18.

1.4K 129 38
                                    

Author's POV.
Hoseok menutup pintu apartemennya pelan karena ia tau jika sudah selarut ini adiknya―Jaerin pasti sudah tidur.

Ia menggantung jaket dan beanie hitamnya di standing hanger yang berada di sebelah rak sepatu.

Hoseok mendengar suara-suara film animasi dari ruang tengah. Ia terkekeh pelan,

'Pasti tertidur sambil menonton Oggy lagi' batinnya sambil terkekeh.

"Aegi-ya..?" panggil Hoseok dengan volume suara yang agak kecil sambil berjalan menuju ruang tengah.

Ia melihat adiknya tertidur di rangkulan seorang pria yang ia kenal.

"Hyung. Sudah pulang? Daritadi noona menunggumu sampai tertidur."

"Pulang sana."

"Boleh sleep over sehari lagi ga, hyung?"

Hoseok menatap Jungkook malas, ia berjalan ke depan mereka lalu berjongkok di depan Jaerin―mencoba untuk menggendong Jaerin.

Merasa ada sentuhan di pinggangnya, Jaerin terbangun,

"Oppa~" ujar Jaerin dengan nada khas orang yang baru bangun tidur.

"Hmmmm?"

Jaerin malah memeluk Hoseok dengan erat,

"Kenapa, sayangnya oppa?" tanya Hoseok sambil mencium-cium pelipis adiknya.

Jungkook menatap aneh reaksi Hoseok yang menurutnya agak--nyeleneh.

"Kangen." ujar Jaerin lalu memeluk Hoseok kian erat.

"Iya, tau oppa itu ngangenin."

"Narsis." desis Jaerin dengan muka bantalnya.

"Sana tidur ke kamar. Besok kuliah, kan?"

Jaerin mengangguk lalu berjalan ke arah kamarnya. Namun tak lama kemudia ia berbalik,

"..Jungkook?"

"Adek juga udah mau pulang kok. Pamit ya, hyung, noona."

"Gue anter sampe depan." ujar Jaerin sambil melangkah ke arah Jungkook.

"Ga usah, noon. Noona tidur aja dulu."

"Pokoknya gue anterin." paksa Jaerin.

"Oppa ke kamar dulu, aegi-ya."

Hoseok membanting pintu kamarnya,

"Hyung marah..?"

"Harusnya sih nggak, mungkin lagi ngantuk dianya."

Mereka mengobrol sebentar sampai mereka berada di depan pintu,

"Bye, Kook." ujar Jaerin sambil meninju pelan lengan Jungkook.

Jungkook mengambil tangan Jaerin lalu mengusapnya pelan. Ia membuka kepalan tangan Jaerin pelan lalu menautkan tangan mereka,

"Bye juga, noona sayang."

***

"Tidak. Saya menolak!"

"Tunggu, Kate!"

Caitlyn membanting pintu ruangan milik tunangannya dengan sangat keras. Ia menghentakkan kakinya sambil berjalan cepat di koridor.

Tanpa sadar, ia tengah berjalan dan menabrak seorang pria.

"Maaf! Saya buru-buru!" ujar Caitlyn sambil mempercepat langkah kakinya.

noona ; jjk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang