Balasan.

51 8 0
                                    

Keesokan harinya, Steve menjemput Christy kerumahnya. Deruan motor sportnya terdengar jelas.

Christy sudah menunggu di depan rumah bersama Pamola.

"Ayo naik." Christy mengangguk, lalu melangkahkan kakinya menaiki motor Steve.

"Tan, pamit ya." Ucap Steve ke Pamola.

"Iya, hati-hati. Jangan ngebut Steve."

Steve tersenyum. Dia mulai melajukan motornya pergi dari halaman rumah Christy.

Sesampainya di sekolah, Steve melihat raut wajah Christy yang begitu cemas.

'gue pasti jagain lo, Chris.' batin Steve.

"Temenin gue dulu ke ruang kepsek yuk."

"Ngapain?"

"Udah ikut aja."

Christy mengikuti langkah Steve menuju ruang kepala sekolah. Steve ingin menyelesaikan masalah kemarin sore tentang Christy yang di bully gara-gara Steve dan lainnya.

"Kamu tunggu di luar ya, Chris?" Christy mengangguk.

Knock... Knock...

"Siapa? Silahkan masuk."

"Steve, Pak."

"Oh, kamu anak baru yang pindah kemarin kan?"

"Betul Pak."

"Ada apa kesini?"

"Jadi begini Pak........." selesai menceritakan semuanya, Steve berpamitan kepada Bapak kepala sekolah.

Steve menutup pintu ruang kepala sekolah.

"Ayo ke kelas" Ajak Steve ke Christy.

Christy beranjak dari tempat duduknya, lalu mensejajarkan langkahnya dengan Steve.

"Abis ngomong apaan sih?"

"Kepo."

"Idih, pelit banget jadi orang."

"Udah yuk masuk kelas, nanti lo juga tau."

Setelah Steve dan Christy duduk, Rosetta langsung menengok ke belakang menghadap ke Christy.

"Chris, besok jadi kan?"

"Chris.."

"Christy.."

Christy masih melamun, entah apa yang dia pikirkan. Dari raut wajahnya, dia terlihat cemas. Rosetta bingung harus bagaimana. Dia akhirnya bertanya kepada Steve.

"Steve, dia kenapa?"

Steve melihat ke arah Christy. Dia menyikut lengan Christy pelan hingga Christy tersadar dari lamunannya.

"Eh, apaan sih Steve?"

Steve menunjuk Rosetta dengan dagunya. Christy menengok ke arah Rosetta.

"Ada apa?"

"Lo kenapa pagi-pagi udah melamun?"

"Nggak apa-apa."

"Udah deh jangan di tutup-tutupin, gue itu temen lo bahkan sahabat."

"Temen yang keliatannya deket aja belum tentu beneran temen."

"Maksud lo?"

"Liat aja nanti."

Rosetta mengangguk lalu menghadap ke depan karena bel masuk berbunyi.

Sekarang pelajaran Bahasa Inggris, tapi Bu Jihan dan Pak Eko yang masuk ke dalam kelas. Harusnya Bu Tuti.

Always RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang