15

1.2K 310 28
                                    

aletta sedang merapikan ruangan felix sebelum yang lainnya datang. althea juga di sana, karena tidak punya tempat untuk pulang, dan karena dipaksa oleh aletta. mereka pulang lebih cepat dari pada arhan dan yang lainnya karena para guru di sekolah mereka akan pergi melayat. alhasil, mereka dipulangkan lebih awal.

felix yang masih dalam kondisi sakit itu tidak bisa melakukan apa - apa selain melihat dua perempuan yang sedang bersamanya itu sibuk merapikan semua hal sampai pada detil - detilnya.

"woy, udahan kek bersih - bersihnya. kayak babu gua nih lo berdua jadinya," dua kalimat yang dilontarkan felix berhasil membuat kedua gadis itu berhenti melanjutkan aktivitas mereka.

"lo tuh lagi sakit mending diem aja gak usah banyak bacot. udah baik kita bantuin bersih - bersih." ucap althea sambil menaruh kemucing di tempatnya yang semula. oh ya, akhir - akhir ini althea sudah banyak bicara alias mulai cerewet.

felix mendengus, "kalian mau di sini terus? sampe gue pulang, gitu?" tanyanya.

baik aletta dan althea memandang satu sama lain dengan tatapan penuh tanda tanya. benar juga, mereka tidak bisa terus - terusan menumpang di sini.

"gue punya temen cewek sih. dia sekolah.. ah dia homeschooling terus ortunya tinggal di luar kota. rumahnya gede banget! tapi yang nempatin cuma doi sama pembantunya." jelas felix, "kalo lo berdua mau sementara tinggal sama dia, gue bisa bilangin." tawar cowok itu.

"aku mau sih... tapi kalo dianya gak mau nerima, gimana?" ujar aletta. gadis yang satunya mengangguk menyetujui.

"tenang aja, baik kok dia. cuman rada geser gitu juga otaknya. harus sabar deh pokoknya kalo sama dia. cerewet abis!" kata felix lagi, kali ini sampai secara tidak sadar menggerakkan kakinya yang masih di gips, membuat cowok itu meringis sesaat, "aDoH– yaudah mau nih ya? gue telpon sekarang. tuh liat tuh gue sampe rela kesakitan biar lo berdua aman,"

althea mendecih. tapi kakinya melangkah ke dekat ranjang felix, meraih ponsel di atas nakas dan memberikannya pada cowok itu.

felix tersenyum dan kemudian memencet satu nama pada kontak teleponnya. kurang dari tiga detik, gadis itu sudah mengangkatnya.

"hal–"

"wOOOYYYYY LIX GILA GUE BARU DENGER KABAR LO KECELAKAAN KEMAREN. GIMANA ITU KAKINYA PATAH GAK??????" gadis itu langsung memotong perkataan felix sebelum dia selesai bicara.

"ya iya patah cuman gue–"

"SYUKUR DEH YAAMPUUUUNNN UNTUNG GAK MATI LO YA. BAIK - BAIK AJA DONG BERARTI?" kata gadis itu dengan sangat lantang. aletta dan althea saja bisa mendengar suaranya.

"pala lu baik - baik aja orang gue patah - patah gini kaki sama tangan" ucap felix yang akhirnya tidak disanggah lagi oleh orang di seberang sana.

"haduuuuhh gue gabut banget pengen kemana gitu tapi lo nya sakit jadi gapunya temen kan gue. padahal nih ya kalo lo lagi sehat gue mau ngajak ke dance festival hari iniiiiiiii katanya banyak dancer bagus. masa gue kesana sendirian???" gadis itu kembali berkata dengan antusias. namun terbesit nada sedih pada akhir kalimatnya.

"yaudah mending lu kesini jengukin gue. ada yang pengen gue omongin juga nih, temen gue–"

"LOH IYA YA KOK GA KEPIKIRAN BUAT JENGUKIN ELO. YAUDAH GUE KESANA SEKARANG DADAAAAAHHHH"

felix hanya menghembuskan napasnya kasar setelah hubungan telepon mereka diputuskan secara sepihak oleh gadis itu.

"gimana lix?? bisa gak katanya?" tanya aletta.

"udah - udah, pasti bisa kok. doi otw kesini."

- -

dan benar saja, setelah felix menginformasikan tentang nomor kamar dan rumah sakit mana dia dirawat, 15 menit kemudian sudah ada yang mengetuk pintu kamar inapnya dengan brutal.

althea membukakan pintu dan menyapanya dengan ramah. dibalas pula oleh senyuman gadis itu. dia hanya mengenakan t-shirt putih polos dibalut dengan jacket denim dengan ripped jeans berwarna hitam.

"WOY JEREMIA DASAR LO TUH YA UDAH DIBILANGIN BAWA MOTOR JANGAN KAYAK ORANG GILA!" omel gadis itu sambil mendudukkan dirinya di atas ranjang felix, tepatnya di samping kaki kiri cowok itu.

felix tidak mempedulikan omelan itu dan malah memejamkan matanya.

"dih, gue disuruh kesini tapi malah dikacangin mending gue balik aja." gadis itu turun dari ranjang dan belagak akan pergi dari sana. namun langkahnya terhenti setelah melihat aletta keluar dari kamar mandi,

"loh.... kamu diella bukan, sih?" tanyanya.

aletta mengangguk dan menatapnya bingung, "kamu...?"

alih - alih menjawab pertanyaan aletta, gadis itu malah melontarkan satu pertanyaan yang membuat aletta terkejut sekaligus bingung.

"pacarnya basten, kan ya? millian basten."

melihat ekspresi aletta yang bingung, gadis itu kembali berkata, "oh.. apa udah putus???"

aletta sama sekali tidak mengenal gadis ini, walaupun wajahnya tampak tidak asing, ia benar - benar tidak bisa mengingat siapa gadis cantik yang berada di depannya saat ini.

apalagi, dia tahu nama lengkap aletta dan millian.

aletta masih terdiam sampai akhirnya gadis itu angkat suara, lagi. "kamu lupa siapa aku, ya?" dia bertanya.

"aku chelsea. arashel chelsea. kamu gak inget?" tambahnya lagi.

"nggg.. aku kayaknya pernah liat kamu, cuman aku gak tau??" aletta menjawab seadanya.

"udah kuduga sih. lagian kita juga gak deket - deket amat pas smp. kelas kita beda." kata gadis yang bernama chelsea itu.

"terus? kok bisa tau nama aku sama millian?"

"ya ampun, el. kita tuh followan di ig tau! kamu aja sering like foto aku, ih."

aletta jadi sadar. pantas saja wajahnya tidak asing. setelah menyadarinya, aletta langsung melempar senyuman kepada chelsea.

setelah itu, chelsea kembali berbalik pada felix.

"lo ngapain nyuruh gue kesini tadi?" tanyanya.

"mau nitip mereka berdua di rumah lo. kan kosong tuh, mayan juga lo jadi kagak sendirian lagi," jawab felix.

"boleh - boleh aja sih, tapi emang mereka–" ucapan chelsea terpotong setelah pintu kamar felix terbuka dan terdengar suara seseorang,

"sore.."
- -

ngEeeEngG sp tuh

btw dengan part ini user radioi menyatakan hiatus karena masa masa sibuk kelas 12 sudah dimulai.

[1] a little too much; hwang hyunjin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang