-kecil yang berwarna putih. Terdapat jepit rambut kecil di bagian poni. Rambutnya pun tergerai bebas.

"Yuk." Ajak Christy dengan wajah lesu.

Celine, Christy, Sammy, dan Steve masuk ke dalam mobil. Di bagian pengemudi ada Sammy, sampingnya Celine dan di belakang ada Steve dan Christy.

Selama di perjalanan menuju restoran, Christy memandangi pemandangan di luar jendela. Jika dilihat secara seksama, pandangan Christy kosong.

"Chris." Panggil Steve, membuat Celine menengok, dan Sammy melihat ke kaca yang berada di dalam mobil.

Masih belum ada jawaban dari Christy.

"Chris." Panggil Steve kembali sambil menepuk pundak Christy.

"Eh iya Sam." Christy terkejut sampai salah memanggil Steve.

"Kok Sam?"

"Maksudku, Ve. Ada apa?"

"Kok panggil Sammy dek?" Tanya Celine.

"Enggak Kak, dia kan punya Kakak. Maaf ya Kak, nggak sengaja."

"Ngaco banget sih Chris kalo ngomong, gue jomblo kali. Caroline juga udah punya yang lain." Potong Sammy.

"Gue nggak nanya." Sewot Christy. Membuat Celine dan Steve tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya agar tidak terdengar keras.

"Pengin bilang aja."

"Udah-udah, jangan ribut. Tuh, udah sampe." Potong Celine.

"Yang ribut siapa, yang sibuk siapa." Gerutu Christy.

Mereka berempat turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran. Steve memegang erat tangan Christy sampai duduk di kursi.

"Chris, lo mau makan apa?"

"Samain aja sama lo." Jawab Christy jutek, sambil memainkan handphone-nya.

"Dek, kok jutek gitu."

"Chris, tau ngga kenapa matahari selalu bergantian sama bulan?" Tanya Sammy, tiba-tiba.

"Udah dari sononya, mau gimana lagi."

"Chris, gue tau lo masih merasa kehilangan Dika. Tapi jangan jadikan ini semua menjadi penyebab kamu berubah seperti ini. Sedih boleh, tapi jangan sampai larut." Kata Steve.

"Gue cuma nggak suka sama orang yang cinta, tapi nggak mau berjuang."

Christy menengok ke arah Sammy, diikuti dengan Steve melirik ke arah Sammy.
Sammy menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu pamit ke toilet.

***
Ttd

Fifi Amelia pacarnya Kim Taehyung

Always RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang