11

1.5K 353 63
                                    

"namanya althea. temen aku di sekolah," jelas aletta pada semua orang di ruangan itu, kemudian dia berjalan ke sofa tempat millian berbaring, masih dengan althea mengekor di belakangnya.

"althea! duduk sini aja, kayaknya aletta masih mau ngurusin millian dulu, mending kamu kesini deh, daripada ntar jadi nyamuk," aletta menoleh ke arah gio yang baru saja melontarkan kalimat tadi. terkejut. mungkin itulah yang dirasakan semua orang di ruangan itu saat ini. namun aletta segera mengubah raut wajahnya menjadi lebih tenang ketika gio tersenyum lebar ke arahnya.

"hng, thea kamu duduk bareng gio aja dulu. ini millian demam soalnya," ujar aletta dan membuat althea terpaksa mendudukkan dirinya di samping laki - laki yang diyakininya bernama gio ini.

"mil, baju kamu basah. ganti dulu abis itu baru tiduran lagi, ya? kalo nggak nanti kamu masuk angin," kata cewek itu sambil berusaha membujuk millian yang pastinya akan susah karena keadaannya seperti ini.

"maleeeees" ucapnya masih dengan mata terpejam.

"kalo males sini deh gue yang gantiin," kata arhan yang tiba - tiba saja berada di sana. millian langsung tersadar 100% dan berjalan ke kamar mandi dengan menenteng tas berisikan baju yang diberikan aletta.

setelah millian pergi, tempatnya digantikan oleh arhan yang sedang membawa cangkir kopi di tangannya.

"kamu kemana aja? aku selalu nungguin kamu tapi kamunya gak pernah muncul," itulah kalimat pertama yang dilontarkan aletta ketika arhan duduk di sampingnya.

"hehehe maaf, hape gue rusak nih belom bener masih sementara diservis. gak dateng juga karena latihan bareng mereka, tau kan?" jelas arhan.

aletta mengangguk, dia memang tahu bahwa mereka akan mengikuti lomba, namun dia baru tahu kalau arhan juga akan ikut.

"syukur deh, aku kira kamu kenapa - napa."

arhan tersedak mendengar jawaban aletta, kemudian mengejek cewek itu,

"cieeee ngawatirin gue yaaa?"

"iya emang," niat arhan untuk membuat cewek di sampingnya malu nampaknya gagal, karena jawaban aletta sama sekali tidak terduga dan jawabannya membuat pipi arhan merona.

arhan segera pergi dari sana, beruntung karena saat itu juga millian keluar dari kamar mandi.

arhan mencoba menetralisir detak jantungnya yang semakin cepat setelah jawaban tidak terduga dari aletta tadi. pikirnya setelah hari itu, saat aletta tidak mengabarinya kalau dia tidak akan mengunjungi kedai, seorang arhan andriano tidak penting lagi dalam hidupnya, namun setelah jawaban aletta tadi, he smiled for no reason.

masih dengan senyum yang mengembang, arhan menempatkan dirinya di samping althea. membuat gio yang sudah duduk di situ lebih dulu terheran - heran.

"ngapain sih lo! ganggu aja!" protes gio karena merasa terganggu dengan kehadiran arhan di situ.

"halah bacot, duluan juga gue kenalan sama cewek ini," kata arhan santai. gio kaget, dan arhan seketika menyesal karena kalimat itu sudah keluar dari mulutnya. diam - diam arhan kembali beranjak dari situ—ingin lari, namun sepertinya akan gagal karena dari tadi gio masih memandanginya dengan bibir terbuka lebar.

"kok bisa!?" teriakan gio membuat arhan kembali mendudukkan dirinya di samping althea.

"yaa sekali doang sih ketemunya. waktu itu makan bareng di kedai... iya, kan?" arhan menyikut lengan althea, meminta bantuan.

"eh– hng, iya pernah waktu itu–" althea baru akan menjelaskan namun kalimatnya langsung dipotong oleh gio.

"yA GIMANA CERITANYA BARU PERTAMA KETEMU KOK UDAH MAKAN BARENG??? LO BERDUA BLIND DATE APA GIMANA!?"

[1] a little too much; hwang hyunjin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang