gadis itu termenung di sebuah kedai kopi kesukaannya, bersama secangkir americano, sebuah novel pinjaman dari perpustakaan di seberang kedai ini, dan sepasang earphone tersangkut di telinganya.
kegiatan seperti ini sudah berlangsung kurang lebih selama dua bulanㅡsetelah pertemuan dengannya. dia bukanlah seorang pecinta kopi, bukan seseorang yang sangat suka membaca, dan juga bukan seseorang yang tahu segala seluk beluk tentang musik.
namun pertemuannya dengan orang itu dua bulan yang lalu entah kenapa membuatnya lebih sering memesan kopi disini, membaca, dan mendengarkan musik sambil menunggu dia datang, atau bahkan hanya sekedar lewat.
katanya, sekali bertemu itu hanya ketidak sengajaan, dua kali adalah kebetulan, dan tiga kali adalah takdir. namun sebelum gadis itu memutuskan untuk selalu menunggunya di kedai, mereka telah bertemu enam kali, dalam seminggu, di jam yang sama, dan tempat yang persis sama. lalu, itu dinamakan apa?
- -
hari ini, aletta melakukan aktivitasnya seperti biasa. mulai dari berangkat ke sekolah diam - diam agar tidak ketahuan tantenya, menjalani 8 dari 24 jamnya di sekolah, dan sepulang sekolah ia bergegas ke kedai kopi di dekat perpustakaan kota, satu - satunya tempat di mana ia bisa merasakan kedamaian, melepas penat dari semalam, sebelum ia kembali ke rumahnya yang kacau.
gadis itu segera menuju tempat favoritnya yang ternyata sudah duluan ditempati seseorang. aletta sempat menghentikan langkahnya, namun menyadari bahwa dia ternyata mengenal orang yang duduk di tempatnya, ia kembali menuju ke tempat itu.
"hai," sapa aletta yang kemudian mendudukkan dirinya di kursi, berhadapan dengan seorang laki - laki.
menyadari kehadiran aletta, laki - laki itu kemudian menghentikan aktivitas menulisnya, menyopot setengah earphonenya dan menatap lurus ke arah gadis di hadapannya, "hai," dia melirik jam tangannya, "three minutes late, huh?"
aletta mengeluarkan sebuah novel dari tasnya sebelum menjawab, "iya nih, tadi padat banget soalnya di perpus. by the way, minumanmu mana? udah pesen?" tanyanya seraya bangkit, berniat ingin memesan di konter namun niatnya itu diurungkan karena laki - laki tadi menahan tangannya.
"just sit, gue udah order tadi. menu biasa kan?" kata laki - laki itu lalu melanjutkan kegiatan menulisnya yang tadi sempat terhenti. aletta hanya bisa diam melihatnya, hanya bisa diam - diam mengaguminya.
dan perasaan kagum itu sudah timbul sejak sebulan yang lalu, sejak aletta memutuskan untuk menjadikan kedai tersebut kedai favoritnya, karena sudah mempertemukannya dengan arhanㅡlaki - laki dihadapannya.
"nulis apaan sih, ar?" aletta mengintip sedikit tulisan arhan.
"lirik. mau gue bikin lagu, liat deh," arhan menyerahkan sebuah kertas pada aletta, "kritik dan sarannya ya."
gadis itu tidak menjawab melainkan fokus pada tulisan arhan. kata per kata, bait per bait yang ditulis arhan membuat aletta tertegun.
semua kata - kata yang ada di kertas itu seakan - akan menyuruhnya untuk berhenti. berhenti menyembunyikan kesedihannya, berhenti berpura - pura dia baik - baik saja.
"al?" suara itu kembali menyadarkan aletta dari pikir panjangnya. aletta mendongak dan mendapati sepasang mata arhan sedang menatapnya, seakan - akan mata itu meminta jawaban dari pertanyaan sang pemilik mata tadi,
"gimana?" tanyanya setelah sadar bahwa mata saja tidak cukup untuk membuat gadis dihadapannya peka.
"oh, hmm.. overall sih bagus, aku suka. seriusan, gak tau mau kritik dimana" kata aletta dan dihadiahi senyuman arhan, membuat gadis itu mau tak mau ikut tersenyum melihatnya.
"yaudah deh. kalo lo bilang gitu berarti gue gak usah ngubah lagi," ucap arhan sambil membereskan barang - barangnya.
"kamu mau kemana?" tanya aletta saat melihat arhan sudah beranjak dari duduknya.
"ke studio," arhan kembali melirik jam di tangannya, "ini baru setengah empat, lo mau ikut sama gue gak?"
- -
casted by:
Arhan Andriano
Aletta Diella
- -
and after all, its 2hyunjin agaaaiin.