7.

2K 151 33
                                    

Aurhor's POV.
"Kita nonton film horror." sambung Jaemi.

Fyi, Jaemi emang demen banget sama film horror. Tiap kali hang out sama dia juga nontonnya film horror mulu.

"KUY!" ini nih si Mirae.

"Gimana semua? Setuju, kan?" tanya Jaemi.

Jaerin melihat mayoritas manusia di sini nganggukin kepala.

'Mampus.' batinnya.

"Gue ga mau.." cicit Jaerin pelan.

Jungkook yang mendengan cicitan pelan Jaerin, refleks menatap heran gebetannya itu.

Kedua manik matanya yang bergerak ke kanan dan kiri dengan cepat, alisnya naik, bibir bawahnya dikulum lalu digigit pelan.

Sangat ketara Jaerin sedang gelisah. Atau takut?

"Noona..?" panggil Jungkook lembut.

Jaerin sadar Jungkook memperhatikannya sedari tadi, langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi lebih tenang.

"Ya?"

"You okay?" tanya Jungkook penuh perhatian.

"Ya."

"Rea-"

"Nonton Ouija 2 yuk!" usul Mirae.

Jaerin mengumpat dalam hati,

'Oh, man. Holy shit.'

"Wae, aegi-ya? Wajahmu sepertinya sangat ketakutan." ledek Hoseok dengan bahasa baku, membuat empat siku-siku imajiner tercetak di pelipis sang adik.

"Tau, tuh. Udah gede masih aja takut sama film fiksi. Masih sore, Jae. Tenang aja. Hantunya masih pada bobo kok." ejek Jaemi yang ada di dalam rangkulan hangat Hoseok.

Sekarang mode bold empat siku-siku imajiner di pelipis Jaerin telah diaktifkan.

Wow. Lumayan mengerikan.

"Ouija? Boleh tuh! Ayo dong, Jae. Jarang-jarang nih nonton film horror sama lo! Masa ga berani sih? Ah, cupu as always! Ga asik!" rajuk Bella.

Bold kuadrat.

Ibaratkan Hoseok mengumpulkan ranting-ranting, Jaemi menumpuk ranting-ranting tersebut, dan Bella menyiram minyak di atasnya.

Sekarang, giliran Mingyu menyulutkan api.

"Iya, Jae. Jungkook aja berani, masa lo nggak? Kalah lo sama cowo yang lo panggil 'bocah'? Ga malu? Baru tau gue seorang Jung Jaerin selemah ini."

Bold kubik.

Oops.

Sepertinya sebentar lagi ada yang akan terbakar.

"Iya-iya!"

Jaerin segera melepas kacamatanya.

"Sini kacamatanya, noon. Adek bantuin taro di meja." Jaerin pun menyerahkan kacamata bulatnya kepada Jungkook.

"Jangan pegang lensanya!"

"Iya, noon. Ini kan aku pegang framenya doang. Ish, noona mah galak sama aku."

Jungkook meletakkan kacamata berframe hitam itu ke atas meja dengan hati-hati, mengingat framenya yang tipis.

'Cukup beresiko kalau kupatahkan secara sengaja. Bisa-bisa rambutku dijambak sampai habis oleh noona.' batin Jungkook.

noona ; jjk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang