Dika.

53 9 0
                                    

Rosetta datang ke rumah Christy menggunakan mobil pemberian Ayahnya.

Knock.. knock...

"Permisi, Christy."

Ceklek..

Pintu terbuka, muncul seseorang dari balik pintu. Dia adalah Steve.

"Eh, Rose. Nanti ya, Christy lagi ganti baju."

"Iya." Jawab Rosetta, kaku.

Steve mempersilahkan Rosetta masuk ke dalam rumah Christy. Mereka berdua duduk di sofa.

"Mau ngapain Rose?" Basa-basi Steve.

"Main."

Tidak lama kemudian, Christy datang. Dia mengenakan celana jeans panjang dan baju pendek dilapisi rompi panjang. Rambutnya sengaja tergerai.

"Yuk." Ajak Christy.

Rosetta dan Steve mengangguk. Mereka bertiga keluar rumah. Christy mengunci pintu lalu pergi ke rumah Steve untuk menitipkan kunci kepada Hasley.

Setelah itu Christy masuk ke dalam mobil. Dia duduk di kursi tengah bersama Steve. Rosetta yang mengemudi di depan.

Sekitar satu setengah jam untuk sampai ke tempat tersebut, tempat dimana ada orang yang selama ini Christy tunggu, tempat dimana banyak orang terbaring lemah tak berdaya.

"Gilaa.. macetnya bikin huhh banget." Ucap Steve.

"Iya Ve, sampe keringetan gini." Sahut Christy, sambil mengelap keringatnya dengan tissue.

"Yang penting sekarang kita udah sampai." ~Rosetta.

"Lo kenapa nggak ngomong mau ke rumah sakit ini. Kalo gue tau pasti udah dikasih tau terobosannya biar nggak kena macet kayak tadi."

"Lo nggak nanya, mana mungkin gue bilang."

"Udah deh nggak usah ribut, yuk Rose tunjukkin ke gue sekarang."

Rosetta masuk ke dalam rumah sakit, diikuti dengan Christy dan Steve. Sudah sekitar lima belas kamar inap terlewati, akhirnya sampai juga.

"Duh, jauh banget." Rengek Steve.

"Yaelah Ve, baru gitu aja udah cape. Gimana kalo ngejar cewek yang nggak peka." Ledek Christy.

"Bawel lu."

"Nanti dulu ya Chris, aku masuk duluan mau kasih tau.". Christy mengangguk. Rosetta masuk ke dalam kamar inap.

Tidak lama, Rosetta keluar, mengajak Christy dan Steve masuk.

Terkejut? Sudah pasti, Rindu? Sangat rindu, Bahagia? Entahlah.

"D~d~i~di~Dika." Panggil Christy, gugup.

"Hai.. lama nggak ketemu." Jawab Dika, pelan.

"L~lo kenapa?"

"Rose, Dika kenapa?" Air mata Christy mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Dik, ini buburnya." Ucap seseorang yang masuk dari pintu.

'Kembar?'

"Eh, ada kalian. Hai Chris." Sapa laki-laki itu.

"Lo siapa? Dika?"

"Ya, gue Dika. Tapi bukan Dika pacar lo."

"Dika pacar gue mana?"

"Aku disini, Cika." Sahut laki-laki yang terbaring lemah di Rumah Sakit.

"Rose, tolong jelasin ke gue. Gue bingung.." Jawab Christy, frustasi. Dia menangis sesegukan.

Always RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang