penjelasan kenapa hubungan sehun sama caitlyn jadi ga akur :)
happy 5k reads!
Author's POV.
2 tahun lalu, Seoul."Saya pergi dulu, Caitlyn."
"Ya. Hati-hati saat menyetir."
"Kenapa? Kamu sudah mulai peduli pada saya?"
"Jangan salah paham. Uang servis mobil itu tidak murah. Apalagi mobil mahal milik anda."
Sehun tidak mempedulikannya, lalu lanjut menggulung lengan kemeja miliknya.
"Saya pamit. Hati-hati di rumah."
***
"Ey, Sehun!" sapa Kai yang sedang merangkul gadis-gadis berpakaian minim.
"Kenapa?"
"Tidak, hanya ingin mengajak sedikit minum."
"Mungkin tidak, Jongin."
"Yaaak! Aku sudah membelinya, minum sedikit saja!"
"Baiklah, sedikit saja."
***
Ting! Tong!
Caitlyn segera menuju ke pintu, membukanya perlahan dengan wajah kesal.
"Kenapa malam sekali-?"
"Caitlyn, Sehun mabuk." potong Kai sambil memapah Sehun yang hampir kehilangan keseimbangan.
"Kai-ssi, ada apa ini?"
"Aku menyodorkan sedikit minuman. Tapi entah kenapa dia malah meneguk sebotol dalam sekali tegukan detik setelah gelas pertamanya. Kalian ada masalah?"
"Hanya masalah kecil, Kai-ssi."
"Di mana kamar kalian? Akan kubawa dia ke sana."
"Lantai dua, belok kiri, pintu pertama."
Kai mendudukkan Sehun di sofa lalu membuka sepatu kulit Sehun.
"Sepatunya mau diletakkan di mana?" tanya Kai.
"Sini aku yang masukkan ke rak saja." Caitlyn menyimpan sepatu Sehun di rak, sedangkan Kai memapah Sehun ke kamar, "Kai-ssi! Tolong ganti bajunya dengan piyama, ya! Sudah kugantung di belakang pintu!"
"Okay Caitlyn."
Setelah Kai pulang, Caitlyn masuk ke kamar mereka lalu menyelimuti Sehun.
Ia merapikan poni yang menutupi dahi Sehun lalu menjitak dahinya pelan,
"Besok kalau hangover jangan merengek padaku, pabo."
Sehun terbangun karena jitakan pelan Caitlyn,
"Eodi-"
"Rumah, kamar kita."
Sehun memijat kepalanya pelan, lalu ia melihat lengan bajunya yang sudah berubah menjadi lengan baju piyama.
"Siapa yang menggantikan?"
"Kai."
"Oh."
"Kenapa? Kecewa bukan saya yang menggantikannya?"
Sehun terdiam sebentar lalu menutup matanya dengan punggung tangan,
"Panas." gumamnya pelan sekali.
"Kenapa?"
"Panas." ujarnya sedikit lebih keras dengan suara serak lalu mendudukkan dirinya di atas kasur.
"Ya sudah. Kalau begitu jangan selimutan dulu. Saya permisi ke kamar mandi sebentar." Tangan Caitlyn ditahan oleh Sehun, "Sekarang kenapa?"
"Temani."
"Saya mau gosok gigi. Hanya sebentar. Hanya dua menit saja."
"Saya bilang temani." ujar Sehun sambil menarik tangan Caitlyn sampai Caitlyn jatuh di pangkuannya.
Sehun menatap mata dan bibir Caitlyn bergantian,
"Apa-apaan?" tanya Caitlyn canggung.
Sementara Sehun menjilat bibirnya pelan lalu menarik kepala Caitlyn dan memagut bibirnya ganas.
Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua.
***
Caitlyn mengerjapkan matanya pelan, kepalanya pusing akibat terlalu banyak menangis semalam.
Ia menatap lengan Sehun yang masih setia memeluk pinggang telanjangnya.
"Sial." umpatnya pelan.
Caitlyn bangkit secepat mungkin, menyebabkan lengan Sehun terjatuh ke pinggul.
Dan Sehun mengerjapkan matanya pelan-ia terbangun.
"Sudah bangun?" tanya Sehun dengan suara serak.
"Belum, masih tidur." jawab Caitlyn sarkas sambil bersingut ke tepi kasur. Ia memungut kemeja Sehun dan memakainya.
Saat ia berusaha turun dari kasur, namun saat merasakan perih di antara kakinya, ia pun mengurungkan niatnya.
"Mau ke mana?"
"Kamar mandi."
"Kenapa tak jadi?"
"Sakit."
"Oh?" ujar Sehun sedikit terkejut, "Maaf. Semalam sepertinya saya agak kasar."
Caitlyn memilih diam, dan mengancingkan kemeja Sehun yang ia pakai sampai atas.
"Hm."
"Sekarang jam berapa, Kate?" ujarnya sambil memposisikan dirinya untuk duduk di atas kasur.
"Jam 9 pagi."
"Kalau begitu saya berangkat dulu."
"Ke mana?"
"Kantor. Ada meeting dalam waktu dua jam."
"Tidak mau istirahat dulu?"
Sehun berdiri lalu memakai boxernya, dan berjalan menuju kamar mandi.
"Tidak perlu."
"Hmm." gumam Caitlyn.
"Saya mandi dulu." ujar Sehun.
"Ya."
Ia menatap tangannya yang sedikit menyembul dari lengan kemeja Sehun sambil menunggu Sehun selesai mandi.
Setelah Sehun keluar dari kamar mandi, ia mengucapkan sesuatu yang membuat Caitlyn bertekad ia tak akan mempercayai laki-laki bernama Oh Sehun lagi selama hidupnya,
"Lupakan apa yang terjadi semalam."
"Maksudnya apa yang terjadi semalam itu tak penting bagi anda?"
Sehun memilih diam dan memakai jasnya,
"Saya berangkat dulu. Suruh Jaerin kemari kalau kamu butuh bantuan."
Ia pun menyambar kunci mobil dan berangkat ke kantor begitu saja.