19.

1.4K 126 21
                                    


ALERT
this is a looooong asssssss chapter.
enjoy.

























Author's POV.
Jimin mengacak rambutnya asal―ia benar-benar frustasi sekarang. Bilangan-bilangan desimal yang terpampang acak di kertas buram miliknya membuatnya frustasi bukan main.

Jimin membanting pensil mekaniknya ke atas meja,

"Tau dah! Ga ngerti lagi gue!"

Fani―pacar Jimin―menenangkan Jimin dengan cara mengelus bisep kekarnya Jimin,

"Minta jawaban lo dong." ujar Jimin sambil mengadahkan kedua tangannya di depan wajah Jaerin.

Jaerin yang sedari tadi fokus pada layar ponselnya berkata,

"Tuh."

Dan terdengar beberapa kekehan pelan setelahnya.

"Mana?"

"Di dalem map. Cari sendiri." ujar Jaerin menahan senyuman. Namun gagal. Jadi sekarang Jaerin tengah mengulum bibirnya sembari menggigitnya beberpa kali.

Jimin mengambil map hitam milik Jaerin lalu membolak-balik setiap halaman yang berada di dalamnya dengan hati-hati.

Line~!

Wajah Jaerin menjadi sumringah ketika ia melihat notifikasi dari aplikasi tersebut,

"Jim, Fani, gue duluan ya!"

Jaerin mengambil barang-barangnya dengan buru-buru, namun senyuman masih belum meninggalkan wajahnya.

"Tapi map lo-"

"Mapnya lo yang pegang aja! Jangan sampe hilang! Bye!"

Pasangan kekasih itu menatap kepergian Jaerin dengan tatapan aneh, ada apa gerangan dengan teman mereka yang satu ini.

Keduanya mendapat jawaban yang mereka ketika pandangan mereka mendarat pada sesosok pria tinggi dengan senyuman manis yang tengah berjalan beririgan dengan Jaerin.

'Jungkook rupanya.' batin keduanya sambil tertawa kecil, mengingat betapa tak sukanya Jaerin pada Jungkook beberapa tahun silam.

***

"Sunbae." sapa Jungkook dan Jaerin sambil membungkuk kecil pada Taeyong.

"Kalian mau kemana? Sunbae mau ikut, dong. Boleh, kan?" ujar Taeyong dengan senyuman manisnya yang super menyebalkan.

"Gak." ujar Jungkook dan Jaerin bersamaan, membuat keduanya saling menatap satu sama lain lalu tertawa bersama.

"Sayang sekali, tapi kakakmu yang tampan itu mengharuskanku ikut pada kencan kalian, Jaerin-ah~" ujarnya masih dengan attitude yang menyebalkan.

Jaerin mendecih tak suka,

"Kau yakin kepalamu tak terbentur, Lee Taeyong?"

"Yep."

"Terserah."

Jaerin menarik tangan Jungkook guna menghindari sesosok manusia yang paling menyebalkan sejagat raya―Lee Taeyong.

"Terserah kamu, Jae, mau ngapain. Pokoknya aku ikut."

***

"Yak! Oppa!"

Jaerin menatap layar ponselnya kesal, hatinya dongkol luar biasa,

"Dimatikan begitu saja?! How dare you?!" ujar Jaerin sambil memaki ponselnya yang tengah menampilkan salah satu kontak yang paling sering menghubunginya―Jung Hoseok.

noona ; jjk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang