Jam 10:00 pm, waktunya tawuran dimulai, Camila sudah ganti baju pake yang item item di tambah helm dan tongkat baseball untuk berjaga di rumah. Shawn juga berpakaian sama dan memakai helm sepedanya.
Dua jam berlalu, mereka hanya mondar mandir di depan rumah dan tidak terjadi apa apa. Hanya terdengar ledakan dari lapangan sekolah.
Akhirnya mereka duduk di depan rumah. Shawn menyalakan hpnya untuk melihat jam.
"Udah jam sebelas, si pakpol belom dateng" ucap Shawn
"Lu ngarepin mereka dateng?"
"Gak sih, tapi kalo gini mah gua mening tidur" kata Shawn sambil nguap
"Yaudah sono tidur"
"Ga ah ntar lo diculik"
Hening. Camila menatap Shawn yang sedang bersenandung ria.
"Kenapa gak pake kacamata?" tanya Camila
Shawn tertawa "gua pake kacamata kalo di sekola doang. Lo ga nyadar?"
"Kalo lo di kacamata keliatan tileng banget"
Shawn tertawa lagi "acieee merhatiin banget. Jadi bagusan gak di kacamata?"
Camila mengangguk.
Setelah itu sirine polisi terdengar dari jauh. Camila langsung berdiri.
Shawn malah duduk santai "udah dapet alesan?"
"Elu ngajak ngobrol sih jadi pikiran gue buyar"
"Eeeee bukanya elu yang mulai"
"Serah"
Mobil polisi berhenti di depan rumah. Dua polisi turun. Yang satu tinggi yang satu gendut.
"Malam nona" sapa polisi gendut yang namanya tertera di dada 'Bob'
"Apakah ada orang di dalam?" tanya polisi tinggi yang namanya Patrick
Camila bergetar "tentu saja, mereka sedang tidur didalam"
"Terus ngapain kalian diluar sambil pake baju konyol ini?"
"Kita kena dare tadi siang jadi harus pake pakean kaya gini. Kita juga gabisa tidur jadi ngobrol aja diluar" Camila masih bergetar sedangkan Shawn memainkan tangannya gugup
"Apakah benar didalam ada orang? Keliatannya sepi, boleh kami cek?"
"Mereka sedang tidur, pulas sekali, jika kalian masuk takutnya mereka bangun"
Kedua polisi itu bertatapan "kami sudah mendapat alasan itu beribu-ribu kali nona, kami tidak sebodoh itu percaya dengan kalian"
Bob berjalan masuk, tapi Shawn menghalangi pintu. Bob terus mencoba masuk lalu dibantu Patrick.
Karena sudah tidak ada pilihan lagi, Camila berteriak "AKHHHHH TOLONG! ADA PEMERKOSA DISINI! TOLONG TETANGGA TETANGGAKU YANG RAMAH! DIA MULAI MEMERAS DADA TEMANKU!"
Kedua polisi dan Shawn langsung melihat Camila. Beberapa detik kemudian lampu di rumah disekitar nyala, menandakan mereka bangun. Polisi pun menjauhi pintu rumah.
"Kau sangat mengganggu kenyamanan warga nona" Bob menggenggam kedua tangan Camila "terpaksa kau kami tangkap" Patrick sudah siap dengan borgolnya
Lalu tidak disangka sangka, Shawn teriak "TOLONG! MEREKA MULAI MEMBUKA BAJUKU! AKHH TIDAK! SEBENTAR LAGI AKU GAK PERAWAN!" lalu seseorang didepan keluar dari rumahnya sambil membawa senapan
Jika diwaktu menyenangkan pasti Camila sudah tertawa sekarang, tapi dia malah menendang bagian terlemah Bob sampai dia terjungkal.
"Berani beraninya kalian sama gue" Bob berusaha berdiri tapi dengan badannya yang besar, dia jatuh lagi "asal kalian tau aja, nama gue Karla Camila Cabello Estrabao, anak James Estrabao"
Patrick kaget "James? Oh tidak Bob kita harus cepat cepat pulang"
"Kenapa?"
"Dia tau nama James Estrabao, Dan yang lebih parah dia anaknya!" Bob langsung berdiri
"Jadi, jangan sekali kali lagi kalian dateng ke rumah gue, eh- rumah Cole Honoret, tunangan gue, atau kalian bakal gue laporin ke James Estrabao terus gue suruh dia cincang kalian jadi isian bakpao" polisi menatap Camila jijik "yaudah, nunggu apa lagi? Hus hus pegi sanah" usir Camila
Kedua polisi itu pun langsung pergi dengan mobil yang sirinenya dimatikan. Tanpa Camila sadari, dia sudah jadi tontonan tetangga tetangganya yang memakai baju piyama.
"Kalian tidak apa apa?" teriak seseorang di depan rumah
"Kami baik baik saja, maaf telah mengganggu kalian" teriak Camila yang disusul tangisan bayi
Shawn dan Camila pun masuk ke rumah, "Wow" Shawn mengusap keringat di keningnya "nama lo Karla? Atau cuma tambahan? "
"Nama asli gua itu" Camila membuka helm
"Karla, kiut ih" Shawn mencubit pipi Camila "lo biasa muculin nama ayah lo kalo di situasi kaya gini?"
"Baru pertama kali sih dan bagusnya itu berhasil" Shawn ingin bertanya lagi tapi potong "jangan tanya siapa sebenernya James Estrabao, okey"
Shawn mengangguk. "Lu keliatannya cape bet, tidur gih"
"Ga ah kalo udah kaya gini teh rasanya pengen dirayain gituh" kata Camila
Shawn berdiri, lalu pergi kedapur untuk mengambil Diet Coke kesukaan Camila. Dia mengambil 5 kaleng untuk begadang malem ini.
"Ahhh lo ngerti gue banget" Camila langsung meminum Diet Cokenya sampai habis.
Shawn hanya menatapnya dan tidak minum. "Lo gak haus udah teriak teriak kaya tadi?" tanya Camila
"Stok susu abis, aer digalon abis, air dikeran juga abis" jawab Shawn
"Jadi?" Camila mulai meneguk Diet Cokenya yang kedua
"Jadi cuma ada minuman ini, dan gue ga suka"
Camila hampir menyemburkan minumannya "lebai bet, nih nih minum buruan" Camila membukakan kaleng untuk Shawn, tapi dia tetap gamau minum
"Yaudah gue gak maksa" Camila pun meminum punya Shawn
Akhirnya dia berhenti di pertengahan kaleng ke 4. Tiba tiba dia mengang perutnya, "Shawn,"
"Hmm"
"Jangan bilang air ditoilet juga abis" ucap Camila dengan muka datar
"Kan tadi siang Cole bilang, dia belom bayar tagihan air sama listrik"
"Terus gimana?"
"Gimana apa? Lo mau lahiran?"
"Anterin ke rumah gua yuk, udah kebelet nih" ajak Camila
"Pake sepeda yah" ucap Shawn bersemangat
"Yaudah yok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heavens | Shawmila
Fiksi PenggemarCamila, Becky, dan Kordei terpaksa masuk Heavens High School, tempat berkumpulnya orang-orang paling random sedunia. Camila ternyata satu club dengan cowok kesukaannya. Dan tidak disangka sangka mereka mencetak sejarah baru di Heavens.