vote dan komennya ya! karena itu membuat aku bahagia :")
jam menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit dan aletta sedang mengendap - endap keluar rumahnya. saat ini pasti belum ada yang bangun, karena ketiga penghuni rumah ini biasanya bangun jam enam lebih.
setelah berhasil menutup pagar rumahnya, aletta dikejutkan oleh sosok misterius di depan rumahnya, mengenakan helm yang menutupi wajah dan membawa motor.
gadis itu awalnya ingin mengacuhkan orang tidak dikenal itu namun ketika ia melangkah, lengannya ditahan oleh si orang asing. aletta berusaha melepaskan tangannya sekuat tenaga,
"lepas! aku gak tau kamu siapa!" bentaknya. dan orang itupun langsung membuka helmnya, membuat aletta meminta maaf berkali - kali.
"loh– arhan?! kamu ngapain di sini, sih? aku kira kamu orang jahat tau!" katanya, "maafin ya aku udah kasar, aku gak bermaksud..."
"mau jemput lo. soalnya dari semalem line gue kaga dibales yaudah gue samperin aja sekalian," ujar arhan dan membuat aletta merutuki dirinya sendiri karena sudah mengabaikan pesan - pesan arhan. semalam gadis itu terlalu senang karena bisa bicara dengan millian lagi hingga tidak mengecek pesan lain.
"aduh.. maafin ya, ar. semalem aku sibuk makanya ga liat chat kamu," kata aletta penuh penyesalan, "aku juga udah ada janji berangkat bareng orang lain hari ini.. maaf," tambahnya.
arhan kecewa, pasti. mengetahui bahwa ada orang lain yang dianggap lebih penting dari dirinya sudah cukup membuat cowok itu sedih.
"oh, gitu. yaudah, duluan ya, al. salah gue juga sih gak nunggu balesan chat lo dan langsung main kesini aja," ucap arhan dengan senyum yang sedikit dipaksakan. cowok itu kemudian memasang helmnya lagi dan langsung meninggalkan tempat itu, tidak berniat mendengar apa yang akan aletta ucapkan setelahnya, dan tidak berniat juga untuk bertanya siapa orang yang akan menjemput aletta hari ini.
saat dalam perjalanan meninggalkan kompleks perumahan aletta, arhan berpapasan dengan millian. dan mereka berdua saling tersenyum di balik helm masing - masing.
- -
setelah arhan pergi, aletta merogoh sakunya untuk mencari sebuah ponsel. jarinya langsung mengetikkan beberapa angka yang dijadikan passcode kemudian membuka fitur chat line.
gadis itu mencari nama arhan kemudian membaca pesan darinya tadi malam.
Arhan
al
8.40 PMlo gapapa?
8.40 PMalettaaa
8.40 PMlo gak lagi gabut ya? makanya ga ngechat gue
8.47 PMwoi
8.50 PMbuset dah gue dikacangin
8.51 PMbesok gue jemput ya. lo udah tidur kali, nanti bacanya besok pagi aja
9.14 PMaletta baru ingin mengetikkan kalimat permintaan maaf pada arhan, namun tiba - tiba sebuah motor berhenti di hadapannya.
pembawa motor itu—yang aletta yakini adalah millian, membuka kaca helmnya sehingga menampakkan kedua mata indahnya.
sorot mata millian sudah kembali seperti dulu, seperti saat mereka masih berstatus sebagai teman dekat. aletta senang melihatnya, gadis itu sampai tersenyum lebar.
"ayo naik? malah bengong kamu tuh," millian berkata sambil menyodorkan sebuah helm kepada aletta. tanpa berkata apapun, aletta segera menerima helm itu, memakainya dan langsung naik ke motor millian.
tidak ada yang bicara selama perjalanan. yang satu bingung bagaimana harus membuka pembicaraan, dan yang satunya lagi sibuk senyam - senyum di belakang. pastinya tingkah aletta bisa dilihat oleh millian lewat kaca spion, maka dari itu di saat mereka terjebak lampu merah, millian berkata,
"mau peluk kayak dulu juga boleh," sambil senyum ganteng dan dihadiahi satu pukulan dari aletta.
"apaan sih kamu tuh! gak jelas tau gak!" kata aletta.
tiga puluh detik kemudian tangan kecil nan halus milik gadis itu sudah melingkar di pinggang millian.
- -
aku. gemes.