Pacarmu?

52 8 0
                                    

       Kami berempat tengah menunggu kedatangan Rosetta dengan pacarnya. Andika. Sudah satu jam kami menunggu akhirnya mereka datang.

Sesampai di depan pintu masuk, Rosetta tersenyum kepada Andika. "Sayang, aku ke toilet dulu sebentar. Itu temen aku." Tunjuk Rosetta ke arah meja nomer pesanan 7.

Andika melangkahkan kakinya menuju meja nomer 7 itu. Dia mengulurkan tangannya kepada Christy. "Andika." Ucapnya. Christy mendongakkan kepalanya. Dia terkejut bukan main. Andika itu mirip sekali seperti Dika.

Dika masalalu Christy.  'Apa dia benar-benar Dika yang berpura-pura sebagai Andika?'

Sammy menghadap Christy ketika melihat Dika.

"D.I.K.A?" Panggil Christy ragu.

"Christy." Panggilnya, balik.

Ya tidak salah lagi, itu adalah Dika. "Daebak!! Setelah pergi beberapa bulan tanpa kabar. Kini lo pergi dengan sahabat gue. Sahabat dari kecil. Cowok macem apa lo?!"

Christy mengambil jus alpukat miliknya lalu ditumpahkan ke wajah Dika.

Rosetta mendapati wajah Andika yang sudah berantakan karena jus alpukat. "Wajah kamu kenapa Sayang?" Ujar Rosetta panik.

'Jujur, gue geli banget liatin kelakuan Rosetta terhadap Andika atau Dika itu. Entah itu karena dia udah ngerebut Dika dari gue atau karena gue baru liat Rosetta seperti itu.'

"Dia itu mantan gue Rose! Lo tega!!" Pekik Christy.

"Dan lo Dik, belum puas mainin hati gue?!! Sampe lo deketin sahabat gue dari kecil." Christy menyeka air matanya yang sedari tadi dia bendung.

"Kenapa diem Dik? Nggak bisa jawab? Dasar playboy!!!" Pekik Christy kembali

PLAKK..

Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kiri Andika. Andika mengelus pipi bekas tamparan Christy tadi sambil merintih kesakitan.

Setelah itu, Christy langsung pergi meninggalkan mereka tanpa memperdulikan siapapun, terutama Davidson.

Rosetta marah mendengarkan itu semua. "Gue benci sama lo. Kita putus." Jelas Rosetta.

"Nanti aku jelasin."

Andika memegang tangan Rosetta, namun berkali-kali di tepis.

Sammy, Caroline, dan Davidson pergi menyusuli Christy. Sammy memeluk Christy tanpa memikirkan perasaan Caroline. Yang dia pikirkan hanya hati Christy. Cewek yang dia cintai.

"Jangan nangis Chris, kamu yang sabar." Ucap Sammy.

Caroline mengelus rambut Christy pelan. "Kamu pasti kuat Christy."

Sammy melepaskan pelukannya. Dia menyuruh Davidson mengantarkan Christy  pulang.

~°~

        Mobil berwarna silver itu berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah keluarga Christope.

Tidak tega melihat keadaan Christy saat ini, Davidson memeluknya. "Nggak usah mengingat masalalu lo, karena gue akan selalu ada disamping lo." Bisik Davidson.

Christy tersenyum kepadanya, lalu membuka pintu mobil. Ia berjalan menuju depan teras rumah. Pemilik mobil berwarna silver itu mengklakson. Christy melambaikan tangan.

"Hati-hati Dav.." teriak Christy.

Sampai mobil warna silver itu menghilang, Christy masuk ke dalam rumah. 'Mama kemana?' Gumam Christy.

Christy mengedikkan bahunya, lalu naik ke lantai atas menuju kamarnya. Ia mengambil buku Diary dan pulpen. Menarik kursi dan duduk.

Perlahan Christy mulai menulis. Air mata nya sudah tumpah tidak beraturan. Suara isak tangis yang semakin keras kini terdengar jelas di kamarnya.

Always RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang