tiga hari setelah pemakaman papa aletta, tepat saat gadis itu masih dirundung duka, kabar tidak mengenakkan kembali diterimanya.
hari itu, setelah aletta pulang dari gerejanya ditemani oleh chelsea, dia disambut oleh althea dan gio beserta bi dista— asisten rumah tangga keluarganya dulu, sebelum dipecat oleh tantenya yang gila.
sejak kematian papanya, aletta selalu ditemani althea dan chelsea di rumah. juga ada millian dan gio. felix sudah dua hari bolak - balik rumah sakit untuk check up.
sedangkan arhan? dia terakhir melihat arhan dua hari yang lalu, sehari setelah sang papa dimakamkan.
saat itu arhan memutuskan untuk mengatakan yang sejujurnya pada aletta, bahwa dia mengidap kanker hati dan ia juga minta izin pada gadis itu untuk berangkat ke luar negeri agar bisa mendapat perawatan lebih intens.
aletta tidak habis pikir, bisa - bisanya arhan menyembunyikan itu selama ini. aletta yang hatinya rapuh, diobati oleh kehadiran arhan yang selalu membuatnya merasa aman, dan nyaman.
dan dua hari yang lalu, saat hatinya yang rapuh itu menjadi remuk, arhan datang dan mengatakan hal yang membuat hatinya yang remuk menjadi hancur.
sangat hancur sampai - sampai senyumnya yang manis itu pudar, dan menghilang selama dua hari ini.
gadis itu amat terpukul. setelah kehilangan satu - satunya anggota keluarganya, sekarang ia akan kehilangan satu - satunya orang yang berhasil membantunya bangkit dari keterpurukannya.
di satu sisi, aletta marah pada arhan karena hilang di saat yang tidak tepat. namun di satu sisi yang lain, ia juga sangat khawatir.
bagaimana jika arhan mengingkari janjinya? bagaimana jika dia tidak kembali lagi?
hari itu arhan juga sempat bilang, "kamu tenang aja, aku janji bakal balik dan langsung nemuin kamu kalo aku sembuh."
namun, bagaimana jika dia tidak sembuh? apakah arhan akan bisa melewati semuanya? bisakah dia pulih kembali?
aletta menghela napasnya berat. di gereja tadi, chelsea sempat bilang, "doain almarhum papa lo, doain arhan juga biar dia bisa sembuh. lo tau kan? kalo doa orang yang dicintai itu manjur banget!"
dan dia melakukan itu. doanya tulus, berharap akan dikabulkan oleh Yang Kuasa.
sekarang, gio dan althea sedang menatap aletta dengan cemas.
sesaat kemudian, gio menyodorkan secarik kertas untuk aletta. katanya dari arhan.
"al, mau ke bandara sekarang? kayaknya dia bisa semangat kalo liat lo di sana." tawar gio yang langsung diiyakan oleh aletta.
mereka berempat langsung bergegas menaiki mobil gio dan menuju ke bandara.
dalam hati aletta berdoa agar mereka tidak terlambat, dan berdoa agar arhan diberi kemudahan di sana.
- -
aletta menggenggam erat surat dari arhan itu, sambil memperhatikan orang - orang yang ada di bandara.
matanya terus mencari keberadaan arhan, dibantu dengan ketiga temannya.
"al! di sana!" althea berteriak sambil menunjuk ke arah jam 2. di sana ada arhan, bersama satu wanita paruh baya yang diyakininya adalah ibu arhan dan juga satu wanita yang tidak dikenalnya.
aletta berlari menghampiri arhan yang hampir masuk ke gate untuk check in.
"arhan!" panggilnya.
yang dipanggil menoleh. jelas digambarkan pada raut wajahnya bahwa dia terkejut. wajahnya sekarang terlihat sangat pucat.
tidak ada lagi matanya yang berbinar tiap mereka berjumpa. tidak ada lagi senyuman manis yang menyapanya saat mereka bertatap muka.
sekarang yang dilihat aletta hanya raut wajah gelisah bercampur takut serta kaget. namun sepersekian detik kemudian arhan tersenyum. terlihat dipaksakan di mata aletta.
"kamu dateng.." katanya lirih.
aletta menyodorkan surat yang dari tadi digenggamnya itu pada arhan, "ini apa?!"
cowok itu memperhatikan kertas yang disodorkan oleh aletta. sudah kusut, tidak seperti awalnya.
"kamu bacanya nanti. kalo udah di jalan pulang." ujarnya sembari tersenyum hangat.
aletta hanya memandanginya dengan mata berair. tidak ada satupun kata yang bisa keluar dari bibirnya saat ini.
tiba - tiba arhan mendekati gadis itu, dan merentangkan tangannya lebar - lebar.
"one last hug— no. it won't be the last." ralatnya.
"peluk aku, aletta. this is how we stamp our promise. anti-mainstream, kan?" kata arhan lagi.
melihat aletta yang tidak bereaksi apa - apa? maka arhan memutuskan untuk memeluk gadisnya lebih dulu.
"aku janji bakalan sembuh. kamu tenang aja." arhan membelai rambut gadis di dekapannya itu dengan sayang.
selanjutnya dia berkata pada teman - temannya yang berada di belakang aletta, "titip ya, jagain. nanti kalo gua balik gua ambil lagi."
arhan terkekeh pelan, sedangkan aletta sudah menangis dalam pelukannya.
"udah ya, jangan nangis lagi. aku pergi gak lama kok."
arhan menangkup wajah aletta dengan kedua tangannya dan menghapus air mata yang turun ke pipinya.
"aku pamit. jangan lupa baca suratnya, aku nulis pake hati, lho."
aletta hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian dia kembali memeluk arhan. kali ini lebih erat.
"aku percaya kamu gak bakalan ingkar janji."
arhan tersenyum lega sambil membalas pelukannya, semoga ya, aletta. semoga aja.
FIN
akhirnyaaaaa selesai :""))) maafin akuuu kalo endingnya agak errrrrrrr gmn gitu. maaf kalo kalian gak suka tapi emang dari awal aku bikin cerita ini, endingnya udah aku tentuin bakal kayak gini.....
JADI TERIMA KASIH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA!!!!! MAKASIH BUAT YANG UDAH VOTE KOMEN ABXNSKSIS SEMUANYA BRIGHTEN UP MY DAYYYY.
dan aku namatin ini secepatnya supaya gak aku pikirin lagi :") soalnya mau ujian.... haduh.
udah yaa sampai jumpa kembali di
stay tuned buat yang mau tau isi surat arhan dan juga bonus chapter! hehehe.
best regards,
chai💜