13

1.4K 363 88
                                    

"kok senyum?" tanya arhan saat dia mendapati aletta sedang tersenyum saat dirinya sendiri masih kaget luar biasa.

aletta dengan santai menjawab, "gak apa - apa. aku cuma seneng aja." ia kembali tersenyum, matanya masih terpejam lalu ia kembali melanjutkan, "enak juga ya? jadi nakal gini."

arhan menatap gadis itu dengan dahi berkerut. dan aletta kembali berucap, "seumur hidup aku gak pernah kayak gini loh, ar."

"aku selalu jadi anak yang manis di depan papa sama tante walaupun mereka selalu memperlakukan aku gak selayaknya," ia menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan.

"mau cerita gak? biar gue bawa ke tempat yang lebih asik," kata arhan. aletta berpikir sejenak, apakah dia harus mengiyakan ajakan laki - laki itu atau tidak.

namun sebelum ia menjawab, arhan menginterupsi, "lo bakal suka. gue jamin deh. kalo gak suka ntar gue traktir sebulan di kedai!"

lelaki itu tampak sangat bersemangat, membuat aletta harus tersenyum dan mengiyakan tawarannya.

mungkin ini juga udah waktunya.

- -

"wow.. just wow.." hanya itulah yang keluar dari mulut aletta saat arhan menuntunnya ke tepi bukit, di mana mereka bisa melihat keseluruhan kota dengan jelas.

lampu - lampu terang - benderang menghiasi gelapnya malam itu. tidak ada satupun bintang yang muncul-mungkin karena hujan deras tadi.

"kamu- eh lo maksudnya," ucap arhan, "mau samaan kayak yang di film - film itu gak?"

aletta menatapnya dengan penuh tanda tanya. arhan mengerti dan kembali menjelaskan, "naik ke atas mobil. biar lebih enak, kan sambil duduk. kalo kayak gini bisa capek."

gadis itu mengangguk dengan antusias, "boleh!!!!"

dan sesaat kemudian mereka sudah berada di atas mobil arhan. ada hening selama beberapa menit. aletta sibuk mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, menangkap semua hal yang mungkin untuk disimpan dalam memorinya.

sedangkan arhan memejamkan matanya, merasakan hembusan angin malam yang menyentuh tubuhnya.

"aku udah lama pengen kayak gini," ujar aletta, memecah keheningan. lelaki di sampingnya kini menoleh tanpa mengeluarkan suara, memasang telinganya baik - baik untuk mendengar kisah aletta.

"aku pengen berontak. aku pengen papa tau gimana sebenarnya aku diperlakuin di rumah pas papa gak ada," tanpa sadar, butiran air sudah berkumpul di kelopak matanya.

"aku mau cerita sama papa tentang keseharianku kayak dulu, tapi papa terlalu sibuk. papa bahkan udah pernah bentak aku. beda banget waktu mama..." cerita aletta terhenti sejenak karena suara isakan yang ia tahan - tahan sejak tadi.

arhan ingin memeluk gadis itu, namun dia ingin menunggu sampai aletta selesai bicara. dan yang ia lakukan saat ini hanyalah menepuk - nepuk punggung aletta sambil sesekali mengusap kepala gadis itu dengan sayang.

"waktu mama masih ada, aku disayang banget. aku kangen papa yang dulu, ar. aku kangen papa... aku pengen papa balik kayak dulu tapi.." lagi - lagi aletta tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

rasa rindu terhadap kasih sayang sang papa memaksa butiran - butiran air itu keluar dari matanya. aletta menangis. sangat kencang, untuk yang pertama kalinya di depan arhan.

arhan langsung mendekap aletta dalam pelukannya. masih sambil mengusap pucuk kepala gadis itu dengan sayang.

"it's okay.. ada aku di sini," katanya.

dalam tangisnya, aletta masih berusaha melanjutkan, "tapi papa aku udah mati, ar. yang ada sekarang tinggal sosok om adi yang jahat.. aku gak kenal dia.. dia udah bunuh papa, dia-"

"udah, sst. tenang, ya?" arhan kali ini menangkup pipi gadis itu, menatapnya lekat - lekat di mata berairnya.

"kamu mungkin kehilangan papa kamu, tapi sekarang kamu punya aku, punya millian, punya gio, althea, felix, jordan, brillian, dan bang chandra. bahkan kamu punya kak willy sama kak miguel, kita semua sayang sama kamu, dan kamu harus tau itu."

aletta tertegun, ia mengerjapkan matanya berkali - kali untuk menumpahkan semua air matanya yang langsung dihapus oleh jari arhan.

"sekarang kamu jangan mendam sakitnya sendirian, ya? kamu bisa cerita kayak gini ke aku, atau ke millian karena dia sahabat kamu. apa ke althea karena kalian sama - sama perempuan? jadi bisa lebih ngerti," kata arhan, "inget kalo kita semua saudara kamu. dan saudara pasti bakal ngelindungin satu sama lain, kan?"

aletta mengangguk sebagai jawaban dan arhan kembali menarik gadis itu ke dalam pelukan. aletta pun membalas pelukan itu, mereka berpelukan cukup lama, merasa nyaman dalam posisi seperti itu.

aletta lega, akhirnya ada seseorang yang mengetahui isi hatinya yang ia pendam selama ini. lebih lega lagi karena orang itu adalah arhan.

"by the way, kamu lucu juga kalo ngomong pake aku - kamu gitu," ucap aletta sambil terkekeh, masih sambil berpelukan.

arhan tidak membalas, hanya mengeratkan pelukannya pada gadis itu. walaupun dirinya sendiri kesakitan, ia belum mau aletta tahu.

yang dia inginkan adalah berlama - lama dengan aletta seperti ini, menghabiskan waktu sambil merangkai memori - memori indah mereka, sebelum dirinya pergi, menghilang dari sisi gadis itu.

- -

maaf kalo gak ngefeel karena sejujurnya aku gak pinter nulis bagian kayak gini.... dan ini juga pertamaaaaaaaaa kalinya aku nulis kayak ginian jadi tolong maafkan aku kalo gak sesuai ekspektasi karena diriku hanyalah seorang penulis amatir :(
































dan apakah ada yang tertarik kalo aku publish ini...

dan apakah ada yang tertarik kalo aku publish ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( stories based on shawn mendes' songs ft. straykids' 2000 liners )

karena aku juga adalah seorang mendes army

[1] a little too much; hwang hyunjin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang