Akhirnya semua omong kosong hari ini berhasil dijalani Camila dengan tidak dikerjai senior. Bel berbunyi saat guru B. Inggris ngedongeng. Murid murid dibarisan belakang langsung berhamburan pergi, tidak lupa menabrak anak anak lembek di barisan depan. Karena tidak mau sempit sempitan, Camila, Becky, sama Kordei diem dulu dikelas sampe semua murid tukang gencet pergi. Akhirnya kelas tinggal menyisakan beberapa orang.
"Hayu ah," ajak Kordei, "takut telor yang tadi jadi mateng"
"Duluan" kata Camila yang masih membereskan bukunya
Kordei dan Becky keluar, meninggalkan Camila dengan cowok panjul berkacamata yang mendapat beasiswa. Camila menghampirinya.
"Hai Shawn"
Shawn yang sedang bermain game, langsung tersenyum pada Camila. "Wow penyebutan nama yang benar"
"Emang biasanya gimana?" tanya Camila
"Saun" jawabnya masih sambil senyum
"Owh, tentang beasiswa, itu beneran?"
Shawn malah ketawa "gak lah cuma bercanda, dan begonya kalian percaya" mau gak mau Camila juga ikut ketawa. Biasa orang receh.
"Buruan woy pen mandi" teriak Kordei
"Ngalem kek" Camila balas berteriak, "mau bareng gak?" ajaknya
"Gausah"
"Yaudah"
"Dah"
"Dah"
Setelah ini Camila pasti akan mengunci dirinya di kamar dan menyesali percakapan recehnya dengan Shawn. Camila berjalan dengan berusaha menutup mukanya karena dia sudah menyesalinya sekarang.
Saat sampai parkiran, gerombolan cowok krempeng udah gaada, tadi digantikan oleh cewek cewek cheerleader yang tingginya sampai 2 meter. Camila yang jalan paling depan, dihampiri cewek cheerleader yang paling tinggi. Camila agak terkejut karena baju mereka sama.
"Heh mau lo apa seh" katanya tiba-tiba
Camila menatap kedua temannya seperti meminta persetujuan apakah cewek ini enaknya di cemplungin ke comberan atau engga.
"Lo pasti liat baju gue kan tadi pagi, terus lo pulang lagi buat pake baju yang sama kaya gue"Cewek itu makin mendekati Camila dan Camila hanya setinggi dadanya yang membuatnya harus mendongakkan kepala.
"Lo siapa" balas Camila yang membuat si cewek agak terkejut, "elu yang salah nyet, ini kan baju buat anak baru yang tingginya cuma sedada lo" Itu benar-benar bukan seperti pembelaan diri. Itu lebih ke menjelekkan diri sendiri.
Dia ketawa, "oh iya nama gue Taylor, ketua cheerleader yang baik hati" Sudah Camila duga. Namanya Tai.
"Yaudah temen gua pengen mandi, mending lo minggir deh" Camila mendorong Tay lalu berjalan menuju mobil telor mereka.
"Eh eh telornya udah mateng, buruan angkat nanti gosong kaya muka 'anak baru yang tingginya cuma sedada gue' haha" ejek Tay dan tai tai lainnya.
Becky cepat cepat meninggalkan parkiran. Perjalanan terasa sangat hening karena Kordei tidur. Keheningan itu berakhir saat Camila batuk.
"Gapapa?" tanya Becky sambil menyentuh tarang Camila.
"Tadi gue keliatan pendek sama item banget yah?"
"Kalo pendek sih iya soalnya kalo si Tay jongkok juga pasti masih tinggian dia" reflek Camila memukul pahanya, "aw, terus kalo soal item sih kayanya ngejek si hordeng deh"
Kordei yang tertidur dibelakang langsung terbangun dan menepak tarang Becky, "eh tarang baki, gue denger" lalu melanjutkan tidurnya.
"Eh tadi ngapain lo ngobrol sama Saun?" tanya Becky, "memperburuk masa depan aja ah"
"Cuma basa basi yang kebasian aja" jawab Camila, "lagian dia juga gak lembek lembek amat"
"Tau dari mana cantiq, dia dari tadi senyum senyum sendiri, saraf tu anak"
"Itu namanya ramah baki!" bela Camila
Becky ketawa, "gue ngingetin aja ni Cam, disuatu hari nanti lo pasti bakal menyesal"
Mereka pun sampe di rumah Kordei. Becky harus menampar Kordei supaya bangun, lalu mereka bisa masuk. Tanpa membuka sepatu dan tas, Camila langsung lompat ke kasurnya yang khusus dibelikan Kordei jika ia voesink dug sug dug.
Walaupun diejek sama Becky, Camila malah ingin bertemu lagi dengan Shawn.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heavens | Shawmila
ФанфикCamila, Becky, dan Kordei terpaksa masuk Heavens High School, tempat berkumpulnya orang-orang paling random sedunia. Camila ternyata satu club dengan cowok kesukaannya. Dan tidak disangka sangka mereka mencetak sejarah baru di Heavens.