Author's POV.
Hoseok menggaruk punggungnya yang gatal. Tangannya menyelusup ke kaus hitam tanpa lengan miliknya dengan santai.Bibirnya mengerucut karena merasa kamarnya sedikit terlalu hangat, tangannya masih setia menggaruk punggungnya yang gatal-mungkin akibat sedikit berkeringat.
Kaus hitam berakhir di atas lantai-ditanggalkan begitu saja. Training pants berwarna senada dibiarkan menggantung rendah di tulang pinggul.
Handuk diambilnya, lalu dia mengusap punggungnya yang berpeluh. Karena merasa lelah, ia menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur.
Lalu menatap langit-langit kamarnya yang dipenuhi dengan hiasan, lebih tepatnya hal yang kurang-nyaris menyentuh kata tidak berguna yang ditempel oleh Jaerin.
Tok! Tok!
"Oppaaa!"
"Ya?"
"Ada paket dari Balenciaga untuk Mr. Jung Hoseok!"
Hoseok segera berlari keluar dengan senyum merekah. Padahal beberapa saat yang lalu Hoseok merasa dirinya adalah sebuah kegagalan dalam perihal menjaga adiknya dari laki-laki atau pun pria-pria brengsek.
Pintu kamar dibiarkan terbuka begitu saja, yang terpenting untuk Hoseok sekarang adalah paketnya.
"CALVIN KLEINNYA BAGUS!" sindir Jaerin pada karet boxer milik Hoseok yang terlihat.
Hoseok mengendikkan bahu, tak peduli. Ia melihat paketnya berada di ruang tamu. Ia berlari kecil menghampiri meja tersebut, mendaratkan bokongnya pada karpet halus.
Wajahnya girang bak anak kecil yang mendapat hadiah natal, lalu membuka kardus besar yang ditujukan untuknya dengan tergesa-gesa.
"WOAAAHHHH! DAEBAK! MEREKA SUDAH DATANG! AEGI-YA! SINI!" ujar Hoseok dengan suara keras.
"Kenapa? Dapat bonus dari Balenciaga?"
Hoseok menggeleng dengan lucu,
"No, no, no. Triple S-mu sudah datang!"
"Aku ga pesen tuh?"
"Oppa yang beliin, hehe. Bagus, kan? Nih, buat kamu." ujarnya sambil melempar dust bag ke wajah Jaerin.
"Kampret! Dust bag kok dilemparin ke muka gue?!"
"Sengaja. Wle."
"Anjing!"
"Halo, adiknya anjing." ujar Hoseok santai sambil memeriksa sepatu kiri milik Jaerin.
"Kampret!"
Sekarang giliran sepatu kanan yang diperiksa, "Halo, adiknya kampret." ujar Hoseok tanpa melihat Jaerin—fokusnya tertuju penuh pada sneakers mahal yang terlihat kotor dan usang.
"Siniin handphone kamu."
"Oppa mau ngapain?" tanya Jaerin curiga.
"Nonton bokep."
"Anj-"
"Ngomong "anjing" sekali lagi, oppa jual kamu ke Jimin."
Keduanya terdiam. Hoseok menyodorkan sepatu yang baru saja tiba di kediaman mereka pada Jaerin.
"Nih, cobain sepatunya."