sudah terhitung tiga minggu sejak aletta dan althea menumpang di rumah chelsea. they got along very well.
dan felix masih belum sepenuhnya pulih, tapi dia sudah dipulangkan ke rumahnya. arhan dan millian serta gio kadang mengunjungi rumah chelsea entah untuk sekedar mampir atau kadang mereka suka makan bersama.
seperti sekarang ini, ada arhan dan gio di rumah chelsea. mereka membawakan makanan untuk konsumsi sambil menonton film. millian sedang dalam perjalanannya ke tempat ini.
namun di sela canda tawa mereka, ada aletta yang hanya tersenyum kecil atas tingkah teman - temannya itu. aletta ingin sekali menanyakan bagaimana kabar papanya saat ini, bagaimana keadaan rumah saat aletta pergi, apakah papanya pernah mengkhawatirkan dirinya atau tidak, atau apakah rumah itu terasa lebih damai ketika aletta pergi.
semua pikiran itu lantas buyar karena arhan telah duduk di sampingnya dengan membawa camilan kesukaannya.
"bengong aja dari tadi." arhan menyodorkan bungkus kitkat yang isinya tinggal setengah itu pada aletta.
dan aletta menerima dengan semangat, "gak pa - pa kok. aku cuma lagi mikir aja." ujarnya.
"mikirin rumah?" lelaki itu bertanya dan si gadis hanya menjawab dengan anggukan.
"pengen pulang?" tanya arhan sekali lagi. aletta terlihat bimbang untuk menjawab pertanyaannya kali ini.
benar, gadis itu rindu rumah. bukan suasananya, namun papanya. walau bagaimanapun, sang papa adalah satu - satunya anggota keluarga aletta yang tersisa, karena sang mama sudah tiada.
aletta juga merindukan kamarnya. di kamar itu ia bisa dengan bebas menangis karena merindukan sosok mama. dan walaupun papanya kadang tidak menganggap dia ada, tetap saja aletta tidak mau terjadi hal yang buruk terhadap papanya.
bukan berarti tinggal bersama althea dan chelsea tidak menyenangkan. sungguh, aletta mengakui bahwa sangat nyaman berada di sini, apalagi tempat ini tidak pernah sepi karena banyak teman - temannya yang berkunjung.
tapi jujur saja, kadang dia rindu dengan her own space. di mana dia bisa melakukan apa saja tanpa diketahui orang lain.
"aku cuma khawatir.. aku kangen papa, aku pengen liat dia," jawaban itulah yang aletta berikan pada arhan.
lelaki itu kemudian mengangguk dan beranjak.
"pulang aja yuk kalo gitu?" arhan mengulurkan tangannya, berharap aletta akan meraihnya. namun gadis itu malah menggeleng.
"aku gak pengen pulang, ar."
arhan kembali duduk saat aletta berkata demikian.
lalu muncul pop-up message di ponsel aletta, dan arhan bisa melihat nama pengirimnya. itu dari ester.
Ester
woi jablay.
7.32 PMpulang gak lo
7.32 PMbokap lo sekarat nih
7.33 PMapa gua matiin aja sekalian?
7.33 PMgila kamu.
7.33 PMlo yang gila
7.33 PMudahan dulu main sama om om nya
7.34 PMburuan pulang
7.34 PMsumpah ya bokap lo nyusahin bgt tauga
7.35 PMurus sendiri nih
7.35 PM
read.aletta hanya membiarkan pesan sepupunya itu dan menoleh pada arhan yang sedang menatapnya lekat - lekat.
"kenapa ngeliatin aku kayak gitu, sih?"
arhan menghela napasnya dulu sebelum balik bertanya, "sampe kapan kamu mau biarin dia, sih?"
"biarin gimana maksudnya? aku gak ngerti ah, ar. gak usah bahas ini lagi." kata aletta sambil membuang muka.
"dia itu, yang katanya sepupu kamu, udah keterlaluan banget." arhan berucap. "sepupu macam apa yang kelakuannya kayak gitu?"
"udahlah, lagian aku juga gak apa - apa kok." aletta berusaha menenangkan.
"kamu mau terus diem aja dipanggil jablay sama dia?!" kali ini arhan berkata dengan penuh emosi, membuat gio, althea dan chelsea yang sibuk bermain uno pun ikut menoleh.
"ar, udah aku bilang kan aku tuh gak pa—"
"ya aku yang kesel liat dia seenaknya sama kamu!" arhan memotong perkataan aletta membuat seisi ruangan terkejut. apalagi aletta, karena ini pertama kalinya arhan membentak gadis itu.
"kamu tuh kenapa sih? aku aja biasa doang, lagian dia tuh emang kayak gitu kali—"
"ini tuh karena aku sayang kamu, aletta." lagi - lagi perkataan aletta dipotong oleh arhan. "aku gak mau, aku gak bisa liat kamu di gituin terus.."
- -
maaf baru update hpku rusak :(