Shawn menggowes sepeda dengan semangat. Sampailah mereka di rumah Camila. Saat membuka pintu, Shawn gak mau masuk.
"Takut ada kakak lo, malu" ucap Shawn
"Elah dia mah belom pulang jam segini" kata Camila lalu menarik Shawn kedalam
"Cepet yah pipisnya, takut club kenapa napa"
Camila menunjukkan jari 'O' lalu naik ke tangga, "eh btw kalo udah lewat jam 12:00 biasanya ada yang ketok ketok jendela dapur, jangan diliat yah, apalagi dibuka"
Itu langsung membuat Shawn merinding. Ia menyalakan hpnya dan melihat jam sudah menunjukan pukul 12:34. Shawn duduk dengan perlahan ke sofa ruang tengah, mencoba membelakangi pintu dapur yang keliatan dari sini. Shawn ingin sekali menyalakan TV tapi ia tak menemukan remotenya. 10 menit berlalu, Shawn sangat ketakutan sekarang. Sambil terus ngecek jam, Shawn berbisik "lama banget pipis doang" lalu tiba tiba...
Tok tok
Seseorang mengetuk kaca jendela dapur. Shawn menegang, lalu ia ingat perkataan Camila 'jangan diliat yah'. Tapi dia geregetan pengen liat. Dengan perlahan Shawn menengok ke belakang. Dan yang ia lihat adalah sesuatu berkepala panjang yang mengetukan pisau ke jendela.
"AAAAAAAAAAAA" jeritan Shawn terdengar seperti anak kecil kejepit binder
Shawn berguling ke bawah meja sambil menutupi kupingnya. Mahkluk itu mendekat dan akhirnya sampai didepan Shawn. Ia menengok ke bawah lalu berkata "Shawn" dengan sangat ramah.
Saat Shawn membuka mata, yang ia lihat hanyalah Camila yang menggulung rambutnya dengan handuk dan membawa sisir. Shawn bangun lalu duduk di sofa yang berjauhan dengan Camila.
Camila ketawa sampai dia mau pipis lagi. Shawn hanya diam dan berniat menggelitiki Camila sampai sekarat.
Camila mencoba bernafas "gue bilang juga jangan liat, jadi aja" Camila ketawa lagi
Shawn masih tidak bergerak
Camila masih belum menghabiskan ketawanya yang gaada suaranya. Setelah 3 menit dia pun berhenti lalu mendekati Shawn.
Shawn berharap Camila meminta maaf lalu memeluknya. Tapi Camila malah mencubit pipi Shawn sampe mekar, "lucu bet sih lo" dia berdiri dan melepas handuk dari kepalanya, "hayu ah balik"
Shawn langsung berdiri dengan muka tertekuk. Menggowes sepeda gak woles. Biasanya Shawn bisa menggigit rambut Camila di mulutnya, tapi sekarang rambut dia basah jadi gak terbang terbang.
Mereka nyampe, Shawn mendahului Camila masuk ke rumah sambil menyilangkan tangannya lalu duduk di sofa.
"Lu napa make mandi segala sih" kata Shawn
"Eh lu galiat tadi tarang gue udah mengkilap banget? Ya gue mandi lah sekalian bawa sikat gigi" Camila mengeluarkan 2 sikat gigi berwarna biru dan kuning "ini buat lo" ia memberikan sikat gigi biru pada Shawn.
"Gak nyambung banget biru sama kuning"
"Adanya ini ya gua ambil"
"Ini masih baru kan?"
"Cium aja sendiri"
Shawn mendekatkan sikat ke hidungnya.
"Astaga dragon, ya baru lah, masa gue Kasih yang bekas emang cendol" Camila mendorong sikat sampai masuk ke hidung Shawn
Camila menguap, yang diikuti Shawn. "Gosok gigi bareng yuk" ajak Camila
"Lu amnesia? Kan airnya abis"
Camila menepok tarangnya sendiri.
"Kenapa gak sekalian pas mandi?"
"Kan pengen bareng lo"
Hening.
Shawn langsung tiduran di sofa panjang "dah ah bobo bobo"
Sedangkan Camila yang duduk di sofa yang lebih kecil kesulitan mencari posisi bobo yang nyaman. Lalu selintas ide muncul di kepala Camila. Ia menyatukan dua sofa kecil lalu dia bisa bobo nyaman disana.
Saat mereka sudah mulai tertidur, Shawn berkata "gud nait, camilan cabe"
Lalu Camila menjawab "mimpi Indah son de sip"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heavens | Shawmila
FanfictionCamila, Becky, dan Kordei terpaksa masuk Heavens High School, tempat berkumpulnya orang-orang paling random sedunia. Camila ternyata satu club dengan cowok kesukaannya. Dan tidak disangka sangka mereka mencetak sejarah baru di Heavens.